Sepenggal Kisah Manis 4

Violet mengigit bibirnya. Pernyataan ayahnya yang terakhir seolah menggelitiknya untuk mencari tahu. Siapa orang baik hati yang sudah menjamin ayahnya.

Malam itu menjadi hal yang tak nyaman untuk Violet. Namun, rasa penasaran itu akhirnya bagai sutra lembut yang menidurkannya. Perlahan mata cantik itu tertutup bersama dengan bintang yang semakin gemerlap.

"Aku bahagia," desahnya pelan.

.....................

Mentari perlahan merangkak meramaikan langit yang luas. Memberi harapan bagi semua orang. Violet juga berharap ada satu kebahagiaan lagi untuknya.

Beberapa hari dia mencari tahu. Akhirnya dia menyerah. Sanak saudara yang sudah tak peduli juga tak tahu. Jadi dia memilih cukup bersyukur saja dan berdoa agar orang yang menjamin ayahnya itu selalu bahagia.

Tepat di hari sabtu, Violet harus menemui kliennya di sebuah hotel. Namun, matanya tak sengaja menangkap pasangan yang baru saja keluar dari lift. Wajah mereka berdua sangat bahagia. Dan membuat Violet sakit hati.

..................

"Ayah, aku ingin membuka cabang di Singapore," ucap Violet keesokan harinya.

Sang ayah yang sedang meminum kopi paginya mengernyit. "Kok tiba-tiba? Lalu toko roti kamu disini?"

"Aku bisa memantau dari email. Teknologi sekarang sudah canggih, Ayah. Lagipula ada salah satu karyawanku yang sangat aku percaya."

Violet mengusap lembut tangan ayahnya yang mulai keriput. Saat itu mereka sedang duduk berdua di taman belakang rumah menikmati suasana pagi. "Aku pergi dulu ya, Yah," ucap Violet tersenyum lalu meraih tas tangannya.

"Nak, bisa tunggu sebentar. Ada yang ayah ingin ceritakan sedikit padamu." Sang ayah tampak mulai serius dan Violet langsung mundur dan duduk lagi.

......................

"Kamu sudah keterlaluan, Van. Aku... Tidak bisa lagi." Keiro menatap Vanda tajam di ruang santai apartemennya.

"Aku cinta sama kamu, Kei dari dulu. Gak mungkin aku biarin kamu mengejar dia di hotel waktu itu. Biar saja dia anggap kita sudah menghabiskan malam bersama." Vanda berkata tak kalah keras.

Namun, tamparan dari Keiro yang didapat. Vanda shock sambil memegang pipinya. "Kei... "

"Pergi! Semua sudah selesai. Aku gak peduli kamu menanggung malu. Daripada aku membongkar kebohongan papa kamu yang pernah mengarang cerita kepada polisi. Beruntung aku tidak penjarakan papa kamu!" bentak Keiro dengan mata elangnya yang melotot dan rasa geram.

Vanda tak bisa berkutik, dia hanya pergi dengan menangis dan membanting pintunya kencang. Sedangkan Keiro terduduk di kursi kerjanya sambil memijat pelipisnya. Menatap nanar pemandangan kota Jakarta yang ramai dari dinding kaca. "Maaf, Vio."

Ternyata semua hanya kecelakaan. Dulu Violet dan Keiro memang berteman dari kecil karena ayah mereka bersahabat juga. Ayah mereka sering menghabiskan waktu bersama dengan memancing kala libur.

Hingga sebuah peristiwa naas terjadi. Ayah Violet terpeleset setelah menangkap ikan besar. Kurang keseimbangan hampir membuatnya jatuh ke laut. Namun, dengan sifat Ayah Keiro menolongnya tapi justru dirinya yang terjatuh ke laut. Hilang, satu minggu kemudian ditemukan tak bernyawa.

Ayah Vanda ada disana. Dan ternyata justru mengarang cerita hingga menyalahkan Ayah Violet. Semua dia lakukan demi anaknya Vanda.

...................

Bunyi bel membangunkan Keiro dari tidurnya. Matanya menyipit melihat jam alarm digitalnya menunjukkan pukul dua pagi. "Ah... Siapa orang gila yang mengganggu subuh begini!"

Ingin melanjutkan tidurnya tapi suara bel itu terus menganggu. Membuatnya terpaksa bangun. Keiro bangun dengan terpaksa menerka pasti asistennya yang menganggu cuma karena pekerjaan sepeleh.

Sialan memang si Badut ini. Sudah pernah aku peringatkan masih saja menganggu. Ucapnya dalam hati dengan geram.

Dan ternyata saat membuka pintu. Violet yang ada di depannya. Membuat rasa kesal, marah dan kantuk hilang. Berganti rasa bahagia karena sudah beberapa hari ini tidak melihatnya. Tentang masalah kue pernikahan yang gagal itu dia juga sempat jahat ingin membuat Violet cemburu. Walau dia saat itu juga berusaha menerima Vanda.

"Maaf ganggu malam-malam. Aku hanya ingin mengucapkan terima kasih sama kamu. Tentang ayahku, kamu yang menolongnya. Dan semua aku sudah tahu." Violet berusaha menyimpan kesedihannya.

"Vio... Maaf.."

"Aku ucapkan selamat atas pernikahan kamu dengan Vanda. Maaf juga gak bisa datang karena minggu depan aku berangkat ke Singapore membuka cabang baru sama temanku semasa kuliah," ucap Violet serak dan tersenyum tipis walau ada sendu di wajah cantiknya.

"Vio... " panggil Keiro dengan pelan namun memohon.

"Terima kasih pernah memberikan sepenggal kisah manis walau dulu berakhir karena kesalahpahaman. Bye."

Hal itu membuat Keiro geram. Matanya berubah tegas. Ketika Vio ingin pergi Keiro menarik lengan wanitanya. Ya... Wanitanya...

Memeluknya ke dalam dada bidangnya. "Aku mau bicara tapi kamu selalu memotong dengan ocehan gak jelas. Aku benci!"

Keiro merenggangkan pelukan mereka menatap dalam dan dekat Violet yang tampak cantik malam ini. "Aku sama Vanda gak pernah ada kisah manis. Maaf buat kamu begini. Sekarang kamu lupain semua yang dulu ya karena cuma bikin rumit hidup kita."

Violet menangis lalu memeluk leher Keiro erat.

Dan suasana malam itu membawa mereka dalam lautan cinta yang sempat tertunda. Keiro menggendong Violet ala bridal style. Mencium bibir Violet dengan lembut. Dan seterusnya menjadi jauh."

Hanya bulan yang menjadi saksinya.

_________________
Fin

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top