Damn! My Rival! [Special Valentine]


Ini ff yang udah di tulis valentine tahun lalu cuma gak sempet post. Maklumi bahasa dan story yang err... kelewat ancur. MALES NGEDIT. ABAIKAN TYPO

HAPPY READING^^

.

14 Februari 2017

Hari Valentine, apa yang akan kalian lakukan di hari itu? Saling bertukar kado dengan sahabat? Bertukar cokelat dengan kekasih? Bertukar cincin dengan pasangan? Atau ada yang lain lagi? Yup! Hari Valentine yang katanya adalah hari kasih sayang dimana semua orang tengah membelikan seseorang dengan sesuatu yang dia dapat dari menyisihkan uangnya. Miris.

Bukannya memasang wajah senang saat diberi cokelat, lelaki tampan bernama lengkap Shin Hoseok atau biasa dipanggil Wonho itu malah menekuk wajahnya meski tak terlalu nampak dan yang nampak hanyalah senyuman palsu dihadapan gadis-gadis yang menyukainya. Entah sudah ada berapa puluh kotak cokelat yang dia terima dari gadis di sekolahnya.

"Wonho-aa, ku mohon terimalah cokelat ini. Aku menyukaimu." ujar gadis yang notabene nya adalah antrian paling akhir untuk saat ini, semua gadis pasti mengatakan hal yang sama padanya 'Aku menyukaimu.', 'jadilah pacarku.', 'biarkan aku dekat denganmu' dan yang lain sejenisnya tapi Wonho hanya membalas dengan senyuman seadanya dan anggukan-anggukan kecil.

Tiba-tiba datang lagi seorang gadis yang kali ini Wonho sangat hafal wajahnya, dia adalah adik Wonho yang berada di kelas X-A, sedang Wonho sendiri berada di kelas XI-A. Nama gadis yang baru datang tadi adalah Younghye, Shin Younghye. Dia juga tengah kewalahan membawa banyak cokelat serta bunga dan kini malah berjalan menuju Wonho dengan harapan lelaki tampan itu mau membantunya.

"Kakak ku sayaang~ Karena ini hari valentine aku akan memberikan ini semua padamu sebagai hadiah." ujar gadis itu dengan nada imut tapi tak akan mengubah apapun apalagi dihadapan Wonho juga sudah ada segunung cokelat, haruskah dia menambah dengan gunung yang baru?

"Tidak."

"Ya! Kenapa hah?!"

"Kau tidak lihat betapa kewalahannya aku dengan serangan cokelat ini? Milikku ya milikku dan milikmu ya milikmu, kita tanggung masing-masing." celoteh Wonho seraya mendorong Younghye tapi gadis itu masih setia ditempat.

"Baik baik, tapi setidaknya ijinkan aku disini untuk sementara." ujar Younghye dan Wonho pun kembali duduk di kursi nya.

Tak lama setelah itu seorang pria dengan rambut merah dan wajah tampan berdiri menghampiri Younghye.

"Younghye-chan, aku ada sedikit cokelat. Meski tidak sebesar dan semahal pemberian orang lain tapi ku harap kau mau." ujar lelaki keturunan Jepang-Korea itu, di seragamnya tertera 'Karma Akabane'.

"A-akabane senpai?"

"Panggil saja Karma."

"Ka-karma senpai, kau serius ini untukku?"

Karma mengangguk dan Younghye terlihat berbinar seketika.

"Terima kasih, senpai!" Younghye membungkuk 90 derajat dihadapan teman sekelas kakaknya yang memang dari dulu dia sukai.

Sementara Wonho mulai memasang wajah datar lagi ketika melihat sekitar 8 orang kakak kelas berjalan masuk ke kelasnya sambil membawa cokelat, bukan ke kelas tapi menuju kearahnya.

Wonho pun kembali di kerumuni gadis-gadis cantik dan sexy yang mengaku sebagai 'Fans' nya. Tak heran jika seorang lelaki kaya raya lagi tampan menjadi idola semua orang, itulah Wonho. Kemudian ditengah kesibukannya menerima cokelat tiba-tiba ada seseorang yang berdiri diambang pintu lalu menerakinya.

