Aitai yo! (Mayuzumi x Reader)

Genre: Romance

Rate: T (or K+? Or T-? I don't know)

  "Mayuzumi-senpai!"

  Seruan riang terdengar dari mulut seorang gadis yang kini telah membuka pintu atap dengan kerasnya. Apa yang ia lakukan tersebut membuat orang yang tengah duduk disana sedikit merasa terkejut. Walaupun ekspresi matanya tetap saja kosong.

  Gadis dengan surai (Hair colour) itu melangkahkan kaki tanpa basa-basi. Menghampiri pemuda berambut abu-abu yang sedang membaca sebuah buku.

  "Nee, senpai. Kau tahu-"

  "Tidak"

  Salah seorang yang lebih tua memotong ucapan yang lainnya tanpa merasa bersalah sedikitpun. Gadis yang ucapannya dipotong mendengus kesal dan menggembungkan pipi sebal.

  "Aku belum memberitahumu!"

  "Karena itulah aku bilang 'tidak'"

  Seruan frustasi terdengar dari yang lebih muda. Senpai nya yang satu ini benar-benar menjengkelkan. Tapi mau bagaimana lagi? Lagipula awal perkenalan mereka juga karena sebuah keributan. Karena (Your name) yang sering kesal dengan kedatangan tiba-tiba pemuda tersebut.

  "Iya iya! Dasar menyebalkan!", gadis itu menempatkan diri di samping kakak kelasnya. "Kalau begitu aku akan memberitahumu! Jadi, dengarkan!"

  Lalu gadis manis tersebut mulai bercerita. Menceritakan tentang kedua orangtua nya yang akan pergi ke Amerika selama satu minggu kedepan. Ia tampak antusias sekali. Padahal pemuda disampingnya tak memberi perhatian sedikitpun. Pemuda itu lebih memilih untuk lanjut membaca light novel nya.

  "Waah.. Aku benar-benar senang! Itu berarti aku akan bebas selama satu minggu ini!"

  "(Last name)"

  Gadis yang baru saja selesai bercerita tadi langsung mengalihkan pandangan ke pemuda disampingnya. Menatapnya dengan tatapan yang seolah berkata 'ada-apa-kau-memanggilku?'

  "Tidak jadi"

  Dan tanpa ada suara lagi, pemuda itu langsung melangkahkan kaki pergi dari tempat tersebut. Membuat geram gadis yang tadi menatapnya bingung.

  "Mayuzumi Chihiro! Menyebalkan!", seru (Your name) kemudian berlari menyusul pemuda bernama Mayuzumi tadi.

  Yup. Seperti itulah keseharian seorang (Full name). Berdebat dengan Mayuzumi dan mengejar pemuda itu lalu memukulnya jika sebal. Memang aneh. Tapi lama-kelamaan keduanya mulai terbiasa. Dan sejujurnya, (Your name) merasa familiar dengan Mayuzumi. Hanya saja gadis itu tidak terlalu mengerti.

.

  Waktu sekolah telah usai. Kini saatnya bagi (Your name) untuk pulang ke rumahnya. Dengan senang hati dia pun berjalan pergi dari sekolah. Sambil bersenandung pelan, dia mulai melangkahkan kaki meninggalkan SMA Rakuzan.

  Kekesalan yang tadi ia rasakan karena mobil jemputannya tak bisa datang menghilang. Hal itu tidak masalah karena rumah (Your name) tidak berjarak terlalu jauh dari sekolahnya. Walau tetap saja dia masih sedikit sebal karena kedua orangtua nya sudah pergi ke bandara saat ia bersekolah tadi.

  "Aku bebas~!", teriak (Your name) penuh kebahagiaan sambil menjatuhkan dirinya ke ranjang sesampainya ia di kamar milik sendiri.

  Saat tengah bersenang-senang merayakan kebebasannya, tiba-tiba ponsel milik gadis itu berdering. Sebuah panggilan masuk dari ibunya.

