Haruhi no KaraOkE?? (plus story)
"Jya, karaoke iku ... ka na?" (kalau begitu karaoke, bagaimana?)
Kalimat itu langsung menyadarkan Haruhi bahwa ia telah salah menyerahkan pemilihan tempat kencan pada Kuroko.
"Karaoke?"
Kuroko mengangguk. Namun melihat Haruhi yang tampak ragu akan pilihannya membuat perasaannya sedikit ganjal. "Apa ... karaoke tak bagus?" tanyanya cemas.
Senyuman di wajah Kuroko menghilang dan itu penyebabnya karena dirinya yang ragu menjawab pilihan kekasihnya. Haruhi langsung menggeleng. "Tak apa! Karaoke? Boleh! Aku suka," jawabnya penuh semangat. Meski sebenarnya....
Ia tak mau mengecewakan Kuroko, ia juga tak mau melewatkan kesempatan langka kencan berdua saja dengan seniornya itu. Di tengah kesibukan latihan untuk pertandingan Winter Cup, pada akhirnya ada hari libur yang bisa dimanfaatkannya untuk berdua saja. Belum lagi umur hubungan mereka yang baru sebesar biji jagung.
"Kalau begitu, hari Minggu kutunggu di halte seperti biasa," putus Kuroko.
Haruhi kembali mengangguk.
Persimpangan jalan menyadarkan mereka untuk berpisah hari ini. Kuroko melambaikan tangan padanya, begitu pula dengan sang manajer basket Seirin ini. ia tetap tersenyum, melambaikan tangan seperti biasa. Setelah Kuroko membalikkan badan seluruh keringatnya membanjiri pelipis. Dan ia pun tertunduk.
"Ka-karaokeee??" gumamnya sedih.
Dan ia pun teringat seseorang.
Haruhi gadis yang penuh semangat dan pantang menyerah ini pun mendapatkan ide untuk solusi kencannya minggu ini. ia benar-benar punya masalah soal karaoke. Bukan karaokenya, tetapi: K-ara-O-k-E, huruf kecil dicoret, tinggalkan K-O-E.
Ya. Suaranya!
Haruhi melangkah berbalik, setengah berlari menuju tempat yang kemungkinan besar dapat membantunya dalam mengatasi K-O-E-nya. Setiba di simpang empat, tepat sebelum menyeberang, rumah yang sekaligus menjadi kantor jasa pengiriman barang itu berada. Ia langsung berbelok dan berdiri di depan kantor tersebut, mengejutkan karyawan yang sedang mengemasi kardus untuk dibawa.
Napasnya masih tersengal sehabis berlari. "Di-dima-na....?"
"Eh? Haruhi-chan bukan?" tanya karyawan yang sudah lama bekerja di kantor jasa tersebut.
Haruhi menatapnya tajam. "Watanabe-jichan! Yuko ... ada Yuko di rumah?"
Karyawan itu salah sangka, ia pikir Haruhi sedang bertengkar dengan anak pemilik kantor jasa tersebut dan mencarinya untuk bicara empat mata. "Yu-Yuko-chan belum pulang—"
"HUWAAAPAAA??!"
"Haruhi-chan?"
Haruhi membalikkan badannya. Matanya menemukan sosok sahabatnya yang baru saja tiba di depan rumahnya. Yuko menatap Haruhi penuh kebingungan. Tiba-tiba wajah Haruhi berubah, ekspresi penuh kenistaan!
Air matanya mengalir, "Yuuukuooo-chuaaan~ tholonghin hakuh, huee~," dan langsung memeluk Yuko.
Yuko sentak kaget. "Haruhi-chan, ada apa?"
"Ku-Kuroko-senpai ... Kuroko-senpai ... ngajak aku ... kencan...."
Sedetik kemudian mendengar itu Yuko berubah ekspresi, sedaritadi kalut berubah menjadi facepoker, dengan suara hati "diajak kencan kenapa nangis bego?". Namun ia tetap diam mendengar lanjutan kalimat sahabatnya itu.
"....tapi ... perginya ke ... ke ... karaoke! Hiks-hiks-hikss. Su-suarakuuu...."
Yuko terenyak. Ia tahu masalah yang satu ini amat serius! Ia telah berteman dengan Haruhi sejak kelas dua SD, semua kelebihan dan kekurangan sahabatnya itu telah hapal di luar kepalanya. Ia tak bisa bicara di luar seperti ini, tidak dengan Haruhi yang tersedu-sedu curhat tentang hubungannya dan rencana kencannya.
"Haruhi-chan, kita ngobrolnya di dalam saja ya?" ajak Yuko.
Haruhi langsung mengangguk, bersamaan dengan suara ingus yang diseruput.
