A Tangled Story (Act 1)
Penjelasan gambar Mulmed : (Kiri atas) as Shone Takhon, (kanan atas) as Kaila Abigail, (kiri bawah) as Narindra Carlos. (kanan bawah) as Wira Sastradi
"CUT! Oke, good job!" suara jawaban seorang pria membuat para kru di belakang layar sebuah acara talkshow bertepuk tangan dan berteriak. Bukan tanpa sebab mereka bertepuk tangan seperti itu karena euforia yang mereka lakukan sebagai perwakilan rasa bangga karena program talk show, entertainment dan life style di NC TV terkenal memiliki rating bagus. Para kru di belakang monitor juga melepas earphone mereka sambil bertepuk tangan melakukan selebrasi unik mereka.
Namun, sorotan utama dari kisah ini adalah dua orang wanita cantik dengan seragam NC TV yang saling melirik sinis di antara sorak sorai gembira dalam studio 2 NC TV. "kita lihat siapa yang bakal menang," ucap seorang wanita berambut sebahu itu. Dia berdecih sambil melirik angkuh pada si wanita berkuncir kuda yang tampak lebih dingin dan tenang sikapnya, tapi tetap saja mereka memiliki alasan utama yang sama untuk saling membenci.
Selain karir dan bakat ada juga cinta. Terlihat dari sikap mereka yang langsung memasang wajah manis bak dewi khayangan ketika Wira Sastradi menghampiri mereka berdua dengan kacamata hitam yang langsung Wira pasang di atas kepalanya. Gaya berjalan, tubuh tinggi, atletis, tampan khas pria Melayu dengan hidung bangir dan mata yang bulat semua terlihat jelas di bawah sorot lampu panggung yang masih menyala.
Dalam pandangan dua wanita itu seolah para manusia serta keadaan di lingkungan mereka hanya hitam. Yang berwarna hanya mereka berdua, eh bertiga....
"Selamat...." ucapan Wira dan senyum manisnya langsung menghilang karena tangan kedua wanita cantik itu sama-sama terangkat lalu berjalan cepat ke arah Wira.
"Terima kasih, Pak... apapun demi bapak Wira akan saya lakukan termasuk menjadi pendam...." ucapan Narindra yang lebih periang itu terpotong oleh Kaila si wanita berkuncir kuda dengan gaya lebih anggun.
"Selamat untuk kita semua, Pak. Kita adalah team yang hebat karena memiliki pemimpin yang hebat seperti Bapak," ujar Kaila dengan nada anggun dan hal itu membuat Narindra kesal karena Wira perlahan tersenyum.
"Hahaha.... kamu terlalu memuji saya, Kai. Saya juga bukan apa-apa tanpa kalian, para kru yang sigap, kreatif dan selalu menyumbangkan ide menarik untuk acara kita dan memberi saya banyak pilihan dan pertimbangan yang matang.
Alhasil, Wira mengangkat tangan kekarnya lagi dan mengarahkannya pada Kaila lebih dulu. Senyum manis Wira dengan gingsul yang khas semakin membuat Kaila terpesona. Dengan senang hati dan semangat Kaila tentu menjabat tangan Wira. Tak lupa melirik bangga sekilas pada Narindra yang seolah menjadi setan, alias orang ketiga di antara mereka.
Aku tidak akan kalah lagi kali ini. Suara hati Kaila menggema untuk menambah tekadnya dalam memenangkan cinta yang tidak akan pernah gagal lagi.
............................
Siang menjelang dengan cepat untuk menemani pelepasan penat para manusia yang dari pagi bekerja bak kuda hitam. Kaila berjalan sambil tertawa kecil melihat raut cemberut Narindra bagai nenek-nenek yang sedang asam urat. Dari di studio hingga berdebat di toilet wanita. Kalau dipikir-pikir mereka memang sangat heboh. Tak heran jika Pak Wira semakin lama menjuluki dua macan betina. Hahaha.... Kaila tertawa dalam hati. Anggap saja itu panggilan "sayang" Wira untuknya. Namun, senyum Kaila perlahan menghilang ketika tanpa sengaja Kaila menangkap sosok pria yang tampak familiar baginya.
Kaila mengerutkan dahinya melihat sosok pria gondrong dan tinggi bak model dari jauh. Entah kenapa hatinya tercubit melihat pria gondrong dengan topi yang menutupi matanya. Kaila masih berdiri agak jauh untuk melihat lagi. Lalu, Kaila langsung cepat menyadarkan dirinya. "Monyong, kenapa gue jadi kayak stalker gak jelas. Ya, wajar banyak orang cakep. Ini gedung stasiun TV, aahhh... mending gue kejar si Narindra yang mau carper bawa bekal sama Pak wira. sialan harus main cantik lagi.
