S O R R Y
NOTE: AMAN DIBACA SAAT PUASA. TENANG AJA
Genre: Shounen Ai, Marriage Life
By: BabyWon
HAPPY READING^^
Hyungwon sangat lesu akhir-akhir ini. Dia sekarang seperti mayat hidup saja, tubuh kurusnya berjalan tak beraturan dengan mata berkantung tanda dia kurang tidur. Entah apa yang ada dipikirkan lelaki itu tapi apa pun pertanyaan nya dia terus saja mengelak dan seolah tak terjadi apa-apa.
"Hyungwonie~ Aku pulang~" teriakan dari pintu membuat Hyungwon menyadarkan diri dari segala ke lesuannya, dia berjalan menyambut namja yang sudah memberikan senyuman manis padanya. Dia adalah Shin Wonho, 'suami' dari Hyungwon.
"Selamat datang. Jangan teriak-teriak hyung, Changkyun sedang tidur nanti dia bangun" ujar Hyungwon dan tersenyum manis pada suaminya.
"E? Kihyun dan Shownu hyung menitipkan anak itu lagi? Hhh~ mereka terlalu sibuk sampai lupa mengurus anak sendiri" gerutu Wonho seraya melepaskan sepatu dan meletakkannya ditempat yang disediakan.
"Biarkan saja, dulu juga aku di urus oleh mereka" jawab Hyungwon lalu melepaskan jas yang ada di tubuh Wonho lalu membawanya.
"Ya ya ya tapi nanti kau kelelahan. Lihatlah kau bahkan kurang tidur, pasti terlalu mengurus anak itu" sanggah Wonho kesal dan Hyungwon diam terus berjalan tapi dari raut wajah lelaki itu tersimpan kesedihan mendalam.
"Bukan karena itu hyung.... bukan..." lirihnya tak terdengar
Sementara Wonho hanya menggidikkan bahunya melihat kelakuan Hyungwon. Kelakuan biasa yang sudah dia temui akhir-akhir ini. Menurut Wonho, semua ini terjadi karena Hyungwon kelelahan akibat mengurus seorang putra dari Shownu dan Kihyun yang berumur 9 tahun.
*****
Hyungwon membuka pelan pintu kamar Changkyun dan di sana dia mendapati anak kecil tengah tertidur pulas. Hyungwon mendekatinya dan duduk di sisi ranjang itu. Laki-laki berwajah imut itu kemudian mengusap rambut hitam Changkyun dan mulai meneteskan air mata.
"Beruntungnya Kihyun hyung yang memiliki seorang putra" lirihnya dengan suara serak. Dia menangis tanpa suara agar Changkyun tak terbangun.
"Jika aku memiliki anak, apa semua akan berubah?" ujarnya lagi sangat pelan dan hatinya rasa teriris mendengar kata-katanya sendiri.
"Enghh~" tiba-tiba Changkyun menggeliat dan membuka perlahan matanya. Dengan segera Hyungwon menghapus air mata nya agar tidak ketahuan.
"Hyungwon ahjumma? Apa yang kau lakukan di sini? Apa Mama dan Papa sudah menjemput ku?" tanya Changkyun beruntun dan Hyungwon tersenyum tipis sambil mengusap kepalanya.
"Mereka akan menjemput mu malam ini, aku hanya ingin melihat Changkyun. Apa mengganggu?" ujar Hyungwon lembut. "Benarkah? Apa ahjumma merindukan ku?" ujar Changkyun lagi lalu terkekeh.
"Tentu. Aku sangat merindukanmu saat kau tak ada"
"Makanya ahjumma juga harus segera memiliki anak agar tidak kesepian jika Changkyun sedang di rumah" celoteh Changkyun membuat hati Hyungwon sakit.
"Bagaimana jika Changkyun saja yang jadi anak ahjumma?" sahut Hyungwon dan tertawa kecil.