***
Tak ada cara lain selain mengasah pita suara sang mantan the Queen of Basketball dengan julukan Haru ini. Hari Minggu itu lusa, namun besok Yuko ada kegiatan di perpustakaan sekolah yang tak bisa ditinggalkannya. Karena itu malam ini juga mereka berdua berangkat menuju tempat karaoke terdekat. Sebelumnya Haruhi telah mengirim pesan ke Mika kalau ia pulang telat dan pergi dengan Yuko.
"Nanti kalo ketemu om-om genit gimana?" bisik Haruhi takut.
"Pekerja belum pulang jam segini. Udah, jangan cemas, ada aku juga!"
Haruhi mengangguk lega, ia sebenarnya sudah tenang kalau Yuko yang menemaninya. Meski Yuko lebih pendek darinya namun kekuatan sahabatnya itu jauh bertenaga darinya—jika dalam keadaan terdesak!
"Kalo pria-pria kesepian gimana?" kecemasannya muncul kembali saat Yuko akan membuka pintu masuk karaoke.
Yuko ber-eh sesaat, berpikir. "Kalo cakep sih gak pa-pa," candanya.
"Kalo hentai gimana?"
"Tenang aja, gak ada yang berani lawan aku." Yuko pun mendorong pintu, kakinya melangkah masuk, diikuti Haruhi yang memegang ujung bajunya dari belakang. "Lagi pula untuk apa cemas? Kita tak akan bertemu orang aneh di si—"
Kalimatnya terpotong saat kedua matanya menangkap sosok lelaki tinggi putih dengan rambut pirang yang sangat dikenalnya. Tak hanya Yuko, Haruhi yang sudah mengenal lelaki itu sejak kecil ikut menjerit dalam hati.
"Waah, Haruhicchi—"
"Kita cari tempat karaoke lain," ujar Yuko berbalik badan.
"Setuju," balas Haruhi.
"Tunggu sebentar, Shiraicchi! Kenapa pergi? Haruhicchi??"
Dua gadis itu langsung menatap tajam laki-laki super model tersebut dengan artian "mati lu sana!", dan itu membuat air terjun di kedua matanya mengalir.
Namun karena segan sudah masuk tempat tersebut akhirnya dua sahabat itu tetap memutuskan masuk dan memesan tempat tanpa menghiraukan lelaki yang sudah menarik banyak perhatian para gadis yang lewat, dan kemudian mengerubuninya layak lebah menemukan bunga dengan nektar yang menggoda.
Haruhi dan Yuko langsung lewat menghiraukan nama mereka dipanggil-panggil.
Terakhir mereka akan menutup ruang karaoke sebuah tangan menahannya, tatapan matanya penuh harapan minta tolong dijauhi dari para fans itu membuat Haruhi jijik.
"Jangan buat kami ikut campur dengan para gadismu itu!"
"Ayolah, Haruhicchi, ajak aku bersamamu~!" pintanya yang membuat para gadis salah paham.
Merasakan aura gelap menyelimuti para gadis lewat tatapan mata mereka membuat bulu kuduk Haruhi berdiri. "Hoi, lakukan sesuatu terhadap para fans-mu itu, Ryou-ni!"
"Ryou-ni?" gumam para gadis.
Suasana agak tenang. Tangan-tangan yang mencegah Kise Ryouta pergi pun merenggang dan sang pemilik tubuh itupun segera melepaskan diri lalu masuk ke ruang karaoke Haruhi tanpa izin. Kemudian pintu ditutupnya, dikunci, kemudian terdengarlah jeritan histeri para gadis di luar.
Tangan-tangan di luar mencakar pintu dengan horornya.
"Oii, Ryou-ni! Fans-mu merana!" kesal Haruhi.
"Aku lagi capek ngeladeni mereka. Lagipula aku datang kesini sama teman-teman untuk bersantai, ruang karaokenya tiga ruang dari sini. Keluar pun aku gak bakal nyampe!"
"Jadi kau memanfaatkan kami agar bisa terhindar dari fans?" kesal Haruhi.
Kise menyatukan telapak tangannya, memohon. "Ayolah, Haruhicchi, tolong Ryou-ni, sekali ini aja! Entar Ryou-ni bayarkan makanan yang kalian pesan. Kalian mau apa?" Kise mulai membujuk dengan yen.
Telinga Haruhi langsung melebar, air liurnya mulai banjir. "Bener?"
Kise mengangguk.
Yuko langsung menyenggol pundak sahabatnya. "Oi, Haruhi, gak pa-pa?"
Haruhi berubah melunak. "Tak apa, tak apa. Selagi gratis!" Ia menunjukkan jempolnya.
"Kau mudah sekali dibujuk dengan uang?" gumam Yuko kesal.
