My Lovely Fudanshi
By: BabyWon
Rate: T
.
HAPPY READING^^
.
Chae Hyungwon. 17 tahun.
Kelas X di SMA Kyungdo. Manis, cerdas, berprestasi, dapat julukan 'anak emas guru' oleh teman-temannya, dan hangat dengan semua orang. Menjabat sebagai sekretaris di OSIS membuat nya semakin terkenal di sekolah.
"Panggilan kepada Chae Hyungwon kelas X-A, ke ruang OSIS sekarang juga"
Hyungwon segera menutup laptop nya dan mulai berdadah-dadah ria dengan teman sekelas. Namja manis yang terkenal karena serba bisa itu melenggang keluar kelas dengan senyuman yang dia lemparkan pada setiap orang. Dia orang yang sangat periang dan mudah bergaul dengan siapa saja, yang tua dan yang muda semua dia rangkul, itulah yang membuat orang sangat menyukai nya.
"Hyungwon, kau mau pergi ke ruang OSIS kan?"
Sebuah suara familiar menyapa indra pendengar nya. Hyungwon menoleh ke kiri dan mendapati seorang pria tinggi lagi tampan menatap nya, "Tentu hyung. Kau mau ikut?", jawab nya seraya bertanya balik pada pria kelas XI-A dengan name tag 'Shin Wonho' itu.
Tanpa menjawab Wonho meloncat turun dari teras kelas nya dan berjalan menghampiri Hyungwon yang masih setia berdiri di atas teras kelas nya sendiri. Kelas mereka bersebelahan dan hanya di batasi oleh jalan tanpa atap. Yah itulah kelas X-A dan XI-A, "Ayo kita pergi bersama"
Hyungwon terkekeh kecil dan menerima uluran tangan dari lelaki yang setahun lebih tua dari nya itu. "Baiklah. Tapi hyung, bukankah kau tidak di panggil?", cicit Hyungwon kemudian turun dan berjalan beriringan bersama Wonho.
Mereka berjalan melewati lapangan basket yang berada di tengah-tengah sekolah. Semua pasang mata menatap mereka, tapi bagi Hyungwon itu tak masalah karena wajar, Wonho adalah siswa yang populer dengan banyak fans apa lagi dari kelas X.
Melirik ke arah Hyungwon yang sedari tadi hanya menatap jalan, memegangi laptop nya dan sesekali bersenandung kecil, Wonho tersenyum, "Kau tidak ingin di temani? Sendirian di sana tidak takut?", Wonho balik bertanya dan disambut dengusan Hyungwon serta kekehan kecil, tau lah sekarang dia bahwa Wonho hanya mengikuti nya saja. Dasar. Paling-paling dia hanya menghindari jam pelajaran guru killer.
Beberapa saat berjalan akhirnya mereka sampai di depan ruang OSIS. Melepaskan sepatu mereka karena ruang OSIS sudah sangat bersih dan kemudian mereka masuk bersama. Di sambut oleh tatapan beberapa orang yang da di dalam ruang OSIS
"Wonho? Seingatku aku tidak memanggil mu"
Seorang pria tampan dengan rambut hitam dan mata lumayan besar menyambut mereka dengan pertanyaan. Lelaki itu lalu segera bangkit dari tiduran nya di lantai, tolong di maklumi bagaimana kerja keras OSIS setiap ada acara jadi wajar jika mereka akan menjadikan ruang OSIS sebagai rumah kedua apabila ingin kabur dari pelajaran.
"Kau ingin aku membiarkan Hyungwon bersama kalian disini? Aku tak sudi. Mungkin saja kalian membuatnya menangis nanti", balas Wonho pedas seraya menatap tajam orang bernametag 'Jo Kwangmin' itu. Dia –Kwangmin- adalah ketua dewan, pangkat nya di atas OSIS.
"Tunggu, apa aku masuk hitungan?", ujar seorang lagi yang ikut bangkit juga dari tidurannya. Orang itu namanya Kim Mingyu dengan jabatan sebagai Ketua Osis. "Tentu saja", jawab Wonho mantap seraya melipat kedua tangannya tanda menantang. Shin Wonho, jabatan sebagai wakil ketua OSIS. Info tambahan, beberapa anak Osis dan Dewan juga memberinya julukan, 'Hyungwon's Bodyguard'
Merasa terabaikan Hyungwon mendengus lalu berjalan ke salah satu kursi di ruangan itu. Meletakkan laptop nya di atas meja dan membuka benda persegi itu sambil menonton ocehan tak berbobot dari ketiga kakak kelas nya yang –menurutnya- idiot luar biasa.
