As The Liaison Officer (Takao x Reader)
Genre: Romance
Rate: T
Pagi itu berjalan seperti hari-hari biasanya bagi seorang (Your name). Bangun dari tidur, bersiap-bersiap ke sekolah lalu diantar sang ayah ketika berangkat sudah menjadi rutinitas baginya saat tidak libur. Gadis bermarga (Last name) itu merupakan murid kelas satu di SMA Shuutoku. Jika dari rumahnya, jarak yang harus ia tempuh untuk menuju sekolah cukuplah jauh, karena itu setiap hari ia diantar jemput oleh ayahnya. Walau sebenarnya ia ingin naik kereta seperti teman-temannya yang lain, namun karena sang ayah tak menyetujui, alhasil mau tak mau (Your name) pun menurut.
"Ittekimasu, Otou-san. Arigatou gozaimasu"
Setelah berpamitan kepada ayahnya lalu keluar dari mobil, (Your name) segera berlari menuju kelas. Di tengah larinya ia tak lupa menyapa balik sapaan yang ia terima. Jangan heran, gadis itu merupakan murid populer si SMA Shuutoku. Status yang ia miliki sebagai anak pengusaha terkenal di Jepang memang menjadi salah satu faktor yang membuatnya terkenal. Namun faktor utamanya bukan karena hal tersebut. Kecerdasannya lah yang membuatnya terkenal. Menjadi murid yang berada di peringkat satu kemarin membuatnya dapat dengan mudah dikenali oleh murid lain di sekolahnya. Belum lagi ia juga merupakan manager tim basket SMA Shuutoku.
"Ohayou, (Last name)-chan!", sapa Takao Kazunari, salah satu teman dekat (Your name) di tim basket.
"Ohayou, Takao-kun!"
Takao kini berjalan dengan santainya di samping (Your name), tak mempedulikan tatapan iri dari murid-murid yang lain. Tak lama kemudian mereka telah sampai di depan pintu kelas (Your name).
"Jaa na, Takao-kun! Arigatou!", seru (Your name) riang sebelum akhirnya memasuki kelas.
"Jaa, (Last name)-chan!", balas Takao dengan cengiran khasnya. Setelah itu ia kembali berjalan karena kelasnya masih beberapa meter lagi dari kelas (Your name).
.
Pelajaran pertama untuk kelas (Your name) di pagi itu adalah bahasa Inggris, mata pelajaran yang paling gadis itu suka. Sejak awal guru mengajar, (Your name) selalu memperhatikannya dengan seksama. Di tengah-tengah keseriusan gadis itu dalam memperhatikan, tiba-tiba pintu kelas diketuk. Refleks gadis itu menengokan kepalanya ke pintu.
Pelajaranpun untuk sesaat dihentikan karena sang guru yang sibuk berbicara dengan pelaku pengetukan pintu tadi. Rupanya tamu yang tak diundang tersebut merupakan guru bahasa Inggris untuk kelas tiga. Karena gadis itu duduk di barisan depan, samar-samar ia bisa mendengar namanya disebut dalam pembicataan antara kedua guru tadi.
"Sekarang mari kita lanjutkan pelajaran yang tadi sempat tertunda", ujar Rika-sensei, guru yang tadi mengajar sambil kembali berdiri di depan papan tulis dan mulai menulis materi hari itu.
Berkat kejadian tadi, (Your name) menjadi tak fokus dalam menerima pelajaran. Karena namanya yang sempat disebut-sebut tadi, gadis itu jadi lebih berkonsentrasi menerka kira-kira alasan apa yang membuat namanya sempat disebut.
Tak terasa jam terakhir dalam pelajaran bahasa Inggris hari itupun selesai dan kini waktunya untuk istirahat. (Your name) sudah bersiap-siap untuk meninggalkan kelas menuju kantin, namun baru saja ia berjalan beberapa langkah dari bangkunya, Rika-sensei memanggil.
"(Last name)-san, tolong kemari sebentar"
Dengan berat hati (Your name) pun mendatangi gurunya, takut-takut jika ia dianggap terlibat suatu masalah.
"A-ada apakah, sensei?", tanya (Your name) gugup.
"Setelah pelajaran terakhir hari ini, datanglah ke lab bahasa dan temui Mikami-sensei", ujar perempuan yang menjabat sebagai guru bahasa Inggris tersebut.
Walaupun sedikit ragu, namun (Your name) tetap menyanggupinya.
"H-hai'. Arigatou gozaimasu, sensei", tutur (Your name) sopan. "Saya permisi dulu", kemudian gadis itu membungkuk hormat lalu pergi meninggalkan sang guru.