Kise sudah membuat panggilan dengan telepon yang ada dalam ruang karaoke tersebut, memesan makanan dan minuman. Haruhi langsung menyebutkan pesanan yang diinginkannya. "Yuko?" tanyanya.
Yuko menghela napas. "Sama saja dengan Haruhi-chan."
***
Lampu-lampu berkelap-kelip berwarna-warni dalam ruang karaoke itu. seseorang sedang bernyanyi dengan penuh semangat, seorangnya lagi semangat me-yel-yel-kan dengan tamborin di tangannya, dan seorangnya lagi hanya terus-terusan menghela napas lemas.
"Kok jadi gini sih?" gumam Yuko lemas.
Dilihatnya Haruhi asyik menepuk tamborinnya, asik menyoraki sepupunya yang sedang bernyanyi. Gadis itu benar-benar lupa niat awalnya itu apa!
Kise pun selesai bernyanyi. Karena keasikannya ia kembali mengambil tab untuk memilih lagu berikutnya. Namun tab itu langsung disita Yuko.
"Haruhi-chan, kamu lupa niatmu datang ke sini, kan?" ingat Yuko.
Haruhi langsung membelalakkan kedua matanya. "Lu-lupaaa!!!"
Kise yang tak tahu apa-apa memasang wajah tak mengerti. "Memangnya kalian datang kesini bukannya untuk nyanyi?"
"Nyanyi sih," jawab Yuko, ia ragu Kise tahu bagaimana bermasalahnya suara sepupunya itu, "tapi Haruhi-chan...."
"Haruhicchi kan buta nada," ujar Kise kemudian.
Sudah tahu??!! kaget Yuko dalam hati.
Kise menjentikkan jari. "Haruhicchi ingin belajar nyanyi ya?" Haruhi tersentak, wajahnya memerah malu. "Daijoubu! Ryou-ni akan mengajarimu bernyanyi!"
"Ho-hounto?" tanya Haruhi malu.
Kise memperlihatkan sederetan gigi putihnya. "Serahkan saja padaku! Untuk pertama, Haruhicchi nyanyi solo dulu. Ryou-ni dan Shiraicchi akan menilai, dari situ kita bisa memperbaiki kesalahanmu."
Kise memberikan mic pada Haruhi, ia menerima dengan ragu.
Yuko memiliki pemikiran yang sama sebelumnya. Ia memilihkan lagu yang mudah nada dan tentu dikenal sahabatnya itu. "Coba nyanyi ini dulu hingga selesai. lirik dan nadanya mudah, tak ada nada falseto maupun rendahnya."
Haruhi mengangguk menurut. Musik pun diputar. Kise dan Yuko langsung duduk mengamati sebagai juri.
Haruhi pun bernyanyi....
***
Parah bangeeett....
Pa-parahnya gak ketolongan....
Haruhi selesai bernyanyi. Ia menghela napas lega setelah bersusah payah menyanyikan lagu tersebut. Dan matanya mendapati dua juri yang terpaku tak dapat bicara karena suaranya.
"Yu-Yuko-chan? Ryou-ni? Gi-gimana?"
Kise yang tak tega mengatakan yang sesungguhnya berniat memuji usaha sepupunya tersebut. "Ba-bagu—hiaaa!" Pinggangnya dicubit Yuko, membungkam kebohongannya.
Haruhi tahu maksud Kise, tahu maksud Yuko yang memasang wajah sangat berat mengungkapkan kebenaran akan suaranya. Ia sadar diri akan suaranya.
"Yappari...," gumamnya sedih.
Yuko tak tega melihat sahabatnya bersedih. Ia membujuk dengan lembut. "Kita akan belajar dari awal, perlahan. Bagaimana, Haruhi-chan?" Haruhi masih terlihat ragu akan dirinya sendiri. "Daijoubu. Haruhi-chan sendiri pasti bisa kok."
Mendengar bujukan itu Haruhi kembali bersemangat.
"Oh iya, memangnya untuk apa sih Haruhicchi latihan nyanyi? Mau ikut lomba?" tanya Kise kemudian.
"Kalau lomba mana mungkin aku ikut~," jawab Haruhi. Kemudian ia tersenyum gaje dengan wajah memerah mengingat wajah Kuroko.
"Lalu, untuk apa?" tanya Kise semakin bingung.
"Kalau seorang gadis melakukan hal yang tak pernah dilakukannya jangan tanya," ujar Yuko.
Tanda tanya di atas kepala Kise semakin banyak.
Menghiraukan kebingungan Kise, Yuko pun mulai menjelaskan pelajarannya. "Haruhi-chan, kita mulai dari awal dengan lagu tadi tanpa musik, ya?"
Lagi, Haruhi mengangguk menuruti.
***
Waktu kencan yang ditentukan pun tiba!
