Are You Fine? (Himuro x Reader)

Genre: Romance

Rate: T

Readertachi~! Saya kembali membawa request dari @Mita-chan . Saa, douzo! Hope you'll like it, readertachi~!

Suasana yang cerah menyambut pagi di SMA Yousen. Di pagi yang cerah itu, (Your name), salah satu siswi disana tengah berjalan santai menuju kelasnya. Banyak tatapan yang ia dapat tatkala gadis itu tengah melangkahkan kaki. Wajar saja, seorang gadis yang perfect sepertinya pasti memiliki banyak fans. Walaupun tidak sedikit juga yang menatapnya dengan pandangan iri.

"(Last name)-san!", seruan salah seorang siswa terdengar. Laki-laki itu mulai melangkahkan kaki mendekati sang idola.

"Nani ka?", balas (Your name) sambil menghentikan langkahnya.

"Maukah kau sepulang sekolah pergi bersamaku?", tanya pemuda tadi penuh harap, mengabaikan berbagai pandangan dari murid-murid lain yang melihatnya.

"Gomennasai. Aku tidak bisa. Selain ada tugas dari student council, aku juga sudah memiliki kekasih. Hontou ni gomennasai", tolak gadis itu halus sambil membungkuk, merasa tidak enak karena mungkin telah mengecewakan seseorang.

Namun pemuda tadi justru tersenyum. Rupanya dia sudah menyadari bahwa nantinya ia hanya akan ditolak. Dan setelah itu ia pun melangkahkan kaki pergi.

.

Bel istirahat baru saja berbunyi. (Your name) yang awalnya ingin melangkahkan kaki ke kantin harus mengurungkan niatnya karena tarikan seseorang. Orang itu membawa gadis tersebut ke atap sekolah. Sesampainya disana, ia pun melepaskan genggaman tangan dari si idola.

"Nani, (Boyfriend's name)?", tanya (Your name) setelah ia melihat kekasihnya yang hanya diam sejak tadi.

"(First name)"

"Hm?"

"Kupikir hubungan kita sampai disini"

Dan setelah itu, tanpa mengucapkan sepatah katapun, si pemuda melenggang pergi dengan santainya. Mendengar apa yang diucapkan pemuda tadi jelas membuat (Your name) membatu. Kekasihnya yang sudah beberapa bulan bersama tiba-tiba saja berkata seperti itu tanpa alasan yang jelas.

"Maa. Lebih baik aku disini saja dulu", ujar gadis itu lirih kepada dirinya sendiri sambil tersenyum sendu. Airmata yang sejak tadi berusaha dia tahan tak dapat dibendung lagi.

Namun hal itu tak berjalan lama, tepat ketika bel masuk berbunyi, airmata (Your name) telah mengering. Dia tahu kejadian tadi menyakiti perasaannya. Tapi tidak seharusnya ia bersedih terlalu lama. Dia adalah ketua student council di Yousen. Dan itu berarti ia memiliki tanggung jawab yang besar.

"Sekarang saatnya kembali ke kelas", tutur gadis itu kepada diri sendiri sambil mulai melangkahkan kaki pergi dari atap.

.

"(Last name)-san"

Seorang pemuda berambut hitam tengah menghampiri seorang gadis bersurai (Hair Colour) yang saat itu masih duduk di bangkunya. Bel pulang telah berbunyi beberapa menit yang lalu. Namun (Your name), gadis bersurai (Hair Colour) tadi tidak sedikitpun mengangkat kaki untuk pergi dari kelasnya.

"Nani, Himuro-kun?", tanya gadis itu sambil menatap Himuro yang sudah sampai di samping bangkunya.

"Bukankah sekarang ada rapat?", Himuro justru balik bertanya.

Mendengar ucapan Himuro sontak membuat (Your name) bangkit dari duduknya dan menggebrak meja. Cukup membuat Himuro berjengkit sedikit karena kaget.