  "(First name)-chan. Kaa-san hanya ingin mengatakan kalau nanti orang yang kaa-san suruh untuk mengawasimu akan datang. Mungkin saat makan malam nanti", tutur sang ibu dengan nada bicaranya yang lembut.

  Respon dari gadis itu adalah sebuah 'eh' panjang yang memekakan telinga.

  "Tenang saja. Kamu mengenalnya kok. Yah, walaupun dia lebih tua dua tahun darimu. Dan seingat kaa-san, saat masih kecil kamu sering bercerita tentangnya", ucap sang ibu. "Saa, sayounara, (First name)-chan. Jaga diri baik-baik ya? Selamat malam, (First name)-chan. Semoga kamu mengingatnya", lanjut wanita itu sebelum akhirnya memutus sambungan.

  (Your name) menatap telepon genggamnya dengan heran. Sering bercerita tentangnya sewaktu kecil? Mungkinkah dia?

-Flashback-

  Seorang gadis kecil sedang berlarian dengan riang di taman. Kesana kemari, terbang dengan tangan membentang layaknya pesawat sambil berseru 'ngeeeng~', menirukan suara pesawat itu sendiri. Atau mungkin berkata '(Your name) adalah pesawat jet~ Wuuus..' sambil terus berputar.

  Gadis itu terus berlarian mengelilingi sebuah air mancur. Beberapa kali ia sudah berputar, namun gadis itu tak berhenti juga. Hingga saat ia akan pergi dari sana, tanpa sengaja sebuah batu ia sandung, membuatnya jatuh seketika dengan wajah lebih dulu.

  "Huaaaa... hiks.. hiks.. huaaa.."

  Sontak saja (Your name) kecil menangis. Hidungnya sakit, perih, bahkan mengeluarkan darah. Dia terus memanggil sang ibu namun ibunya tak kunjung datang.

  "Daijoubu ka?"

  Seorang anak laki-laki menghampiri gadis itu. Dia menatap wajah (Your name) dengan khawatir. Dengan pelan, anak tadi memegang hidung kecil (Your name) yang memerah karena darah. Dan membersihkannya dengan sapu tangan yang ia bawa.

  "Ittai!", pekik (Your name) tiba-tiba. "Hiks.. ittai yo.."

  "G-gomen! Hanya saja kalau tidak segera dibersihkan akan infeksi nanti", tuturnya.

  Tak tahu mengapa, (Your name) perlahan tersenyum. Senyuman polos khas seorang anak kecil. Ia tatap anak didepannya dengan wajah senang. Namun anak yang ditatap tidak menyadarinya, ia masih sibuk membersihkan luka milik (Your name).

  "Arigatou gozaimasu", setelah lukanya selesai dibersihkan, gadis itu langsung berdiri dan membungkuk.

  "Douitashimashite", balas anak tadi ikut berdiri. "Ano.. namae wa?"

  "(Full name) desu!", jawab (Your name) riang. "Anata wa?"

  "Aa. Aku-"

  "Hiro!"

  Saat anak tadi akan menjawab pertanyaan (Your name), tiba-tiba seorang wanita paruh baya memanggilnya. Wanita itu tampak tengah mencari-cari anak tadi.

  "Maa, gomen. Kaa-san sudah memanggilku. Jaa, (First name)-chan!"

  Dengan itu anak bernama Hiro tadi segera beranjak meninggalkan (Your name) sambil melambaikan tangan. Senyum lebar sempat terpasang di wajahnya. Dan hal itu membuat (Your name) tanpa sadar juga ikut tersenyum.

  "Hai'. Jaa, Hiro-kun!", balas (Your name) sambil balas melambaikan tangan.

  Tak lama kemudian, ibu (Your name) datang. Wajahnya tampak cemas sekali. Oh, rupanya (Your name) kecil tidak bilang dulu kepada ibunya saat akan bermain. Alhasil sang ibu pun harus berkeliling mencari-carinya dulu tadi.
-End of Flashback-

  Tanpa disadari, gadis itu mengulum senyum. Anak laki-laki bernama Hiro itu entah mengapa selalu membuatnya bahagia. Mengingat senyumannya membuat (Your name) ikut merasa senang. Namun di satu sisi ia juga sedih. Ia merindukan anak laki-laki berambut abu-abu tersebut.