Sesuai janji, Kuroko menunggu Haruhi di halte dekat komplek rumah mereka, lalu pergi bersama. Tempat pertama yang disinggahi ialah karaoke, sesuai keinginan Kuroko. Haruhi masih saja deg-degan bagaimana kencannya jika Kuroko tahu suaranya menggelegar seperti petir di tengah hujan deras, seperti bunyi kaca yang jatuh berserakan, atau seperti gesekan kaki di karpet.
Pokoknya gak banget, gak sesuai dengan wajahnya yang manis itu.
Dan karena ejekan teman SD-nya dulu "wajah manis tapi suara ancur banget" buat dia trauma dan bersumpah tak akan bernyanyi hingga kapanpun. Tapi lain ceritanya jika harus bernyanyi demi seseorang yang disukai. Haruhi menghancurkan kekerasan hati untuk mencoba kembali bernyanyi.
Dengan suara yang parah di depan orang yang disukai?? jerit Haruhi dalam hati.
"Ada apa, Haruhi-san?" tanya Kuroko yang sudah sadar sedari tadi akan sikap Haruhi yang sangat gugup dari biasanya.
"Huwa—gak da apa-apa kok, gak ada," elaknya gugup.
"Haruhi-san ... tak suka tempat karaoke?"
"Su-suka kok," jawabnya susah payah menyembunyikan fakta.
"Kalau tak suka, jangan dipaksakan. Tak apa, kita cari tempat lain saja."
"Gak pa-pa kok, ayo masuk!"
Haruhi melangkah masuk. Sedetik ia teringat pesan Yuko "pilih saja lagu yang sudah kamu latih ini, berdoa saja Kuroko-san tidak mengajakmu duet". Dan ia pun berdoa.
Saat tangannya akan mendorong pintu, tangan Kuroko lebih dulu meraih tangannya, menariknya berbalik arah dan pergi menjauhi tempat tersebut.
"Ku-Kuroko-senpai?"
"Kita ubah tempat kencan hari ini. Tampaknya kamu tidak nyaman dengan tempat seperti ini."
Haruhi terdiam.
"Benar, bukan?"
Haruhi perlahan mengangguk. "Maaf."
Kuroko menggeleng. "Bagaimana dengan bianglala?"
Haruhi menaikkan pandangannya, tersenyum dan mengangguk setuju. "Hum!"
***
Dari jauh tampak Haruhi dan Kuroko melangkah meninggalkan karaoke tanpa masuk ke dalam terlebih dahulu. Rupanya Kuroko telah berfirasat Haruhi tak nyaman berada di tempat seperti itu. Mereka berdua pergi dengan jemari saling mengait.
Dan itu membuat Mika sedikit merasa panas dalam diri.
Tidak, tidak, dia tidak cemburu. Hanya iri akan kencan adiknya yang sangat terlihat manis dan romantis. Sedangkan ia setiap kencan dengan Kagami selalu saja berujung pertengkaran.
"Tapi kenapa aku harus ikut ngikutin Haruhi-chan kencan sih, Mika-chan?" heran Yuko kesal.
Mereka berdua menutupi identitas dengan kacamata dan topi, mengumpat di balik stand ice cream, tak peduli dengan pemilik stand yang gusar menatap mereka.
"Lalu, kau mau aku ngikutin Haruhi sendirian?" kesal Mika.
"Lakukan urusanmu seorang diri," balas Yuko semakin kesal. "Lagipula Haruhi-chan akan aman-aman saja dengan Kuroko-san. Tak perlu khawatir." Yuko pun melirik ke samping kirinya yang sudah sedari tadi mengikuti mereka berdua. "Dan lagi ... kenapa kau ikut-ikutan sih?" kesalnya.
"Aku cuma penasaran. Ternyata benar Haruhicchi pacaran sama Kurokocchi! Dua orang yang kukenal akrab menjalin hubungan, aku sangat bahagia~!"
"Ryouta, kau pulang sana! Nanti fans-mu mengejar!" usir Mika.
"Mikacchi jangan dingin gitu dong!"
"Ah, tidak! Haruhi sudah jauh!"
Yuko langsung menarik tangan Mika. "Jangan ikut campur dalam kencan orang! Ayo pulang!" kesalnya.
"Ta-tapi...." Mika tak bisa melawan tarikan Yuko yang lebih kuat darinya.
"Hee? Padahal kelihatannya seru," ujar Kise sedih.
"Kau juga pulang sana!!"
Kise membatu. "Shi-Shiraicchi kowaiiii...."
================================
wahahaaa!!
plus story-nya gaje kan?? xD sejak kapan Haruhi pacaran sama Kuroko #plakkk yg nulis sendiri gak nyadar :v #plakk digampar reader xD
anggap saja sudah yaaa :v
sebelum digampar lagi aku kaboooooooorrrrrr...!!!
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top