"Astaga! Aku lupa!", seru (Your name). Dan tanpa basa-basi gadis itu segera mengemasi barang dengan asal dan berlari keluar kelas menuju ruang rapat student council.

Himuro hanya bisa menatap ketua nya dengan heran. Lalu kemudian ia pun ikut berlari ke tempat perginya sang ketua.

"Gomennasai, minna. Maaf karena sudah lalai dalam rapat kali ini", tutur (Your name) seusai memimpin jalannya rapat.

Semua orang yang ada di ruangan itu hanya bisa memandang penuh tanda tanya. Hari ini ketua mereka benar-benar aneh. Karena tidak biasanya seorang (Your name) sampai melupakan sesuatu terutama yang berhubungan dengan sekolah. Bukan hanya itu, saat menjelaskan hal-hal dalam rapat tadi, gadis itu juga beberapa kali salah mengucapkan kata. Tentunya hal itu tidak wajar karena (Your name) selalu bisa berkata didepan banyak orang tanpa gugup. Namun tak ada satupun dari mereka yang berani bertanya. Mungkin karena hal itu bukanlah urusan mereka serta dirasa kurang sopan.

.

Keesokan harinya hal aneh kembali terjadi kepada diri (Your name). Gadis yang biasanya selalu tampil rapi kini tampak begitu kacau. Kantung mata terlihat bersarang di wajahnya. Dia tampak sangat lesu dan lelah.

"Ittai!", pekik gadis itu tiba-tiba ketika jam pelajaran memasak. Rupanya tanpa sengaja (Your name) telah mengiris jarinya sendiri. Sontak sensei yang mendengar jeritan gadis itu langsung mendatanginya.

"Ada apa, (Last name)-san? Tidak biasanya anda seperti ini. Lebih baik bawa ke ruang kesehatan lalu obati lukanya", tutur sensei dengan khawatir.

(Your name) hanya mengangguk. Lalu setelah meminta izin sebelumnya, ia pun melangkahkan kaki ke ruang kesehatan.

'Jangan terlalu memikirkannya, (First name)! Hal itu tidak penting! Laki-laki bukan hanya dia saja!', seru (Your name) dalam hati sambil membalut jarinya dengan bandage.

Ternyata semua alasan di balik keanehan yang terjadi pada (Your name) adalah kejadian kemarin. Dimana kekasihnya memutuskan hubungan secara sepihak. (Your name) memang berniat untuk tidak terlalu memikirkannya, namun ia tidak bisa. Tadi malam gadis itu bahkan kembali menangis. Apalagi ketika mengingat kenangan-kenangan bahagianya dulu dengan (Ex-boyfriend's name).

.

Hari demi hari telah berlalu. Semenjak (Your name) putus hubungan dengan (Ex-boyfiend's name), gadis itu terus saja menjadi down. Walau tidak separah ketika awal dulu, namun (Your name) masih belum sepenuhnya kembali menjadi diri sendiri. Dia masih sering melamun di kelas. Hal itu wajar, karena (Your name) sangat menyayangi kekasihnya dulu. Dan saat tiba-tiba pemuda itu memutuskan hubungan tanpa alasan yang jelas, hal tersebut jelas saja membawa dampak yang hebat bagi (Your name).

"(Last name)-san, jangan lupa urus berkas-berkas kemarin", titah salah satu teman (Your name) ketika gadis itu tengah mengemasi barang-barangnya.

"Hai'. Akan segera kuurus"

Lalu setelah mengucapkan salam, gadis itu segera berjalan ke ruang rapat kemarin. Perlahan namun pasti (Your name) terus berjalan. Untuk hari ini dia berniat tinggal lebih lama di sekolah. Selain karena dia bosan di rumah, gadis itu juga merasa lebih nyaman jika harus mengerjakan tugas-tugasnya sebagai ketua. Lagipula dia hanya akan larut kembali dalam kesedihan jika tidak ada kesibukan yang bisa ia kerjakan.

"Dimana berkas yang dimaksud tadi ya?"