  "Uuh.. Aku ingin bertemu dengannya", tutur gadis itu kepada dirinya sendiri. "Seandainya saja dulu Kaa-san dan Tou-san tidak membawa ku ke Amerika"

  Memang setelah kejadian itu, (Your name) harus ikut kedua orangtua nya ke sana. Mereka tinggal disana hingga gadis itu lulus SMP. Karena itulah ia tak sempat mencari tahu tentang Hiro. Namun setidaknya dulu dia sering bercerita kepada sang ibu.

  "Tapi tidak ada gunanya memikirkan hal yang sudah berlalu!", seru gadis itu berusaha menghibur dirinya sendiri. 'Semoga saja orang yang dimaksud Kaa-san adalah Hiro', batin (Your name) masih berharap.

.

  Malam telah tiba. (Your name) masih berkutik di dapur dengan berbagai macam bahan masakan dan peralatannya. Dengan cekatan gadis itu memasak hidangan untuk makan malam nanti. Karena ia terlahir dari keluarga berada, bukan berarti (Your name) tidak bisa memasak. Justru karena itulah ia harus belajar mandiri. Supaya ketika kedua orangtua nya pergi, dia tidak masalah dengan kehidupannya.

  "Hai'~ Matte!", seru gadis itu tatkala ia mendengar bunyi bel yang ditekan.

Apron yang dipakainya langsung saja ia lepas. Setelah mematikan kompor, ia segera melangkahkan kaki ke pintu. Dan setelah (Your name) membukanya, sekarang terkejutlah ia dengan amat sangat. Tamu nya sungguh di luar dugaan.

  "M-Mayuzumi-senpai?!", pekik (Your name) sambil menunjuk pemuda didepannya dengan tidak sopan. "Mengapa kau disini?!"

  Seperti biasa, Mayuzumi hanya menatap (Your name) dengan datar. Lalu dengan santainya ia masuk ke rumah (Your name) tanpa mengucap sepatah kata pun.

  "Oi! Matte!", tak lama kemudian (Your name) berlari menyusulnya. "Jawab pertanyaanku, senpai!", titah gadis itu sambil menarik ujung kemeja Mayuzumi.

  Mayuzumi terpaksa menghentikan langkahnya. Dia menengok dan menatap (Your name) dengan tatapan datar seperti biasa.

  "Kau belum menyadarinya juga?", lalu helaan nafas pun terdengar. "Sekarang sudah waktunya makan malam. Akan kujawab setelah itu"

  "Nani?!"

  Tapi setelah itu (Your name) hanya bisa mendengus pasrah.

.

  Makan malam telah usai. Suasana ketika di meja makan tadi sangatlah hening. Tak ada satu pun dari mereka yang membuka pembicaraan. Dan setelah makan malam yang sunyi tadi, mereka berdua memutuskan untuk duduk bersama di ruang keluarga.

  "Nee, senpai. Jawab pertanyaanku yang tadi", ujar (Your name) membuka pembicaraan. Pandangannya menatap malas pada televisi yang ia gonta-ganti channel nya.

  Lain (Your name) lain juga Mayuzumi. Dia kini sedang sibuk dengan light novel yang ia bawa.

  "Aku tidak ingat pertanyaanmu", balas Mayuzumi datar. Masih dengan tenangnya membaca kalimat demi kalimat di light novel nya.

  Habis sudah kesabaran gadis itu. Seketika ia bangkit dari duduknya lalu menatap Mayuzumi dengan pandangan kesal.

  "Senpai! Aku tahu kau itu pintar! Jadi jangan berlagak bodoh!", (Your name) mulai menyerukan kekesalannya. Tanpa henti dia berkata dan berjalan mondar-mandir hanya untuk mengatakan betapa menyebalkannya Mayuzumi.

  Tiba-tiba tangan (Your name) ditarik oleh Mayuzumi ketika gadis itu sedang asik mengoceh. Membuat (Your name) jatuh terbaring di sofa seketika.