"Ho-seok-iee~" ujar orang itu dengan nada mengejek pada Wonho dan membuat lelaki tampan itu naik pitam. Lelaki yang ada di ambang pintu tak lain tak bukan adalah musuh bebuyutan Wonho dari kelas X dan beruntungnya ketika kelas XI orang itu mendapat kelas XI-B, di seragamnya tertera nama 'Chae Hyungwon'.

"Chae Hyungwon brengsek, apa yang kau lakukan disini?" teriak Wonho pada Hyungwon yang hanya memasang wajah nya yang membuat Wonho makin sebal.

"Oooh lihatlah sang pangeran mendapatkan banyak cokelat." sambung Hyungwon tanpa peduli dengan usiran Wonho. "Tentu saja, aku tidak sepertimu yang tidak laku" cibir Wonho meremehkan lelaki manis babyface itu.

Hyungwon memang bukan lelaki sepopuler Wonho, dia berasal dari keluarga biasa saja, wajahnya memang imut dan diatas rata-rata namun dia terkenal sebagai lelaki yang nakal dan licik. Ahh nakal disini bukan dalam artian 'You know what i mean'. Dia adalah lelaki yang menyebalkan dan senang membuat orang lain marah, terutama Wonho.

"Cuih~ Ya ya ya~ Aku punya sesuatu untuk mu, Selamat Hari Valentine Hoseokkieeee~!"

Bugh!!

Hyungwon melemparkan suatu benda keras berbentuk kotak dengan tebal kira-kira 5 cm dan tepat mengenai wajah tampan Wonho, kotak tersebut adalah sebuah tempat bekal yang disengaja Hyungwon agar sakit terkena wajah.

"Arghh!!" Wonho berteriak frustasi sambil mengacak rambutnya sendiri, kemudian dia kembali menerima satu persatu cokelat dari kakak kelasnya dan tak lama kemudian selesai.

Wajah Wonho masih terdapat merah di area hidung dan dahinya, kotak itu lumayan lebar meskipun tidak terlalu tebal. Kemudian Wonho mengambil kotak itu dari lantai, ya sedari tadi dia tidak mengambilnya sama sekali.

Kotak itu adalah kotak bekal dan hanya di bungkus oleh koran. Koran?!!! Dimana-mana orang akan membungkus hadiahnya dengan hiasan-hiasan dan kertas yang bagus tapi kali ini? Hanya sebuah koran kasar yang mungkin disengaja agar makin sakit saat terkena kulit.

"Dasar lelaki brengsek sialan!" sumpah Wonho dan hendak membuang kotak itu ke jendela namun Younghye segera menahannya.

"Kau ini kenapa? Aneh sekali. Hanya karena itu kau marah besar dihari valentine? Lebih baik kau buka semua cokelat-cokelat mu itu." perintah Younghye lalu menyambar kotak pemberian Hyungwon agar tidak dibuang Wonho.

Wonho pun menurut dan mulai melihat-lihat isi kotak-kotak cantik bersisi cokelat berbagai bentuk itu tapi tak ada satupun yang menurutnya spesial, hanya tulisan-tulisan yang menurut Wonho lebay disertakan surat dan cokelat nya pun meski mahal tetap terlihat biasa di mata Wonho yang notabenenya orang kaya.

"Kau tidak penasaran dengan isi kotak milik Hyungwon?" celutuk Karma seraya menimbang-nimbang kotak itu kemudian melemparkan pada Wonho dan ditangkap dengan sempurna.

"Mungkin dia memberiku bangkai katak." cibir Wonho dan kembali hendak melempar jika tidak mendapat death glare Younghye.

"Aku penasaran, cepat buka." ujar Younghye bersemangat.

Wonho menyerah lalu mulai merobek koran-koran yang menutupi bekal plastik itu. Lalu Wonho membuka penutupnya dan betapa dia kaget melihat sebuah cokelat disana, hanya cokelat biasa, mungkin cokelat buatan sendiri dan bukan cokelat mahal seperti yang lain namun di cokelat itu terukir sebuah kata. Kata yang tak pernah Wonho bayangkan sebelumnya.