.
Pelajaran demi pelajaran hari itu sudah selesai. Tanpa terasa sekarang saatnya bagi (Your name) untuk mendatangi lab bahasa seperti yang diberitahukan oleh Rika-sensei tadi.
"Sumimasen. Saya (Full name) dari (Class). Ada perlu apa sensei memanggil saya?", tanya (Your name) sambil mendatangi tempat dimana Mikami-sensei sedang duduk dengan beberapa lembar kertas.
Di lab bahasa itu sudah ada tiga murid selain (Your name), salah satunya ada Takao yang terlihat sedang sibuk dengan sesuatu hingga tak menyadari kehadiran si gadis bersurai (Hair colour).
"Oh, seperti ini. Minggu depan ada lomba debat bahasa Inggris. Dan aku ingin kau menjadi L.O nya"
"Eh? L.O? Maksud sensei Liaison Officer?"
"Benar. Bagaimana? Apa kau mau?"
"Um.. Baiklah. Saya mau", jawab (Your name) pada akhirnya setelah diam selama beberapa saat.
"Baiklah. Kalau begitu bisakah kau mulai berlatih sekarang? Jika ada yang kurang kau pahami, bisa tanyakan padaku"
Setelah berkata seperti itu, Mikami-sensei kembali mengurusi kertas-ketas yang sejak tadi ia pegang. (Your name) yang tidak mengenal siswa lain selain Takao pun memilih untuk mendatangi pemuda berambut hitam itu yang kebetulan sedang duduk terpisah dari yang lain.
"Takao-kun?", sapa (Your name) setelah sebelumnya menjawab sapaan dari murid-murid selain Takao.
Takao mendongakan kepalanya. Seketika ia terkejut setelah mengetahui siapa orang yang sudah memanggilnya itu.
"Oh, (Last name)-chan!", seru Takao kemudian senyuman terkembang di bibirnya. "Eh, ada perlu apa kau disini?"
"Konnichiwa", sapa (Your name) sambil tersenyum. "Maa, Mikami-sensei memintaku menjadi L.O"
"L.O?"
"Takao-kun, jangan bilang kau menjadi seorang debater tapi tidak tahu apa itu L.O", tutur (Your name) sambil memandang Takao dengan tatapan yang seolah berkata 'jangan-bilang-kau-benar-benar-tidak-tahu'
Takao hanya tertawa sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal. (Your name) yang mengetahui jawaban di balik tawa itupun menghela nafas.
"L.O adalah singkatan dari Liaison Officer, Takao-kun"
"Oo.. Jadi, apa tugas dari Lotion Officer itu?"
"Liaison Officer, Takao-kun! L-i-a-i-s-o-n!", seru (Your name) sedikit kesal karena Takao yang tak paham dengan ucapannya.
"Hai'. Hai'. Jadi, apa tugasnya?", Takao kembali bertanya setelah sebelumnya tertawa polos.
Helaan nafas kembali terdengar. (Your name) berusaha menyabarkan dirinya sendiri. Memiliki teman seperti Takao memang ada untung dan ruginya. Untung karena sifat talkative dan easygoing milik Takao dapat mencairkan suasana. Dan ruginya, tawa Takao terkadang membuat (Your name) sebal sendiri. Apalagi tawa Takao ketika tak memahami sesuatu.
"Singkatnya, mempersilakan perwakilan dari masing-masing tim untuk menyampaikan argumen dari motion yang diberikan"
"Ooh.."
Takao mengangguk-anggukan kepala paham. (Your name) tersenyum. Setidaknya dengan adanya Takao ia tak perlu merasa gugup karena tidak kenal akrab dengan debater-debater yang lain.
.
Tak terasa satu minggu telah berlalu. Lomba debat bahasa Inggris yang dimaksudkan oleh Mikami-sensei telah selesai. SMA Shuutoku menjadi juara dua karena adanya SMA Rakuzan yang menjabat sebagai juara pertama tahun kemarin kembali ikut berpartisipasi.
"Eh? Otou-san tidak bisa menjemputku? Hai'. Wakarimasu"
(Your name) yang sudah selesai dengan urusannya dalam lomba itupun sedang bersiap untuk pulang. Namun baru saja ia mendapat telepon dari ayahnya bahwa beliau tidak bisa menjemput dan menyuruh (Your name) untuk meminta salah satu temannya mengantar sampai ke rumah.
"Otou-san benar-benar berlebihan", ucap (Your name) setelah menghela nafas sambil memutuskan sambungan.
