Klo part pendek2 maaf ya ... biar pas tbc nya hehe

......

Beberapa hari setelah kedukaan...

Suara bel berbunyi diiringi dengan para murid di sebuah SMA swasta keluar dari kelas masing-masing dengan riuh. Di dalam kelas ada Edenly yang menatap sendu kawan-kawannya pergi. Edenly menghembuskan nafas lelah ditambah melihat Angga, lelaki kelas sebelah yang di sukainya jalan dengan teman perempuan yang sekelas dengannya. 

Lagi-lagi Edenly hanya bisa menatap semua itu dari jendela. Ketika dia ingin bercerita, kawan-kawannya tak peduli. Angga, cinta dalam diamnya juga tak pernah menganggapnya ada.

Bodoh kamu Eden, sadarlah... masa kamu mau dianggap sih. Ngomong aja cuma sekali pas OSPEK. Berharap dianggap? Suara dari sudut hatinya seolah menusuk sakit.

Siang hari yang cerah di antara tawa, canda dan keriuhan sekolah. Eden tetap duduk di bangkunya. Raut wajahnya semakin datar. Mungkin dia akan merutuki kebodohannya lagi karena dengan Xaquille dia berani tapi di luar rumah dia pengecut.

Aktivitas di sekitar Eden bergerak cepat sampai jam pelajaran di mulai. Eden seperti fokus utama di sana hingga pulang sekolah. Keadaan kembali melambat ketika mobil Xaquille tiba. Pria yang masih memakai kemeja kerjanya itu membuka jendela dan menatap Eden dan adiknya.

"Kak, Om Beringin sudah menjemput, "tegur Galen dengan menggoyangkan tangan Eden yang mengenggamnya.

"Iya..." balas Eden pelan. Dia hanya melirik sekilas pada Xaquille. Namun, tak lama sebuah motor RX-King lewat di depan mereka. Hal itu membuat Xaquille marah...

"Edenly! Kemari!" Teriak Xaquille dari dalam mobil.

Edenly menatap kesal pada Xaquille. Dia benci padanya. Padahal ini pertama kali Angga menghampirinya. Perasaan berbunga-bunga itu pupus hanya karena teriakan lelaki yang Edenly benci.

🌼____🌼