"Tidak bisa, Changkyun sudah jadi anak Kihyun Mama" ujar anak kecil itu dengan riangnya. Hyungwon melihat tawa anak itu dengan pilu. Entah kenapa dia memiliki rasa yang sangat iri pada hyung angkatnya –Kihyun-
Hyungwon sejak kecil adalah anak yatim piatu dan dia hidup di panti asuhan. Bersama dengan Mama Changkyun –Kihyun- tapi suatu hari Kihyun ketika masih belia di ambil oleh keluarga Son hingga mereka terpisah. Dua tahun kemudian Kihyun kembali ke panti asuhan dan bukan untuk apa-apa hanya untuk menjemput Hyungwon, adik kecil kesayangannya. Dia –Kihyun- menjadi istri dari anak semata wayang keluarga Son di umur mereka yang masih belas-belasan dan dengan kemurahan hati Son Hyunwoo atau Shownu –suami Kihyun- Hyungwon pun hidup di lingkungan keluarga elit di tengah kota sampai pada akhirnya dia di lamar oleh Wonho, pemuda yang dia temui saat SMA kemudian mereka menikah. Hubungan mereka sudah berjalan kurang lebih 4 tahun.
"Hyungwonie~ Hyungwonie~" panggil Wonho dari luar dan Hyungwon segera berdiri hendak menghampirinya namun Changkyun menarik tangan lelaki manis itu.
"Ahjumma~ Changkyun ikut" pinta nya dan Hyungwon mengangguk
Setelah itu mereka berdua menghampiri Wonho yang ada di luar kamar. Wonho yang melihat Changkyun di belakang Hyungwon langsung berdecak kesal.
"Changkyun, tak bisakah kau tidak merepotkan Hyungwon? Dia sedang kelelahan dan ditambah dengan mu maka dia makin repot" ucap Wonho pedas dan Changkyun segera bersembunyi di belakang Hyungwon karena takut.
"Kau ini bicara apa hyung? Aku yang mengajaknya keluar. Jangan menyalahkan nya. Hiraukan saja kami dan katakan kenapa kau memanggil ku" jawab Hyungwon datar.
"Hari ini Minhyuk akan ke rumah, tolong siapkan camilan dan segala keperluannya. Paham?"
Cup
Wonho kemudian tersenyum manis lalu mencium kening Hyungwon lembut.
"Hm" jawab Hyungwon tanda mengerti dan setelah itu dia menarik tangan Changkyun menjauh menuju dapur untuk menyiapkan segala keperluan yang dimaksud Wonho.
"Ahjumma~ Minhyuk itu siapa?" tanya Changkyun pelan setelah merasa jauh dari Wonho.
"Dia teman ahjumma. Changkyun juga harus hormat padanya jika dia datang ya" jawab Hyungwon dengan senyuman nya yang manis.
"Tentu, ahjumma!"
*****
"Annyeong~" ujar seorang lelaki imut yang tengah berdiri di depan pintu keluarga Shin. Kemudian si imut itu berjalan masuk menuju sofa dan duduk seenaknya.
"Annyeong Minhyuk-aa, bagaimana kabar mu?" sapa Hyungwon lembut seraya membawakan minuman serta beberapa camilan dan kemudian meletakkannya di depan Minhyuk.
"Kabar ku baik, Hyungwon. Di mana Wonho?" tanya Minhyuk antusias lalu mengambil secangkir air minum dan meneguk nya setengah tandas.
"Dia sedang di dalam. Kalian akan disini saja atau pergi?" Hyungwon tersenyum ramah sedangkan Minhyuk memutar bola matanya.
"Tentu saja kami akan jalan-jalan. Membosankan terus berada di rumah" cibir nya dan Hyungwon hanya membalas dengan senyuman (lagi).
Tak lama setelah itu datang lah Wonho dengan pakaian rapi nya dan lelaki itu terlihat sangat tampan di lihat dari mana pun. Dia menghampiri Hyungwon dan Minhyuk.