Mendengus kecil, namja manis itu melirik ke arah laptop nya yang sudah benar-benar hidup, "Jadi, kenapa aku di panggil?", Tanya nya memecah keributan tak penting dari tiga pria yang sekarang sudah saling tatap tajam. Kwangmin selaku ketua Dewan langsung menoleh dan langsung memberikan cengiran, menyadari dia sudah bersikap tak baik di hadapan adik kelas nya. Lelaki tinggi itu lalu mendekati Hyungwon dan duduk disebelahnya.
"Kau ingat tentang laporan acara Festival Sekolah?", ujar Kwangmin seraya menatap Hyungwon dan si manis itu mengangguk kecil. Tangannya cekatan membuka beberapa folder dan menemukan sebuah file. Di dalam file word itu terpampang laporan tentang festival sekolah yang mereka adakan beberapa waktu lalu, "Ini maksud mu sunbae?"
Kwangmin mengangguk pelan, "Aku minta di buat kan laporan khusus keuangannya saja. Oke?", Hyungwon menangguk paham dan segera memperbaiki duduknya, mulai membuka lembar kerja baru lalu mengerjakan tugas nya.
Beberapa detik berikutnya datang lah Wonho yang ikut duduk di sebelahnya, "Kwangmin, apa yang kau lakukan duduk di sini? Cepat tiduran lagi sana", usir Wonho pada Kwangmin yang duduk di sisi kiri Hyungwon. "Hah?! Oh ayolah aku hanya di sini memperhatikan Hyungwon mengerjakan tugas nya, bukan untuk yang lain. Kau ini seperti pacar nya saja" cibir Kwangmin pada Wonho, "hah?! Pacar? Aku masih normal! Aku ini kakaknya!" teriak Wonho sengit. Dan mereka berdua kembali dalam mode tatapan tajam masing-masing -__-.
"Wonho hyung, Kwangmin sunbae. Lebih baik kalian berdua menjauh, aku tidak bisa berkonsentrasi" ujar Hyungwon final dan menatap datar dua kakak kelas nya itu. "Tunggu, aku baru sadar. Kenapa kau memanggil ku 'sunbae' dan memanggil nya 'hyung'?", bukannya menjauh Kwangmin malah bertanya dan hanya di balas dengusan Hyungwon. Namja imut itu tak mau peduli dan lebih memilih melanjutkan pekerjaannya.
"Hey kalian jangan mengganggu nya. Omong-omong, Hyungwon-aa, setelah selesai dengan milik Kwangmin, kau akan mengerjakan tugas berikutnya dari ku", lerai Mingyu seraya menarik kerah belakang kedua temannya itu agar menjauh dari Hyungwon. Masih dengan ketidakpeduliannya namja bermarga Chae itu hanya mengangguk pelan.
Tangannya cekatan mengetik beberapa bagian keuangan untuk festival. Menghitung uang nya agar pas dan juga membuat kolom-kolom yang memusingkan. Kadang Hyungwon heran, sebenarnya untuk apa penting nya semua ini? ck.. sungguh tak penting tapi ya semua ini adalah tugas nya jadi meski dengan keterpaksaan dia tetap menjalaninya.
Tapi meski begitu dia juga merasa sangat senang dengan lingkungan OSIS disini, semuanya sangat ramah dan kakak kelas nya pun juga sangat akrab dengannya. Salah tiga nya adalah 3 lelaki yang –menurutnya- idiot itu.
Sesekali Hyungwon bersenandung kecil, melafalkan lagu yang mengalun di telinga nya. dia memang tidak bisa mengetik jika tidak mendengar kan lagu, jadi headphone sudah seperti bagian dari laptop nya.
Sementara tiga kakak kelas nya itu kini mulai tenang dan malah menonton film bersama di laptop milik Mingyu. Beberapa menit berlalu dan masalah keuangan yang di tangani Hyungwon sedikit lagi selesai.
Clek
Pintu ruang OSIS terbuka menampakkan tiga sosok gadis yang sangat familiar. Dua diantara nya adalah teman satu angkatan Hyungwon sekaligus teman semasa SMP nya dan satu orang lagi adalah kakak kelas nya, Younghye, Hyoeun dan kakak kelas Hyungwon, Hyura.
