The Sweet Change

Hai... Haii... Lagi... Lagi... Aku datang dgn cerita yg mungkin klise, tpi ntr liat ja, da yg nyeleneh dikit. Wkwkwkwk.... Cekidot. Krn lgi2 bertemu di kmpulan cerita pendek ini

Mulmed dygta - tak bisa memilikimu

.......................

Andrea Pov

Malam yang selalu hingar bingar di sebuah negera kecil namun sangat terkenal. Namun, bagiku tak ada bedanya. Kenapa? Setiap hidup butuh keseimbangan. Seperti saat ini. Hatiku selalu jenuh. Sehebat apapun tiap malam.

Dan sekarang, aku berada di sebuah hotel terkenal di Singapore. Hotel Mi yang baru di bangun tahun 2017, ya dan menjadi daya tarik baru di negara ini. Oh, kalian tak tahu di sini sudah banyak orang-orang Eropa yang tinggal ataupun berlibur.

Sedangkan aku, kembali menegak jus jeruk favoritku. Maaf, aku tak minum wine. Wine itu sumber dosa. Dan aku meyakini itu.

Di antara hingar bingar pesta bisinis ini. Aku tergelak, masih selalu meneteskan air mata. Menunduk di meja bar. Tak peduli lagi para kaum sosialita itu melihatku. Entah menilai model gaunku yang terbuka atau sikapku saat ini.

Karena wine, membuat dia... Terjebak kembali dalam dosa. Dan aku hanya merutuki diriku yang tak bisa menjaganya, merutuki diriku sendiri yang tak mampu memberikan cinta yang lebih besar sehingga dia kembali pada.... Kekasih masa lalunya. Dosanya juga... Dia yang berani melawan...

"Aaaarrrghhh."

Dan gilanya lagi-lagi aku justru menegak wine yang aku minta dari bartender. Untuk kesekian kalinya menyingkirkan jus kesukaan. Memilih lagi sumber dosa itu. Mungkin dengan cara itu aku bisa menandaskan sakit hatiku. Tertelan cepat, aku teguk cepat biar habis. Walau di sisi lain mencoba meresapi kenapa dia melakukan itu?

Berkali-kali terus aku minum.

Aku berteriak sambil menghamburkan gelas. Lalu aku merasakan kepalaku sakit, setelah itu gelap. Lampu-lampu, suara pengunjung dan musik perlahan meredup seiring dengan mataku.

.........................

"Re... Re... "

Sayup-sayup setengah sadar aku mendengar suara sayup seorang wanita.

"Re... "

Aku enggan tergerak, entah malas atau memang masih lemah.

Plaakk!

"Aduh, sakittt!" bentakku yang langsung sadar dan membuka mata. Sial, kencang sekali tamparannya.

Aku duduk dengan cepat menatap Fara, sahabatku yang tampak kesal. "Jangan loe pikir gue bakal nangis-nangis karena khawatir sama loe. Ini udah sering loe mabuk!" Fara memarahiku seperti istri yang tidak dapat nafkah batin lama dari suaminya.

Aku terkekeh dengan gurauanku.

Fara berkacak pinggang, semakin melotot melihatku justru malah terkekeh. "Yeee, malah ngeledek. Loe.... "

Ucapan Fara terputus oleh suara bass seorang pria yang sialnya masih aku ingat. Pria yang sialnya lagi masih aku hapal tiap lekuk wajah tampannya. Bentuk tubuh tegapnya. Rambutnya yang ikal. Rasa terkejut menyergap setelah tiga tahun lamanya dia meninggalkanku.

Dia masuk ke dalam kamarku dengan pakaian santai. Dan wajah tak berdosa. Namun, aku tak ingin terlena. Raut ceriaku seketika berubah. "Kamu masih hidup?" tanyaku dengan nada dingin dan menatap tajam padanya.

Pria itu hanya menatapku dengan berusaha tegar. Fara tampak canggung dan serba salah juga. "Hmmm... Maaf ya, aku terpaksa minta bantuan Haris. Karena aku gak kuat angkat kamu sendirian."

"Pergi!"

Fara tersentak mencoba mendekat, namun aku menatap tajam dengan mata memerah yang siap kembali tumpah. Aku sudah lelah muntah tadi subuh karena wine. Sekarang harus menekan batin melihat Haris.

"Kalian keluar!" perintaku dengan tegas dan tajam.

"Ya, aku pergi. Kamu sudah sadar, kan?" Haris mengatakan itu dengan santai lalu keluar kamar.

Fara menatap sedih padaku. "Re, ganti baju ya, mandi habis itu sarapan. Aku dan Haris sudah siapin."

Langkah Fara yang hendak keluar berhenti ketika aku mengatakan, "Lain kali, jangan biarkan si gay berengsek itu mendekati gue!"

______________________

Haris Pov...

Aku tak menyangka, setelah tiga tahun bertemu kembali dengan Andrea. Rasanya sangat menyesal. Namun, yang aku heran dia sudah berubah. Dia jadi seorang peminum.

Padahal aku berdoa tidak pernah bertemu lagi dengannya. Tapi, hidup selucu itu. Aku meninggalkannya dan sudah memilih. Namun, aku bertemu lagi dengan Andrea. Wanita yang pernah menjadi pelipur laraku karena diputuskan oleh Regan.

Tidak... Tidak jangan pedulikan Andrea... Jangan. Cukup aku jadikan dia kenangan saja.

End 1

Ini jenis kyak cerita2 pendek. Wkwkwk... Ini end versi satu. Klo da waktu lanjut lagi

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top