"Kalian akan pergi sekarang?" tanya Hyungwon.
"Hemh... Jaga rumah baik-baik. Beristirahatlah, jangan memaksakan diri untuk mengurus anak itu nanti kau kelelahan"
Chu~
Wonho bertitah lalu mencium bibir Hyungwon sekilas dan lelaki manis itu hanya mengangguk paham. Padahal jauh dari lubuk hatinya dia sangat kesal, marah, sedih, kecewa dan semua itu menjadi satu sekarang.
"Hati-hati di jalan" Hyungwon melambaikan tangannya pada Wonho dan Minhyuk yang sudah masuk ke dalam mobil.
Di belakang Hyungwon ada Changkyun yang sedari tadi bersembunyi. Anak itu terlihat takut dengan Wonho karena Wonho sepertinya memang membencinya.
"Ahjumma~ Kenapa ahjussi pergi dengan orang itu?" tanya Changkyun dengan polos nya lalu Hyungwon menatapnya kemudian menarik tangan Changkyun membawanya masuk ke rumah.
"Karena dia teman ahjumma" jawab Hyungwon tapi Changkyun belum puas.
"Seharusnya ahjumma juga diajak"
"Ahjumma kan menjaga Changkyun"
"Apa Changkyun merepotkan? Apa Changkyun membuat ahjumma tidak bisa pergi bersama ahjussi?? Changkyun bisa saja menghubungi Younghye nuna dan minta jemput. Atau minta jemput Seo Ahjussi untuk menjemput" sanggah Changkyun dan untuk sementara Hyungwon mulai menunduk. Ayah Changkyun –Shownu- memang seorang pengusaha kaya raya, jadi sebenarnya dia punya banyak uang dan anak buah untuk merawat anaknya jika dia tak ingin merepotkan Hyungwon. Sedangkan Younghye adalah gadis berusia 15 tahun sepupu Changkyun.
"Tidak. Ahjumma memang malas pergi" jawab Hyungwon lagi kemudian berjalan meninggalkan Changkyun menuju kamarnya.
Changkyun yang melihat hal itu hanya bisa cengo. Untuk pertama kalinya dia melihat Hyungwon meninggalkannya. Karena penasaran pada akhirnya anak itu berjalan pelan menuju kamar Hyungwon. Kamar nya tidak terkunci dan tertutup tak rapat hingga masih memungkinkan untuk anak berusia 9 tahun mengintipnya.
"Hikks... hikkss.. hikks.."
Tangisan Hyungwon terdengar dari luar. Tangisan kecil atau mungkin lebih tepat disebut isakan.
"hikks.. hiks.. bagaimana mungkin aku bisa menjelaskan pada Changkyun kalau Minhyuk adalah calon ahjumma barunya? Hikss... hikksss" gumam Hyungwon disela tangisan nya.
Hyungwon. Lelaki manis yang hidupnya penuh lika liku. Bola mata indah yang dia miliki tak henti-hentinya mengeluarkan air bening dan terus saja mengalir di pipi nya. Sesekali jari lentik nya menghapus air mata itu atau membiarkannya saja.
Pikirannya kembali menerawang jauh ke belakang. Tapat nya beberapa minggu lalu saat sebuah pernyataan mengerikan terdengar di telinga nya. Sebuah pernyataan yang tak pernah ingin didengar oleh istri mana pun.
~Flashback~
Hyungwon dan Wonho tengah menikmati makan malam mereka dengan hangat. Dua lelaki itu terlihat sangat bahagia satu sama lain. Keluarga yang sudah mereka bangun selama 4 tahun, semua hampir tak ada celah. Hampir tak ada kekurangan apapun. Kecuali... satu hal yang tak bisa mereka beli dengan kekayaan. Seorang anak.. ya.. sampai sekarang Hyungwon belum memiliki anak. Beda halnya dengan kakak angkat Hyungwon –Kihyun- yang sudah memiliki putra, lengkap sudah kebahagiaan mereka tapi pasangan Hyungwon dan Wonho masih tak memiliki penerus. Untuk apa banyak harta jika mereka tak memiliki ahli waris?