"Kenapa kalian kemari?" tanya Mingyu pada tiga gadis itu dan di sambut cengiran oleh mereka. "Haruskah kami memiliki alasan jika ingin kesini?" sahut Hyura dan dengan seenaknya duduk di sebelah Hyungwon, sementara Hyoeun dan Younghye ada di sisi kiri Hyungwon.
Dua gadis itu sesekali melirik ke arah Hyungwon, "Apa yang kau kerjakan?" tanya Younghye dan Hyungwon mulai menjelaskan pekerjaannya kali ini. Dua gadis ini mengangguk kecil entah mereka benar-benar paham atau tak paham sama sekali.
Kemudian setelah itu Wonho juga mendekat ke arah Hyungwon. Tepat berada di belakang namja manis itu, memperhatikan setiap gerakan kecil nya dan gumaman halus entah itu menghitung atau bersenandung.
"Selesai" ujar Hyungwon senang lalu bernapas lega. Dia lalu menatap ke arah Mingyu, "Mingyu sunbae, apa tugas ku?" tanya nya cepat karena dia ingin segera kembali ke kelasnya atau berisitrahat saja. "Membuat jadwal untuk classmeeting yang akan kita adakan 9 hari lagi"
Mengangguk kecil, Hyungwon kembali meregangkan jari-jari nya yang terasa sedikit pegal. Namja manis itu kemudian bersiap mengerjakan tugas baru namun tanpa sadar dia mengeluarkan lembar MS Word nya setelah di simpan terlebih dahulu. Hingga kini tampak lah layar desktop nya. Wonho membelalak melihat nya.
Hyungwon ingin panik tapi dia tidak tau harus bagaimana, "Hyungwon, kau suka lelaki gay?"
Selamat kepada Shin Wonho yang sudah berhasil membuat semua mata menatap Hyungwon. Tepat di layar desktop nya, dua orang pria tengah melakukan paper kiss. Mereka adalah dua orang member Boyband favorit Hyungwon, Monsta X.
Hanya Younghye dan Hyoeun yang mengetahui rahasia Hyungwon karena mereka sama. Hyungwon seorang FUDANSHI! Tolong di garis bawahi, kalau dia seorang FUDANSHI. Sedangkan Younghye dan Hyoeun adalah Fujoshi. Tapi mereka bertiga tidak pernah membukanya ke pada semua orang. Dan ini kali pertama Hyungwon ceroboh membiarkan orang lain melihat layar desktop nya.
Hyura yang ada di sebelah Hyungwon langsung menoleh ke laptop namja manis itu, "Hyungwon... aku tidak menyangka. Kau ternyata.... Tapi kenapa? itu kan sesama laki-laki. Apa jangan-jangan kau..."
"Tidak sunbae! Tidak! i-ini bukan seperti itu. Aku hanya suka scene ini jadi ku simpan. Dan tentang aku... aku tidak seperti itu" ujar Hyungwon mencoba membela diri tapi sepertinya Hyura sudah membiarkan diri nya jatuh pada pendapat egois nya sendiri. Sedangkan Mingyu dan Kwangmin tak menyahut, mereka lebih memilih pura-pura tak mendengar dengan menonton film.
"Baiklah, aku memang sorang Fudanshi tapi ku pikir aku bukan Gay", sambung Hyungwon mencoba meyakinkan kakak kelas nya itu. Tapi sepertinya sia-sia, mereka berdua –Wonho & Hyura- malah menatap nya dengan tatapan yang terbilang aneh apalagi Hyura.
Wonho lalu menjauh dan bergabung dengan kedua temannya tanpa peduli dengan pembelaan Hyungwon, "Kalian tau? Hyungwon ternyata pendukung LGBT dan mungkin seorang gay", ujar Wonho dan langsung di sambut tawa kecil oleh Kwangmin dan Mingyu.
Ingin rasanya Hyungwon menangis. Apa lagi yang lebih memalukan dari ini? dia malu dan juga marah, kesal, semua nya menjadi satu. Kemudian Hyungwon merasakan sebuah tangan di pundak nya, "Sudahlah, nanti mereka akan diam dengan sendirinya", ujar Hyoeun menghibur Hyungwon pelan dan di sambut anggukan kecil namja manis tersebut.
Hyungwon melanjutkan mengerjakan tugas nya. Semua dia ketik cepat dengan segala emosi nya yang campur aduk. Hyoeun mengatakan kalau mereka akan diam dengan sendirinya tapi sampai sekarang sepertinya mereka berempat apalagi Wonho masih saja aktif membahas tentang LGBT dan kasus Hyungwon.