Secepat kilat Kaila berlari lagi masuk ke dalam koridor lift. Jiwa menggebu, cinta yang diperjuangkan dan tanpa kenal kemunafikan sedang dijunjung Kaila saat ini. Walau pria yang tadi diperhatikan Kaila justru melihatnya saat Kaila tak menatapnya lagi.
"Shoneeee! Kamu mau kemana?! Kita harus bertemu produser acaranya, Pak Wira Sastradi," tekan sang wanita bergaya nyentrik walau sudah tua.
"Tadi aku melihat seorang yang aku kenal, Aunty Tan," balas pria tampan bernama Shone itu dengan raut yang seolah memelas. Sedangkan si assisten pria bergaya kemayu sudah kicep karena ada manajer Aunty Tan yang lebih ganas.
"Lupakan dulu. Jangan sampai kita sia-sia datang dari Myanmar ke Indonesia hanya untuk hal sepele seperti itu. Pikirkan tugas utama dan lupakan dulu hal yang melankolismu itu."
.............................
Tepat di siang yang semakin terik dan panas ikut membakar hati Kaila karena bertemu dengan pria yang tidak ingin dia temui lagi. Shone Takhon.
Ruang kerja Wira Sastradi yang bernuansa modern minimalis hitam putih yang indah itu menjelma bak neraka panas untuk Kaila. "Oke, Kaila pihak Shone dan memilih kamu sebagai FD (Floor director) serial tv yang akan dibintangi Shone Takhon. Memang tak salah kamu cocok karena saya tahu kamu pernah kuliah di IKJ."
Kaila memejamkan mata kesal dan untuk saat ini dia tak senang melihat wajah kecewa Narindra dan wajah bahagia Wira. Situasi ini membuat Kaila ingin berontak dan menghancurkan segala di ruangan itu. Gila! Shone sialan, berengsek, dan kejam harus kembali di saat dirinya sudah akan memiliki takdir yang bagus.
.......................
Narinda mengepalkan tangannya dan matanya berkaca-kaca menghadapi sikap Wira yang selalu lebih menyukai Kaila. Dia benci Kaila! Si wanita sombong! penjilat! pasti dia penakhluk wanita yang bisa mendapatkan setiap pria. Narinda yakin dia tak pernah patah hati. Dia akui Kaila lebih cantik, bersikap anggun tapi dingin yang membuat pria-pria di NC TV juga termasuk banyak yang tertarik padanya.
"Kak Wira... aku sayang kamu sejak kita SMP. Tapi, sepertinya kakak tak pernah mengenaliku. Lalu seenaknya si wanita bleguk itu mau merebut kamu. Huh! enak saja!" Narindra bermonolog dengan emosi. Untung saja di ruang kantor itu masih sepi karena jam makan siang juga ada divisi lain dengan jadwal kerja yang berbeda.
........................
Kaila yang sedang menikmati jus jeruknya terkejut dihampiri Shone yang dengan santai duduk di depannya. "Hai, mantan terindah."
Kaila melotot. "Terindah tidak pantas untuk mantan pacar, apalagi orang brengsek yang beraninya meninggalkanku lalu kamu bersama ... sahabatku!" ucap Kaila sambil membentak dan memelan di akhir kalimat. Kaila nampak resah dan jus yang diminumnya seolah berubah pahit.
Shone menatapnya nanar, dia ingin meraih tangan Kaila yang ada di atas meja tapi dengan cepat Kaila menariknya lagi. Kaila memejamkan mata untuk menahan air mata yang dengan kurang ajarnya akan keluar. "Selamat kamu sepertinya sudah sukses sekarang. Aku harap kita bisa bekerja secara PROFESIONAL!"
Shone berkata," Maaf ya, bolehkah kita jadi teman biasa dan saling memaafkan agar tidak memendam kebencian yang hanya menyesakkan batin?"
pertanyaan Shone yang bagai pernyataan membuat Kaila tersenyum getir. Kaila tak menjawab melainkan hanya pergi dan melambai pada Shone yang menatapnya dalam hingga Kaila menghilang ke arah masuk gedung belakang.
Kisah-kisah selanjutnya mungkin akan diwarnai DEJAVU....
__________
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top