Sebenarnya jarak dari rumah (Your name) dengan tempat diadakannya lomba tidaklah jauh. Dengan jalan kakipun gadis itu bisa mencapai rumahnya. Hanya saja karena sang ayah yang overprotective, iapun disuruh untuk meminta temannya mengantar sampai rumah. (Your name) jelas saja keberatan. Alhasil iapun memutuskan untuk pulang dengan jalan kaki, melanggar perkataan ayahnya.
"(Last name)-chan!"
(Your name) yang baru saja melangkah beberapa kali segera menghentikan langkahnya saat mendengar suara yang familiar. Ia tengokan kepala dan mendapati Takao sedang bersepeda ke arahnya dengan sepeda khas yang ia miliki.
"Takao-kun? Konbanwa", sapa (Your name).
"Yo!", balas Takao dengan senyuman. "Tidak biasanya sendirian. Ayahmu dimana?", tanya Takao sambil menuntun sepedanya di samping (Your name).
"Otou-san tidak bisa menjemputku. Karena rumahku cukup dekat dari sini, kuputuskan untuk berjalan saja"
Takao mengangguk paham. Lalu tiba-tiba sebuah pikiran terlintas di benaknya.
"Aku tahu! Bagaimana jika kita pulang bersama? Kebetulan rumahku juga searah. Lagipula tidak baik seorang gadis berjalan sendirian di malam-malam seperti ini. Apalagi seorang anak pengusaha terkenal", tawar Takao tak lupa diselingi cengiran khas nya.
"Eh?"
(Your name) terdiam sejenak. Apa yang Takao ucapkan tidaklah salah. Memang berbahaya jika seorang gadis berjalan sendirian saja seperti ini. Lagipula Takao sendirilah yang menawarinya. Jadi, tak ada alasan untuk menolak bagi (Your name).
"Um.. Baiklah"
"Kalau begitu naik, (Last name)-chan! Kita akan lebih cepat sampai dengan ini!", titah Takao yang saat ini sudah menaiki sepedanya.
"Eh? H-hai'", jawab (Your name) kemudian mengikuti perintah Takao.
.
"(Last name)-chan"
Di tengah perjalanan Takao tiba-tiba memanggil (Your name). Padahal sebelumnya mereka berdua hanya diam, sibuk dengan pikiran masing-masing.
"Hm?", gumaman terdengar sebagai jawaban dari panggilan Takao.
"Aku menyukaimu"
Tuk.
Ponsel (Your name) tiba-tiba jatuh dari genggaman saat mendengar ucapan Takao. (Your name) menatap tak percaya pemuda yang sedang berkonsentrasi dengan jalan itu.
"N-nani?"
"Aku menyukaimu. Sebenarnya sudah sejak dulu. Hanya saja aku baru sadar sekarang. Nee, maukah kau menjadi kekasihku?", tanya Takao tanpa basa-basi.
Mendengar orang lain menyatakan perasaannya secara to the point seperti ini membuat (Your name) gugup. Setelah memikirkan jawaban dengan matang, (Your name) pun berdeham untuk menetralkan detak jantungnya.
"M-motion of the day is 'This House Would Allow Takao Kazunari to be (Full name)'s B-boyfriend'. With (Full name) in g-government team", ucap (Your name) seola-olah masih menjadi L.O dengan terbata-bata karena masih gugup.
Seketika sepeda Takao dihentikan oleh sang empunya.
"Jadi, itu berarti kau mau 'kan, (Last name) -maksudku (First name)-chan?", tanya Takao meyakinkan sambil mengeluarkan senyum khasnya.
"K-kau sudah tahu jawabannya, Ta- K-Kazunari-kun", balas (Your name) sambil mengalihkan pandangannya dari Takao.
Kemudian kedua remaja itupun melanjutkan perjalanannya. Namun mereka tak menyadari bahwa sesampainya di rumah, ayah (Your name) sudah siap menginterogasi sang pemilik hawk's eyes dengan berbagai pertanyaan.
.
A/N:
Ohisashiburi~! Satu bulan lebih saya menghilang dan sekarang kembali dengan Takao Kazunzun! Maaf jika ada kesalahan mengenai motion atau hal-hal lain yang saya tulis tentang debat disini! Oh iya, nama-nama guru yang saya pakai itu cuna asal saja. Maaf jika ada kesamaan nama dengan karakter lain atau mungkin OC milik readertachi. (Awalnya mau saya kasih nama Koro-sensei sama Nueno-sensei saja karena terlalu malas cari nama. Tehehe)
Saa, jaa matta, readertachi~!
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top