(Your name) mulai mencari-cari letak berkas yang dimaksud. Lalu berkas itu ia temukan terletak di atas meja panjang dekat jendela. (Your name) pun segera menarik kursi lalu meneliti kembali berkas itu. Jika ada yang belum diisi atau dirasa kurang benar, maka gadis itu akan mengurusnya.

Baru beberapa menit (Your name) duduk disana sambil mengurus dokumen, tiba-tiba pintu ruangan terbuka. Spontan gadis itu langsung saja menengokan kepala ke arah sumber suara. Dan kini (Your name) dapat melihat seorang pemuda yang tengah berdiri di ambang pintu. Himuro Tatsuya, teman sekelas serta salah satu anggota student council dan tim basket di SMA Yousen. Salah satu siswa kelas satu yang juga memiliki segudang fans.

"(Last name)-san?"

"Himuro-kun?"

Untuk beberapa saat keduanya hanya saling menatap. Hingga pada akhirnya Himuro memutuskan untuk melangkahkan kaki mendekati (Your name).

"Apa yang kau lakukan disini, (Last name)-san?", tanya Himuro ramah sambil tersenyum seperti biasa.

"Mengurus dokumen-dokumen ini. Himuro-kun sendiri?"

Lalu Himuro mengambil beberapa lembar kertas di dekat (Your name). Kemudian pemuda itu menarik kursi dan menempatkan diri di samping sang ketua.

"Mengambil ini lalu pulang", jawab Himuro singkat.

"Sou ka", ucap (Your name) disusul gumaman paham.

Untuk sejenak hanya keheningan yang mengisi ruangan itu. Namun kemudian Himuro kembali membuka pembicaraan.

"Apa kau baik-baik saja, (Last name)-san?"

"Eh?"

Seketika (Your name) menatap bingung pemuda di sampingnya. Akan tetapi pemuda yang ditatap hanya tersenyum.

"Tentu saja aku baik-baik saja", jawab (Your name) yang sebenarnya masih belum paham dengan pertanyaan Himuro.

"Benarkah? Syukurlah kalau begitu", balas Himuro masih dengan senyuman ramahnya. "Jika ada sesuatu yang sekiranya mengganggumu, ceritakan saja kepadaku. Karena akhir-akhir ini kulihat pemimpin student council kita sedang tidak dalam keadaan baik", tutur Himuro panjang lebar.

Setelah itu Himuro pun bangkit dari duduknya. Kemudian pemuda itu mulai melangkahkan kaki keluar dari ruangan tersebut. Meninggalkan (Your name) yang saat ini hanya bisa menatap penuh kebingungan.

.

Tanpa terasa satu minggu telah berlalu semenjak pertemuan tidak sengaja antara (Your name) dan Himuro di ruang student council dulu. Dan semenjak hari itu pula (Your name) menjadi semakin dekat dengan si pemuda berponi sebelah. Bukan hanya itu, perlahan namun pasti (Your name) sudah bisa berhenti memikirkan kesedihannya. Karena pada akhirnya gadis itu memutuskan untuk menceritakan masalahnya kepada Himuro dan beruntung pemuda itu bisa menghiburnya.

"Moshi moshi. Nani, Himuro-kun?"

Sore itu (Your name) mendapat panggilan dari Himuro. Rupanya saat ini Himuro ingin mengajaknya pergi.

"Kebetulan Atsushi juga sedang ingin mencari persediaan snack. Apakah kau mau, (Last name)-san?"

(Your name) berpikir sejenak. Kemudian gadis itu menggangguk. Tapi sesegera mungkin ia menyadari bahwa Himuro tidak akan mungkin melihat anggukannya.

"Aku mau. Kutunggu di taman ya, Himuro-kun?"

"Hai'. Jaa matta na, (Last name)-san"

"Jaa matta, Himuro-kun"

Dan setelah itu (Your name) segera memutus sambungan lalu bersiap-siap. Beberapa menit kemudian gadis itu telah sampai di taman yang dimaksud.