"Hyungwon, tidak kah kau berfikir jika keluarga kita kosong?" Wonho membuka pembicaraan.
"Kita belum memiliki buah hati? ku rasa aku sepikiran denganmu hyung. Mungkin kita belum ditakdirkan untuk memilikinya" jawab Hyungwon pelan.
"Kadang aku berfikir. Mungkin anak ku bukan ada di takdir mu, tapi di takdir orang lain"
Deg!
Jantung Hyungwon memompa lebih cepat mendengar kata-kata Wonho tentang 'Takdir orang lain'. Apa maksudnya?
"Apa maksudmu hyung?" Hyungwon berpura-pura tak paham karena dia sendiri masih kurang yakin.
"Maksudku, bagaimana jika aku menikah lagi? Siapa tau aku bisa memiliki anak"
Hyungwon terdiam untuk sejenak sebelum pada akhirnya Wonho melanjutkan kata-katanya lagi.
"Aku hanya menikah. Cinta ku tetap untuk mu. Jika aku menikah nanti, aku akan membuatkan istri baru ku rumah baru dengan ukuran setengah dari rumah ini, ini adalah rumahmu. Aku akan tinggal 1 minggu di rumahmu dan 1 hari di rumah istri baru ku. Uang ku, tetap kau yang paling banyak mendapatkannya. Segalanya~ Cintaku. Kasih sayang ku. Perasaan ku. Kau yang paling utama" celoteh Wonho dan berusaha meyakinkan Hyungwon bahwa dia hanya mencintai Hyungwon.
"Terserah kau saja hyung..... Jika itu mau mu aku tidak bisa menolak" jawab Hyungwon sambil tersenyum.
"Sayang, terima kasih"
Chu~
~Flashback Off~
"Aku.. tidak membutuhkan uang. Aku... tidak perlu kekayaan.. aku... hanya perlu kebahagiaan" lirih Hyungwon dalam kesendirian nya.
*****
Wonho baru saja pulang dari jalan-jalannya bersama Minhyuk –Calon istri barunya-. Dia memasuki rumah dan tak ada Hyungwon yang menyambutnya. Dia memang pulang larut jadi wajar saja jika Hyungwon sudah tidur.
Clek
Wonho membuka kamar nya yang juga adalah kamar Hyungwon dan di sana dia mendapati Hyungwon tengah membaca buku. Ah dia belum tidur.
"Hyung? Kau sudah pulang? Ahh maaf aku tidak menyambut mu. Selamat datang" ujar Hyungwon lalu meletakkan bukunya.
"Tak apa. Aku tau kau pasti lelah merawat Changkyun. Apa anak itu sudah pulang?" ujar Wonho dan Hyungwon mengangguk.
"Baru saja Shownu hyung membawa nya pulang. Apa jalan-jalannya menyenangkan?" jawab Hyungwon kemudian dia merebahkan dirinya lalu menarik selimut seolah hendak tidur.
"Ya. Sangat menyenangkan, dan kurasa dengan sikapnya yang baik dia akan jadi sangat akrab denganmu" jawab Wonho sekenanya.
Setelah itu Wonho pun juga ikut beristirahat di sebelah Hyungwon. Dia berbalik menghadap Hyungwon tapi Hyungwon malah membelakangi nya.
"Sayang, ini pertama kalinya kau tidur membelakangi ku" Wonho berujar tapi Hyungwon tetap tak berbalik.
"Aku hanya ingin seperti ini. Ini lebih nyaman" jawab nya pelan.
Wonho pun tak membalas lagi dan hanya menutup matanya mencoba untuk tidur.
Semakin malam larut maka semakin terdengar pula lah hal-hal kecil. Tetesan air, detak jarum jam dan bahkan kadang kita berilusi sendiri.