Telinga Hyungwon panas. Berulang kali Younghye dan Hyoeun mengucapkan kalimat hiburan untuk nya tetap saja dia tidak bisa. "Baiklah, aku akan ke kelas. Bye~" Hyura melambaikan tangan dan keluar dari ruang OSIS, kini hanya tersisa 3 lelaki kelas XI di ruangan itu, tentu saja termasuk 3 siswa kelas X lainnya.
"Selesai!" ujar Hyungwon keras lalu menyimpan file nya. Namja manis itu mematikan laptop nya dan mulai mengemasi barang-barangnya. "Hyungwon, apa kau mau jadi gay jika dengan ku?" ujar Wonho dengan nada bercanda atau mungkin mengejek. Cukup sudah, Hyungwon benar-benar ingin menangis.
"Hahaha... Aku juga mau jadi gay jika dengan Hyungwon" sahut Mingyu seraya tertawa renyah namun kalimat Mingyu hanya seolah kalimat biasa. Kata-katanya itu tak membuat Hyungwon sakit hati, yang membuat nya paling kesal adalah Wonho yang terus menerus menggoda nya dengan segala hal LGBT sedari tadi.
"CUKUP HYUNG!" Teriak Hyungwon marah seraya menatap Wonho kesal bercampur sedih. Terlihat sekali mata nya berkaca tapi dia tahan, bibir nya bergetar tanda di benar-benar akan menangis.
Wonho terdiam mendapati emosi Hyungwon, ini pertama kalinya namja manis itu berani membentak kakak kelas nya apalagi Wonho yang notabene nya adalah kakak kelas yang paling dekat dengannya, bersama dengan Kwangmin juga.
"Aku sudah mengatakan alasan ku tapi kau tidak mendengar nya. Apa mengejekku membuat mu sangat senang? Apakah kau senang jika aku harus menanggung malu ke semua orang? Kau sangat senang Hyung?!" ujar Hyungwon seraya menatap tajam namja bermarga Shin itu.
Tak ada wajah bercanda pada nya, biasa nya Hyungwon hanya akan pura-pura merajuk dengan imut nya lalu dengan mudah kembali tertawa tapi kali ini dia seolah benar-benar marah.
"H-hyungwon, aku hanya berca—"
"KAU SEBUT ITU BERCANDA?!!!" teriak Hyungwon lagi marah. Ya dia sangat marah, apakah harga dirinya hanya untuk di jadikan bahan bercanda saja?
"Maafkan aku. Aku tidak tau kau semarah itu" ucap Wonho pelan tapi terlambat sudah, Hyungwon terlanjur marah dan dia sudah benar-benar di permalukan. "Aku tidak ikut bicara yang aneh-aneh. Itu semua Wonho yang mulai" ujar Kwangmin angkat bicara disertai anggukan Mingyu dan langsung mendapat tatapan horror dari Wonho.
Hyungwon menatap Wonho marah, "Aku membenci mu hyung. Sangat membenci mu. Jangan pernah panggil nama ku lagi! Aku permisi"
Tak rela. Sebenarnya ada satu sudut hati nya yang tak pernah rela untuk membenci orang itu, orang yang selalu membuat nya tertawa dan orang yang selalu menjadi bahan tertawa nya dalam organisasi, orang yang bisa mengembalikan mood nya. Shin Wonho.
Tanpa sadar cairan bening keluar dari ekor mata Hyungwon, dan setelah menyadari hal itu dia segera menyembunyikannya. Mengambil kembali barang-barang nya dan berjalan cepat menuju pintu ruangan, wajah nya benar-benar tak mau menatap Wonho lagi.
"Tunggu! Hyungwon, aku minta maaf", Wonho menahan lengannya tapi Hyungwon meronta minta di lepas. Hanya satu hal yang harus dia lakukan, jangan sampai Wonho melihat dia menangis. Dia tidak ingin terlihat selemah itu di hadapan Wonho dan teman-temannya.
"Lepas! Jangan pernah sebut nama ku! Aku membenci mu" teriak Hyungwon dan terus minta di lepas kan tangannya.
Wonho tak mau menyerah dan kini menarik tangan Hyungwon hingga mau tak mau namja manis itu berbalik dan mengahadapnya.
PLAK!