  "Ittai.. Nee, sen-", jeda sesaat. "Kyaaaa!", dilanjutkan jeritan (Your name) yang memekakan telinga.

  Bagaimana (Your name) tidak menjerit? Kini Mayuzumi berada diatasnya. Memerangkap gadis itu dengan kedua lengannya. Tidak memberi sedikitpun celah supaya (Your name) bisa pergi.

  "Senpai hen- mmph!"

  Tak tahan dengan suara (Your name) yang cukup membuat telinganya sakit, Mayuzumi segera menutup mulut gadis itu dengan salah satu tangannya. Lalu ia mendesis, memberi isyarat supaya (Your name) diam.

  "Kau terlalu banyak bergerak", komen pemuda berambut abu-abu itu.

  Rupanya semua yang dilakukan Mayuzumi hanya semata-mata supaya (Your name) tidak mondar-mandir lagi.

  "Ibumu yang menyuruhku kesini. Dan asal kau tahu saja, aku adalah Hiro", tutur Mayuzumi dengan datar. "Sepertinya kau tidak mengingatku", dengan itu Mayuzumi kembali ke posisi duduknya.

  Untuk beberapa saat (Your name) hanya bisa terbengong. Otaknya sedang memproses apa yang baru saja Mayuzumi katakan.

  'Hiro? Hiro yang itu? Hiro yang tersenyum lebar dulu?! JANGAN BERCANDA', gadis itu sedang mengalami konflik batin. Di satu sisi ia tidak percaya, di sisi lain ia berharap hal itu benar.

  "Mayuzumi-senpai pasti berbohong 'kan?", tuduh (Your name) sambil menunjuk Mayuzumi dengan tidak santainya.

  Mayuzumi tidak bergeming sedikitpun. Dia kembali membaca light novel nya. Hanya tatapan datar khas seorang Mayuzumi yang (Your name) dapat sebagai jawaban.

  "Tidak", ucap pemuda itu dengan singkat. "Aku Mayuzumi Chihiro", tambahnya dengan penekanan pada kata 'Hiro'.

  Kini (Your name) hanya bisa mematung. Nama lengkap Mayuzumi terulang-ulang di benaknya. Dan seketika tatapan bingung milik gadis itu berubah menadi pandangan penuh binar rasa bahagia.

  "Benarkah?! Hiro-kun?!", seru (Your name) belum yakin. "Yokatta!", lalu tiba-tiba saja (Your name) memeluk Mayuzumi hingga pemuda itu jatuh dari sofa. "Aitai yo, Hiro-kun!"

  (Your name) bahagia. Sangat bahagia. Jadi, selama ini orang yang ia rindukan sudah berada disampingnya setiap saat? Sekalipun hanya pertengkaran yang sering terjadi diantara mereka berdua, gadis itu tetap merasa senang. Pantas saja ia tidak merasa asing dengan Mayuzumi.

  Awalnya Mayuzumi sempat kaget dengan reaksi (Your name) yang diluar dugaannya. Tidak ia sangka gadis itu justru akan memeluknya seperti ini. Dia kira, (Your name) tetap tidak akan percaya dengan ucapannya.

  "Hisashiburi da ne, (First name)"

  Dan pemuda itu membalas pelukan (Your name). Senyuman tipis terukir di bibirnya. Walaupun dia tidak tersenyum lebar seperti dulu, namun saat ini dia benar-benar bahagia. Karena kini, ia bisa bertemu dengan gadis yang telah membawa separuh hatinya sejak mereka pertama bertemu dulu.

.

A/N:
Yo, readertachi~! Saya datang membawa sang Phantom Sixth Man nya Rakuzan. Saya juga masih bingung sebenarnya sama fic yang satu ini. Sebenarnya, mau sih cerita detail tentang hubungan (Your name) dengan Mayu sewaktu SMA. Hanya saja bingung harus dimasukan dimana. Ya sudahlah, pada akhirnya jadilah seperti ini. Hope you all will like it!
Saa, jaa matta, readertachi~!


Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top