Tiba-tiba saja lelaki tampan itu bergegas meninggalkan Younghye dan Karma yang tengah kebingungan melihatnya. Wonho berlari keluar kelas dengan tergesak-gesak dan mulai mengedarkan pandangannya ke kiri dan ke kanan.

"Lelaki brengsek! dimana kau akan ku hajar sekarang juga!" ujar Wonho seram seraya terus mengepalkan tangannya dengan kuat. Orang-orang berlalu lalang bahkan sampai keheranan, seorang pangeran tampan tengah marah? Wonho terkenal sebagai lelaki yang ramah dan baik kepada siapa pun.

Lalu kaki Wonho terus berjalan hingga kini dia berada di luar gedung sekolah. Kaki nya membawanya untuk pergi ke belakang sekolah yang ada sebuah danau di depannya. Benar saja dia mendapati lelaki bertubuh langsing tengah memunggunginya menghadap danau, siapa lagi lelaki itu jika bukan seorang Chae Hyungwon musuh bebuyutannya.

"Hey brengsek apa yang kau lakukan disini setelah memberiku benda tadi hah?!" bentak Wonho kasar dan membuat Hyungwon menoleh.

Masih terlihat wajah sinis Hyungwon yang menatap Wonho. Lelaki bermarga Shin itu makin kesal melihat wajah Hyungwon, dia kemudian bergegas menarik kerah baju Hyungwon dan mengangkatnya.

"Apa maksud mu heh? Katakan jika itu tidak serius karena jika itu serius aku akan melemparmu sekarang juga." ancam Wonho dengan mata marah tapi Hyungwon masih saja mempertahankan senyuman sinisnya. "Kenapa? Kau tidak suka hadiahnya? Hadiah ku bukan hanya cokelat kan?" Seringai Hyungwon.

Bugh

Tubuh kurus Hyungwon terhempas ke sebuah batang pohon yang memang sedari tadi menjadi saksi bisu atas perseteruan mereka. Terlihatlah wajah imut Hyungwon sedikit meringis menahan sakit karena sedikit banyak punggungnya pasti bermasalah sekarang.

Wonho naik ke atas tubuh Hyungwon, ah tolong jangan berfikir kotor dulu. Wonho hanya duduk diatas perut Hyungwon dengan tangan mencengram kerah lelaki manis yang masih bertahan dengan senyumannya.

Semilir angin menemani mereka berdua yang tengah saling melempar pandang entah sesuatu seperti kebencian satu sama lain. Entahlah, apa yang terjadi pada mereka dikehidupan sebelumnya siapa tau saja kan di kehidupan sebelumnya mereka adalah seekor anjing dan kucing?

"Kau bosan denganku?" tanya Wonho membuka pembicaraan canggung mereka dan Hyungwon langsung membuka matanya lebar. Bibirnya tak bisa menjawab tapi ekspresinya mencerminkan bahwa sekarang dia sangat terkejut. "Kau bosan denganku?! Jika iya katakan saja!" bentak Wonho seraya makin kuat mencengkram baju Hyungwon.

"Bagaimana jika ku katakan iya?" Hyungwon tersenyum miring dengan mengangkat salah satu sudut bibirnya. Tangannya lalu perlahan menyingkirkan tangan Wonho yang mencengkram kerahnya, berusaha untuk bangkit ketika Wonho terdiam dan berdiri sambil menundukkan kepalanya.

"Yaah~ Kebosanan itu salah satu alasannya, alasan yang lain mungkin tak akan ku sebutkan karena aku yakin kau akan tertawa mendengar kesialanku." sambung Hyungwon seraya membersihkan bajunya yang kotor. Sekarang posisi Hyungwon tengah membelakangi Wonho. "Kau tau kan aku bukan 'tuan muda' sepertimu atau adikmu. Aku hanya anak biasa dari keluarga biasa, ketika kedua orang tua mu sudah tak ada kau akan kemana? Tentu saja, untuk hidup sendiri pun susah. Bekerja? Mungkin... Hahaha." tawa Hyungwon renyah lalu mencoba untuk melangkah tapi sebuah suara menghentikan langkahnya.