Ketika pegangan tangan Wonho mulai melonggar dengan segala kekuatan yang dia miliki Hyungwon melepaskan cengkraman itu lalu menampar pipi Wonho keras. Tersenyum sinis, Hyungwon berbalik dan meninggalkan ruang OSIS menyisakan Wonho dengan bekas tamparan di pipi nya.
.
*****
.
"Panggilan kepada Chae Hyungwon kelas X-A, ke ruang Osis sekarang juga. Terima kasih"
Hyungwon mendengus sebal mendengar namanya di panggil dari piket harian. Entah ini sudah yang ke berapa kali dia di panggil. Rasa nya sangat malas untuk pergi keluar kelas apalagi du luar panas dan tak ada jalan lain menuju ruang Osis selain melewati terik matahari yang membakar kulit.
Memilih untuk acuh, Hyungwon kembali pura-pura tak mendengar. Sibuk berkutat dengan siswa-siswa lain di kelas nya meski berulang kali mereka menyuruh nya untuk segera ke ruang Osis memenuhi panggilan. Yah karena biasa nya mereka –siswa di kelas- yang akan kena marah guru pembina OSIS apabila Hyungwon tidak merespon saat di panggil.
Ingat, siswa berprestasi selalu benar dan itu lah yang melandasi kecerewetan mereka menyuruh Hyungwon keluar kelas. Karena sudah dipastikan hanya Hyungwon yang mendapat pembelaan dari guru sedangkan mereka kemungkinan akan di jemur di tengah lapangan basket.
"Hyungwon-aa, cepat temui sunbae-sunbae mu itu", ujar Minwoo seraya memasang wajah memelas nya pada Hyungwon tapi yang di ajak bicara tidak menanggapi. Hanya membuang napas nya sebal, Hyungwon berbalik dan membuka lagi laptop nya yang sempat terbengkalai, berkutat sebentar dengan lembar-lembar kerja MS Word sebelum pada akhirnya meng-close semua nya dan membuka sebuah folder lain.
Mengambil headphone lalu memasang nya. Membiarkan teman-teman di kelas makin gaduh dengan sikapnya. Beberapa anak hanya tertawa dan tinggal menunggu salah satu guru datang lalu memarahi kelas mereka dan sisanya hanya menggelengkan kepala oleh sikap Hyungwon yang sangat acuh itu. Entah kenapa mereka juga heran, ini pertama kalinya Hyungwon tak peduli dengan tugas OSIS dan panggilan dari piket harian.
Memutar sebuah MV yang di rasa mampu mengembalikan mood nya. Hyungwon menonton dengan seksama dan sesekali bersenandung ria. Jam kosong memang lah waktu yang paling luar biasa.
"Sekali lagi, panggilan kepada Chae Hyungwon kelas X-A di tunggu di ruang Osis sekarang juga!"
Siswa di kelas X-A sudah merinding mendengar suara Jung saem yang membahana ke seluruh lingkungan sekolah dari piket harian sana. Guru Matematika mereka yang paling killer dan menakutkan.
Hyungwon masih dengan ketidakpeduliannya. Entah apa yang dia pikirkan tak ada yang tau, yang mereka tau aura Hyungwon kali ini paling berbeda. Pemuda manis itu masih asik bersenandung kecil dengan lagu dan MV dari Boyband favoritnya, Monsta X.
Tak lama setelah itu terdengar derap langkah kaki yang mendekati kelas mereka. Beberapa siswa mulai mengintip dari kaca dan mereka mendapati seseorang yang sudah berada di samping pintu kelas mereka.
"Hyungwon, Kau tidak dengar atau bagaimana?" hardik nya di depan pintu sambil melipat tangan di dada. Hyungwon menoleh sekilas dengan tatapan sinis dan kembali tak peduli, menyibukkan diri dengan membenarkan letak headphone yang tadi nya sempat bergeser sedikit, hanya agar suara musik nya semakin jelas dan membuat dia tuli mendadak dengan teriakan teman-temannya.
"Tch...." lelaki itu mendecih lalu dengan tak peduli nya dia berjalan masuk menggesekkan sepatu mahalnya ke lantai kelas Hyungwon yang sudah super bersih. Sebenarnya setiap siswa yang masuk wajib melepas sepatu nya, tapi pengecualian mungkin untuk kali ini karena mereka juga tak berani menegurnya.
