KCDJ#1 -Tips Menulis Cerita Horor

Kelas Cerpen Dalam Jaringan #1

Tips Menulis Cerita Horor

Menulis cerita adalah satu hal, tetapi menulis cerita horor adalah satu hal yang lain. Kita bisa bertaruh tidak semua orang bisa menulis horor. Namun, jika semua tahu rahasianya, semua orang takkan pernah mau bertaruh soal itu karena terbukti semua orang bisa menulis cerita horor.

Lantas, apa saja rahasia yang mereka, para penulis cerita horor, miliki sampai bisa menuliskan karya-karya superseram?

1. Tidak Fokus

Rahasia pertama mereka adalah tidak fokus. Maksudnya, tidak hanya terfokus pada bagaimana caranya membuat orang lain takut. Mereka juga berusaha membuat bulu kuduk mereka sendiri menjadi berdiri.

Banyak penulis horor yang terlalu fokus membuat orang lain takut sehingga horor yang diciptakan malah terasa dibuat-buat dan jadi aneh. Menulislah agar kamu takut. Jika penulis merasakan takut, besar kemungkinan pembacanya juga takut.

2.  Memberi Deskripsi Suasana

Rahasia kedua, rahasia umum. Semua orang tahu harus ada deskripsi suasana dalam cerita. Namun, jika dipelajari mendalam, di dalam rahasia ini ada rahasia lain, yaitu cara penulis horor mendeskripsikan latar dan suasana.

Penulis horor tak terlalu suka yang manis-manis. Walau suka, mereka takkan menempatkannya di dalam cerita mereka. Mereka akan lebih tertarik menggunakan kata-kata berbau negatif, meski itu positif. Ketika penulis umum menuliskan, "Langit kelabu memayungi senja kota Jakarta," penulis horor akan menulis, "Langit senja kota Jakarta begitu mati. Kelabunya seakan mengecam kehidupan."

Langit kelabu memang negatif. Namun, itu belum cukup negatif untuk horor. Kalau mati? Mengecam kehidupan? Jelas sangat negatif konotasinya, bukan?

Perkaya diksi berkonotasi negatif dan berhubungan dengan hal mengerikan agar hal ini memungkinkan.

Contoh lain:

Karya Tuhan bergenre horor adalah malam mencekam ini. Ketika dersik pepohonan menguntitku yang sedang berjalan, tak kurasakan ada angin yang berlari.

3. Menjelaskan Emosi

Rahasia ketiga juga rahasia umum. Namun, jika bicara soal horor, semua menjadi khusus.

Memberi deskripsi suasana memang penting. Namun, jangan terlalu tebal. Berilah ruang untuk jelaskan emosi tokoh. Jangan sampai tokoh mendengar suara aneh, tetapi tidak merasakan apa pun.

Cara penulis horor menjelaskan emosi pun berbeda dengan penulis umum. Penulis horor tidak akan menulis emosi positif begitu saja. Jika penulis umum menulis, "Dengan senyum berseri-seri, aku berjalan semangat. Rasanya senang mendapat pekerjaan yang baru," penulis horor akan menulis, "Meski merasa sedikit sepi, aku tersenyum sambil berjalan sendirian. Rasanya senang mendapat pekerjaan yang baru." Berusaha mengurangi atmosfer baik sebanyak mungkin untuk menjaga stres di dalam ceritanya.

Dan soal menulis emosi negatif, tentu saja caranya sudah jelas, bukan? Sama seperti sebelumnya, gunakan kata berkonotasi negatif yang berhubungan sedekat mungkin dengan teror dan horor.

4.   Penggambaran Penampakan

Penggambaran penampakan adalah ... penggambaran penampakan. Rahasia keempat. Cara bagaimana penulis horor menggambarkan penampakan yang mengerikan.

Tidak perlu hal khusus, cukup tuliskan apa yang kamu takuti dari sesuatu, dan dramatisir itu. Jangan lupa, selingi dengan perasaan/emosi tokoh. Jangan lupa pula, ikut sertakan kata berkonotasi negatif yang bertalian dengan horor. Misalnya, "Dan tiba-tiba saja, dia datang! Dengan wajah dipenuhi lubang-lubang kecil seperti pada sarang lebah di kedua pipi sampai ke pelipisnya. Napasku tak dapat aku keluarkan, tertahan menekan dada. Lubang-lubang itu tampak merah mengucurkan darah, membuat wajah dengan kelopak mata kosong yang seolah menatapku itu semakin membuat jantungku ingin terjun saja. Namun, dia tak menyeringai karena apa yang dia miliki adalah bibir yang dijahit rapat. Dan ketika bibirnya mulai bergerak, aku merasa dunia akan mati bersamaku."

Apa yang aku takuti? Cuma mata melotot berwarna hitam kelam, dan lubang-lubang kecil.

5.  Jadilah Penakut

Stephen King takut gelap. James Wan, sutradara film horor kawakan juga penakut. Kenapa mereka menggarap horor kalau begitu? Karena ini adalah rahasia terakhir. Karena penulis horor yang tidak tahu rasanya takut adalah omong kosong! Jika kamu tak pernah takut, akan sulit menulis apa yang kamu takuti dan bagaimana rasanya orang yang ketakutan. Memang bisa, sih, dengan riset ini-itu. Namun, pengalaman adalah guru terbaik.

Jika kamu bukan penakut, carilah apa yang kamu takuti. Jabarkan bagaimana rasanya di atas sebuah medium. Jadikan referensi untuk menulis emosi tokoh ketika takut, ketika terkejut karena ketakutan, dan bagaimana tingkah tokoh ketika takut. Jika sudah, selamat! Kamu berhasil menjadi penakut.

Jadi, setelah tahu semuanya, siap menjadi penakut yang menuliskan horor?

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top