"Katakan dengan jelas! Apa kau sudah bosan menjahiliku? Mempermainkanku? Mempermalukanku? Kau sudah bosan dengan semua itu?" ujar Wonho dingin dengan penekanan pada setiap kata-katanya, Hyungwon tanpa menoleh hanya memberikan sedikit senyuman yang bahkan tidak bisa dilihat oleh Wonho, senyuman yang tulus namun setelah itu segera luntur bersamaan dengan air mata yang mulai menuruni pipinya.

"Sekarang, Kau sangat membosankan."

Bahkan tanpa berbalik dan menampakkan wajah sayu nya Hyungwon masih bisa mempertahankan suara angkuh yang dia miliki. Mungkin itu adalah suara angkuh terakhir untuk kali ini. Bulir air transparan pun tak terelakkan mengalir di wajah Hyungwon. Lelaki imut itu bergegas hendak pergi dan melangkah meninggalkan Wonho tapi dia kembali terhenti saat—

"Kalau begitu, akan ku buat kau tidak bosan lagi"

—sebuah tangan meraih tangan kanannya.

[[Kenapa harus dirimu?]]

"Akan ku tulis ulang buku takdir, dari 'Membencimu' menjadi 'Mencintaimu'."

[[Kenapa harus perasaan ini yang kumiliki?]]

"Akan ku hapus segala kesepianmu."

[[Kenapa kau tau segalanya?]]

"Aku akan menjadi satu-satunya untukmu."

[[Kau memang selalu menjadi yang utama bagiku]]

"Tak akan ku biarkan kau pergi."

[[Maaf... Mengecewakanmu]]

"Tanganku akan selalu merengkuhmu jika kau bersedih."

[[Aku sangat menyukainya]]

"Maka dari itu, jangan pernah bosan bersamaku."

[[Kebohonganku... Tidak mempan padamu]]

Setelah mengucapkan kata-kata indahnya Wonho lalu menarik Hyungwon dan membenamkan lelaki imut itu dalam pelukannya. "Kau tak perlu menutupi tangisan mu itu, dasar kutu" cibir Wonho dan detik itu juga isakan Hyungwon terdengar lalu di selanya ada sebuah kata—

"Aku.. menyukaimu."

—yang membuat Wonho tersenyum kecil seolah tidak terkejut sama sekali. "Ralat. Kau mencintaiku." sahut Wonho gemas dan makin mengeratkan pelukannya pada Hyungwon.

"Aku juga mencintaimu."

END

=.=.= Other Side =.=.=

Younghye dan Karma masih saja melongo melihat kepergian Wonho yang tiba-tiba. Dua orang beda gender itu kemudian saling tatap dan sepertinya mereka mempunyai pemikiran yang sama 'Isi Cokelatnya!'

"Senpai, coba kita lihat cokelatnya" ujar Younghye dan Karma pun mengangguk lalu mengambil cokelat itu. Mereka berdua langsung diam-diaman saat melihat tulisan di cokelatnya. Beberapa detik terlewat tanpa ada pembicaraan

"Emh.. omong-omong, kenapa kau selalu memanggil ku 'senpai' bukannya 'sunbae'? Apa karena ayah ku Jepang?", Karma membuka pembicaraan.

"Y-yaa.. i-itu.. Emhh... A-aku sangat menyukai Jepang-Korea. Ti-tidak! Aku mencintainya malah, aku sangat mencintai Jepang dan Korea."

"......."

"......."

"Aku juga.... sangat menyukai Korea."

Setelah itu Younghye langsung menundukkan kepala akibat malu sedangkan Karma juga mulai membuang muka ke sembarang arah dengan senyuman samar menghias wajahnya.

"Mau ke kantin?" Karma menawarkan tangannya pada Younghye dan disambut malu oleh gadis asli korea itu. Mereka berjalan berdua keluar meninggalkan begitu saja sebuah cokelat yang diatasnya tertulis---

Thank's...
I Love You, but
Good Bye

---dengan sangat indah dan rapi. 7 buah kata yang memiliki banyak arti, 7 buah kata yang seakan bisa menembus dinding cinta dan benci. 7 buah kata yang cukup untuk mengungkapkan perasaanmu.

FINISH

Kalo ada yg mau ninggalin komen ya alhamdulillah :')


Selasa [16:45]
Kalsel, 14 Februari 2017
LOVE,
B A B Y W O N

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top