"Ayo cepat, banyak tugas yang harus kau kerjakan" ujar nya seraya menarik lengan Hyungwon tapi namja imut itu tetap kokoh dengan pendiriannya untuk menolak. Balas menatap lelaki itu dengan tatapan tajam dan lelaki itu juga tak mau melepaskan tangan Hyungwon dari nya, "Jangan pernah sebut nama ku lagi. Jauhkan tangan mu dari tanganku"
Hyungwon berucap dingin dan sinis pada orang itu, orang inilah yang membuat nya tak ingin mendekati ruang OSIS, Shin Wonho. Tapi sepertinya Wonho juga tetap bersikukuh dengan ke-keras kepala-annya. Melepas paksa headphone Hyungwon dan mematikan laptop nya meski dengan perjuangan karena Hyungwon tentunya menolak.
"Kau bisa melanjutkannya di ruang OSIS. Sekarang, lebih ba—"
"TIDAK!"
Mereka berdua bertatapan tajam. Wonho melempar wajah kaget sedangkan Hyungwon melempar wajah sinis. Teman-teman di kelas Hyungwon hanya terdiam dan sebagian pura-pura tak melihat, mereka belum pernah melihat Hyungwon bermasalah dengan kakak kelas apalagi dengan Wonho
"Keluar", ucap nya dingin seraya menunjuk pintu. Wonho geram dengan tingkah Hyungwon yang seperti ini. Dia tidak tau harus bagaimana. Bahkan ini sudah dua hari dari kejadian yang lalu dan dua hari itu pula Hyungwon tak pernah menampakkan diri nya ke ruang OSIS mau pun ke hadapan kakak kelas lainnya terutama Wonho
"Hyungwon ap—"
"JANGAN PERNAH SEBUT NAMA KU! CEPAT KELUAR!" Teriak Hyungwon memotong perkataan Wonho. Kaget. Tak ada satu pun siswa di kelas yang tidak kaget dengan perubahan drastis Hyungwon hari itu.
Wonho sudah tak tahan lagi, dia mencengkram bahu Hyungwon dan menatap nya marah, "Apa maksud tingkah mu ini hah?!! Kau marah dengan ku?! silakan! Tapi jangan abaikan tugas mu!! Kau itu pintar kan?!", bentak Wonho juga tak kalah keras.
Hyungwon terdiam, dia menunduk dan tak mau menatap wajah Wonho. Beberapa saat kemudian cairan bening berjatuhan dan bahu nya bergetar. Sadar lah Wonho kalau Hyungwon sekarang menangis. Kini tatapan siswa kelas X-A mengarah pada nya, tatapan sinis itu seolah 'Kau membuatnya menangis? Ck...'
Semua orang tau jika Hyungwon adalah siswa yang di sayangi teman-teman nya. Entah itu teman sekelas atau bukan semua menyukai nya, tentu saja karena sikap ramah dan baik nya meski kadang dia juga terkenal jahil. Jadi membuat Hyungwon menangis adalah hal yang jelas-jelas salah.
Panik, tentu saja Wonho saat ini bingung harus berbuat apa. "H-hyungwon.." lirih nya pelan dan mulai menunduk melihat wajah Hyungwon dari sudut bawah, benar saja mata Hyungwon terus mengeluarkan air mata. "Lepas", lirih Hyungwon sangat pelan di sela tangisan kecil nya. Wonho yang tak tau harus berbuat apa langsung melepaskan begitu saja.
Lelaki manis itu tanpa bicara langsung mengambil laptop nya pelan dan berjalan melewati Wonho begitu saja. Wajah nya masih menunduk dan sesekali tangannya mengusap wajah untuk menghapus air matanya. Berjalan cepat keluar kelas tanpa peduli dengan perkataan teman-temannya.
"Hyungwon, kau tidak apa?"
"Hyungwon, lebih baik kau disini saja"
Beberapa teman bahkan mengikuti Hyungwon sampai lelaki imut itu turun dari teras kelas dan mengisyaratkan mereka untuk diam. Wonho yang masih di dalam kelas langsung mendesah berat. Dia tak tau akan seperti ini masalahnya, "Sunbae, kau ajak saja dia jalan-jalan ke Mall nanti dia akan baikan", ujar seorang siswa laki-laki setengah mengejek pada Wonho.
"Atau bawakan dia salah satu member Monsta X" sahut yang lainnya juga. Wonho mendecih dan meninggalkan kelas itu. Berjalan menuju ruang OSIS, dia berada di belakang Hyungwon, tak ingin menyapa pemuda itu sekarang karena hanya akan memperunyam masalah.