"Himuro-kun! Kochira!", seru (Your name) tatkala ia melihat Himuro yang juga telah sampai di taman. Tak lupa seorang pemuda yang sangat tinggi di sampingnya.

Mendengar panggilan (Your name) sontak membuat Himuro melangkahkan kakinya mendekati gadis itu. Tak perlu basa-basi, kini keduanya mulai melangkahkan kaki untuk mencari barang yang diinginkan. Atau mungkin lebih tepatnya snack yang diinginkan si pemuda surai violet.

.

"Murasakibara-kun bisa menghabiskan snack sebanyak itu?", tanya (Your name) membuka pembicaraan ketika ketiga remaja itu tengah berjalan setelah mendapat barang yang diinginkan.

Murasakibara, pemuda yang kini membawa snack sekantung penuh, hanya bergumam sebagai jawaban. (Your name) pun juga hanya bisa menggangguk-angguk paham. Walau sebenarnya gadis itu masih sedikit heran.

"Nee, (Last name)chin"

"Nani, Murasakibara-kun?"

"Kenapa dulu (Last name)chin tampak tidak sehat?"

(Your name) harus berpikir sejenak untuk menjawab pertanyaan teman sekelasnya yang satu itu.

"Aku baik-baik saja, Murasakibara-kun", jawab gadis itu pada akhirnya.

"Hontou ka? (Last name)chin tidak habis putus dengan kekasih (Last name)chin?"

Dan seketika pertanyaan dari si surai violet membuat gadis itu menghentikan langkahnya, yang mana juga membuat dua orang pemuda tadi ikut berhenti.

"Atsushi jangan berkata seperti itu", ujar Himuro sedikit khawatir melihat perubahan seketika dari (Your name).

"Kenapa (Last name)chin tidak dengan Murochin saja? Murochin itu baik", tutur Murasakibara santai, tidak mengindahkan ucapan Himuro tadi.

"Eh?", Himuro dan (Your name) berkata dalam waktu yang sama. Terlihat dengan jelas bahwa keduanya sedang kaget dan heran.

"Murochin memang baik. Buktinya dia sering bertanya tentang keadaan (Last name)chin kepadaku. Padahal jelas-jelas kalau aku ini tidak dekat dengan (Last name)chin tapi Murochin tetap saja bertanya. Merepotkan~", jelas si titan panjang lebar dengan malas seperti biasa.

Lalu seketika suasana menjadi hening. Entah (Your name) maupun Himuro, keduanya sama-sama tidak tahu harus berkata apa. Hingga pada akhirnya suara dehaman dari Himuro terdengar.

"Ano, (Last name)-san. Sebelum Atsushi mengatakan semuanya, lebih baik aku mendahuluinya saja", jeda sejenak sebelum kemudian Himuro kembali berkata. "Maukah kau menjadi kekasihku? Aku memang mengkhawatirkanmu. Apalagi ketika melihatmu yang sedikit aneh dulu. (Last name)-san yang biasanya perfect menjadi down"

Sekarang (Your name) semakin tak bisa berkata-kata. Himuro, pemuda yang sebenarnya telah mencuri hatinya diam-diam, menyatakan perasaannya saat ini. (Your name) sama sekali tidak menyangkanya.

"A-aku.. Mau", jawab (Your name) gugup sambil mengalihkan pandangannya. "J-Jaa matta na, T-Tatsuya-kun", lalu tanpa aba-aba apapun gadis itu langsung berjalan mendahului kedua pemuda yang tadi bersamanya. Meninggalkan kedua pemuda itu berdiri disana dengan sedikit heran.

"Jaa matta, (Last name)chin~"

'Jaa matta na, (First name)', batin Himuro sambil tersenyum. "Saa, ayo kita pulang, Atsushi", titah Himuro kemudian melangkahkan kaki.

"Hai'~", dan Murasakibara pun juga melakukan hal yang sama.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top