Wonho masih belum bisa tidur dan dia membuka matanya lalu berbalik menatap Hyungwon yang membelakangi nya. Wonho tiba-tiba mengeryit saat melihat tubuh Hyungwon bergetar seolah dia sedang menangis.
"Sayang, apa kau sudah tidur?" tanya Wonho tapi tak ada sahutan dan mungkin itu membuat Wonho berfikir dia sudah tertidur. Meski begitu lelaki tampan itu masih saja keheranan karena Hyungwon benar-benar bergetar. Mungkinkah dia menangis?
*****
Keesokan hari nya Wonho bersiap untuk pergi melihat-lihat perusahaan nya. Dia sudah berpakaian rapi dan tinggal siap pergi. Sementara Hyungwon dengan wajahnya yang sayu hanya bisa tersenyum pada Wonho. Entah Wonho tak menyadari perubahan senyum Hyungwon atau apalah dia seolah tak mengerti situasi yang terjadi.
Tiba-tiba sebuah mobil sport mewah yang langka melaju dan berhenti tepat di depan pintu Wonho. Dua insan itu merasa jika mereka sangat kenal dengan mobil tersebut.
Blam!
Seorang lelaki manis membanting pintu mobil itu dengan rasa kesal lalu berjalan menghampiri Wonho.
Bugh!!
Tanpa ba bi bu lelaki manis itu langsung memukul wajah Wonho hingga membuat Hyungwon maupun Wonho kaget.
"Dasar namja brengsek!! Apa yang akan kau lakukan pada adik ku?!!" teriak orang itu yang tak lain tak bukan adalah Kihyun. Sementara itu keluarlah lagi seorang laki-laki lain dengan wajah tampan dari mobil, dia adalah Shownu, suami Kihyun.
"Apa maksudmu?!" ujar Wonho mencoba melawan tapi meski pun Kihyun memiliki tubuh yang lumayan kecil dia masih kuat untuk menahan Wonho yang hendak kabur.
"Kau bertanya apa maksudku?! Bagaimana jika aku bertanya tentang namja imut yang kencan denganmu kemarin?!! Hah?!! Dasar brengsek!! Aku sudah mengetahui semuanya! Dasar bajingan!!" teriak Kihyun dan mulai memukuli wajah Wonho.
"Hyung! Hentikan hyung!!" ujar Hyungwon histeris tapi Kihyun tak peduli akan hal itu begitu pula Shownu hanya membiarkan istri nya mengamuk puas.
"Kau.... Namja paling brengsek yang sudah membuat adik ku menangis! Kau namja paling hina yang ku kenal! Kau sia-sia kan adikku hanya karena hal kecil?! Kau itu manusia atau iblis?!!" teriak Kihyun lagi dengan penuh amarah nya sementara wajah Wonho sudah menjadi sasaran empuk pukulan dan tamparan nya, bibir Wonho mulai mengeluarkan darah segar dan melihat hal itu Kihyun menghentikan aksinya.
"Hiks.. hiks.. Kau itu bodoh Shin Wonho" tangis Kihyun pun pecah seketika. Wonho yang tadinya berniat untuk membalas pun tak jadi melakukannya.
"Bukan hanya kau yang ingin memiliki anak.. bahkan Hyungwon juga memikirkan nya. Dia memikirkan berbagai macam cara agar bisa memiliki anak. Tidak kah kau sangat brengsek jika menduakan nya?" lirih Kihyun kemudian menangis di atas dada Wonho.
"Aku tidak pernah berniat untuk menjadikan Changkyun bebanmu! Tapi Hyungwon lah yang ingin merawatnya, dia sangat ini menjadi seorang ibu maka dari itu dia sering menawarkan diri untuk merawat putra ku" ujar Kihyun lagi dan hal itu sukses membuat Wonho terbelalak. Dia tak menyangka jika semua itu adalah keinginan Hyungwon.