Pintu ruang OSIS terbuka, Kwangmin dan Mingyu, yah tetap seperti biasa pasti mereka berdua biang yang memberikan Hyungwon seribu tugas merepotkan. Baru saja Mingyu ingin menyapa riang ke arah Hyungwon tapi segera dia urungkan melihat mata Hyungwon yang memerah.
"Apa tugas ku?" ujar Hyungwon dengan suara serak khas orang setelah menangis. Wonho masuk ke dalam ruang OSIS dan langsung di hujani tatapan kedua temannya.
Kwangmin menggaruk kepala nya yang tak gatal, "Etto.... Aku ingin kau membuat daftar panitia untuk Classmeet kita. Nama-namanya sudah ku tulis di kertas itu", ujar Kwangmin dan Hyungwon mendapati sebuah kertas dengan banyak nama, pasti itulah kertas nya.
Mingyu berjalan dan duduk di sebelah Hyungwon, "Kau kenapa? Apa ini karena Wonho?", tanya Mingyu pelan sedangkan Wonho masih setia berdiri di dekat pintu dengan wajah bersalah nya. "Aku tidak apa-apa hyung", Mingyu melebarkan mata nya, sejak kapan Hyungwon juga memanggilnya hyung? Bukankah itu hanya panggilan untuk Wonho?
"B-benarkah? Jika kau ada masalah kau bisa bercerita pada ku", Mingyu mengusap rambut Hyungwon canggung dan kemudian berdiri seraya tersenyum kecil. Lelaki itu kemudian berjalan menghampiri Kwangmin dan saling tatap, mereka menangguk lalu bersama menuju pintu. Kwangmin menepuk pelan bahu Wonho, "Jangan buat dia menangis. Itu yang sering kau ucapkan bukan?"
Wonho di tinggalkan di ruangan itu bersama dengan Hyungwon. Pintu di tutup oleh Mingyu meski tak di kunci, yah setidak nya ini bisa mencegah sesuatu yang tidak di inginkan terjadi.
Kemudian Wonho berjalan mendekat ke arah Hyungwon. Berdiri tepat di belakang lelaki manis yang pura-pura tak menyadari keberadaannya itu. Menghela napas nya berat, Wonho mencoba tenang.
"Hyungwon, sekali lagi aku minta maaf"
"Sungguh maksud ku hanya bercanda tapi aku tak tau ternyata itu membuat mu sangat malu"
"Orang bodoh pun malu jika kau katakan pendukung LGBT dan gay"
Hyungwon memotong cepat perkataan Wonho sebelum makin panjang setelah menekan keras tombol spasi pada laptop nya. Dia menghentikan pekerjaannya tapi tetap diam di tempat.
"Tapi kurasa gay itu tidaklah sesuatu yang aneh di sini. Meski pun mayoritas masih straight tapi ku rasa menjadi gay tidak lah sememalukan itu karena fakta nya banyak pasangan gay juga di sini", ujar Wonho mencoba berbicara lembut kemudian dia meletakkan tangannya di kepala Hyungwon, mengusap rambut itu dan Hyungwon tak melakukan perlawanan.
"Apa aku salah?", sambungnya lagi.
"Tapi kau berbicara seolah gay itu menjijikkan", Hyungwon menepis tangan Wonho dari kepala nya. namja imut itu kemudian berdiri dan berbalik hingga kini dia menghadap Wonho. Melihat hal itu Wonho hanya kaget.
"Kau itu bagian dari mereka yang menganggap hina perbuatan itu kan? Meski pun berulang kali ku katakan aku tidak seperti itu tapi kau tetap dengan bodoh nya berkata aku ini gay. Kau puas membuat ku malu di hadapan Hyura sunbae, Kwangmin sunbae dan Mingyu sunbae?!" ujar Hyungwon setengah berteriak. Tanpa sadar air mata nya berjatuhan begitu saja, tangannya mengepal kuat sangat kesal sekaligus marah dengan pria di hadapannya.
Wonho mulai panik dengan keadaan Hyungwon, dia tidak tau harus berbuat apa sekarang. Hanya ada satu hal yang terlintas di kepalanya.
Sebuah pelukan.
Mata Hyungwon membulat dan isakan nya mendadak diam. Sebuah tangan memeluk dan membawa tubuh nya pada pelukan hangat. Dan sebelum Hyungwon berontak Wonho kembali berucap,
"Aku tidak masalah meskipun kau benar-benar Gay. Bukankah aku pernah mengatakan kalau aku bersedia jadi gay jika dengan mu? Aku tidak bercanda. Aku serius dengan itu", Hyungwon makin kaget mendengar perkataan Wonho. Dia tak tau harus menjawab apa, pelukan Wonho semakin erat seolah tak membiarkannya berontak.
Menatap sekilas langit-langit ruangan, "Mungkin aku yang memang memiliki kelainan, tapi saat tau kau seorang fudanshi aku merasa senang. Seolah aku memiliki kesempatan untuk mengatakan 'Setelah bertemu denganmu, ku rasa aku menjadi seorang gay. Dan aku menyukaimu, Chae Hyungwon'. Sungguh kata yang aneh kan?"
Tidak ada hal yang lebih membuat Hyungwon syok dari pada hal ini. Kakak kelas nya, Shin Wonho, mengakui terang-terangan bahwa dia seorang gay?! Tanpa sadar tangan Hyungwon bergetar, dia tak percaya. Seorang Shin Wonho yang memiliki banyak fans wanita ini seorang gay? Wajah tampannya, keluarga nya yang kaya, sudah cukup untuk membuat nya bebas memilih gadis mana yang dia sukai.
Tangan Hyungwon mencengram kuat baju Wonho, dia –Hyungwon- menyembunyikan kepala nya di dada Wonho, "Kau tidak sedang mengejek ku kan? Aku tidak menyukainya", lirih Hyungwon dan makin mencengkram seragam Wonho.
"Aku tidak pernah bercanda dengan perasaanku. Hyungwon, apa kau mau jadi gay dengan ku?", lirih Wonho pelan. Kini malah dia yang terlihat sangat gugup, tentu saja bagaimana tidak gugup, bisa saja Hyungwon benar-benar straight dan jika itu benar maka hancurlah sudah segala pendekatan yang dilakukan oleh Wonho.
"Maaf hyung. Aku bukan seorang gay. Dan aku tidak mau"
Wonho mendesah berat. Terpancar ekspresi kecewa, kesal dan malu pada wajah tampannya. Hyungwon perlahan melepaskan diri dari pelukan Wonho dan melihat betapa kacau nya pria itu sekarang.
"Sudah ku duga", tanpa sadar sudut mata Wonho berair, dia tertawa renyah dan hendak berbalik meninggalkan Hyungwon sampai sepasang tangan memeluknya dari belakang
"Aku bukan seorang gay. Dan aku tidak mau menjadi gay. Tapi jika dengan mu, itu lain lagi ceritanya", ujar Hyungwon seraya tersenyum dalam diam. Dia membenamkan wajah nya pada punggung Wonho
Membatu di tempatnya, "H-hyungwon?", lirih Wonho tak percaya. "Iya hyung? Aku disini, bersamamu"
Wonho ingin mengucapkan kata-kata kotor dan umpatan sekarang tapi yang keluar malah sebuah senyuman dan tawa kesal nya. Dengan cepat Wonho menarik tangan Hyungwon dan berbalik menatap nya, "Apa maksud penolakan mu tadi hah?" tanya Wonho dengan senyuman yang tak bisa luntur dari wajahnya meski dia sudah mencoba.
"Aku hanya ingin membuat mu menangis seperti kau yang sempat membuat ku menangis", jawab Hyungwon disertai senyuman. Wonho menatap Hyungwon kesal lalu menangkup wajah nya gemas.
"Sial, aku benar-benar menyukai mu"
"Dan aku juga benar-benar menjadi gay karena mu"
.
END
.
Wonho : Hyungwon, kau kenapa?
Hyungwon : Dari kemarin aku mual-mual Hyung, perut ku tidak enak
Wonho : Apa kepala mu sakit?
Hyungwon : Ya, bahkan aku sangat pusing
Wonho : kau sudah ke dokter?
Hyungwon : Sudah. Ku kira aku hamil anak mu
Wonho : ...........
Hyungwon :...........
Wonho : (O_O)
Hyungwon : ...... Ternyata hanya anemia dan maag ku yang kambuh
Wonho : #!@$%^&*%$^%!
.
HARI INI AKU ULANG TAHUN KE-16 LHO >< GAK ADA YANG MAU NGUCAPIN GITU?
TANGGAL 14 (kemaren) ULTAH NYA KAK HYO JUGA LHO~*ehek*
Niat nya mau bikin ff HyungWonho spesial buat ultah sendiri tapi gak sempat :3
KOMENTAR NYA DI TUNGGU YA :D
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top