"Keluarga ku punya banyak uang untuk menyewa pengasuh atau kami juga bisa menitipkan Changkyun pada sepupu nya. Aku juga tak ingin membebani Hyungwon!! Tapi aku hanya ingin membuatnya senang!!" teriak Kihyun dengan air mata yang mengucur deras.
"Apakah kau tak tau jika Hyungwon menangis saat kau pergi bersama orang itu? Apakah kau tau jika Hyungwon hanya menangis di dalam kamar nya? Apakah kau tak tau jika sampai malam hari matanya masih memerah?? Changkyun saja melihat dia menangis!"
"Hyung~ Cukup hyung!! Hiks.. cukupp... hentikan" tangis Hyungwon tapi Kihyun tak peduli dan terus mengeluarkan segala unek-unek nya pada Wonho.
"Kenapa kau begitu tega hah?! Shin Wonho?! Apa yang kau katakan padanya? Kau tetap mencintainya meski memiliki dua istri?! Kau MUNAFIK!!!" teriak Kihyun lagi sambil menarik kerah baju Wonho
"Jika kau hanya mengiminginya dengan harta aku juga bisa melakukannya! Dia tak butuh harta, dia hanya ingin bahagia!!"
Semua kata-kata yang dikeluarkan Kihyun sukses membuat Wonho terdiam dan mulai menyadari segala kesalahannya. Inilah semua jawaban yang harusnya dia dapatkan. Dia sekarang mengerti kenapa tadi malam Hyungwon menangis. Ya dia memang sedang menangis!
Tiba-tiba Wonho ingin menangis saat itu juga. Perasaan bersalah menghinggapi pikiran dan hatinya, dia merasa sudah melakukan sesuatu yang sangat salah. Sangat salah!
*****
"Shin Wonho, apakah anda bersedia menikah dengan pasangan mu, dalam suka mau pun duka? dalam senang mau pun Susah? dalam sehat mau pun Sakit? dalam kaya mau pun miskin? dalam segala hal?" ucap pendeta.
"Ya, saya bersedia" jawab Wonho dengan mantap
"Chae Hyungwon, apakah anda bersedia menikah dengan pasanganmu, dalam suka mau pun duka? dalam senang mau pun susah? dalam sehat mau pun sakit? dalam kaya mau pun miskin? dalam segala hal?" ucap pendeta lagi.
"Ya, saya bersedia" jawab Hyungwon sambil tersenyum.
Kemudian Wonho memasangkan cincin pada jari manis Hyungwon. Wonho pun mendekatkan wajahnya pada Hyungwon kemudian berbisik.
"Bagaimana mungkin dulu aku menjanjikan dunia padamu padahal aku sendiri membuatmu menangis?"
"Bagaimana bisa dulu aku berkata 'Tak akan ku maafkan siapapun yang membuatmu menangis' padahal aku sendiri ternyata yang melakukannya?"
"Apa jadinya jika kau menangis dan tak memaaafkanku? Apakah aku masih bisa berdiri disini?"
"Kau itu segalanya bagiku. Mulai sekarang, kebahagiaan mu adalah prioritas nomer satu ku"
"Aku mencintaimu, Hyungwon"
Bisikan-bisikan lembut Wonho mampu membuat Hyungwon tersenyum dan terharu. Setelah itu Wonho mencium bibir Hyungwon dengan lembut.
Janji suci yang mereka ucapkan untuk kedua kalinya. Ya... sebuah perjanjian yang diperbaharui. Mereka menikah lagi untuk kedua kali nya agar ikatan mereka semakin kuat. Doakan saja semoga hubungan mereka berjalan sesuai seperti yang di harapkan.
--- Jika aku tak bisa membuatmu tak menangis karena ku, bagaimana bisa aku mengatakan jika aku akan memberikan segalanya untukmu? ---
END
Ini di tujukan kepada semua orang yang mengaku istri Wonho termasuk saya *di coret Hyungwon dari kartu keluarga* XD
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top