Terror
NB : Pernah di post di FB juga, cuman dulu ngegantung dan sekarang udah selesai.
Happy reading, makasih buat yang udah komen di cerita sebelumnya ya.
Tiba-tiba saja di depan pintu rumah Rio ada bingkisan yang bikin Rio kaget plus heran. Isinya apa coba? Bangkai Kecoa! Ya ampuun! Duh kepala Rio pusing di tambah tulisan yang bikin kepala Rio muter kayak roller coaster "Lo gak bakal bahagia, cowok sialan" begitu lah tulisan tersebut.
Ada apa? Dan siapakah gerangan? Ckck kurang kerjaan! Kenapa gak sekalian aja bangkai buaya, gajah, ular, kadal atau komodo. Gak modal banget kecoa aja di bungkus jangan-jangan takut kemahalan ongkos kirim lagi hadeh manusia jaman sekarang emang pengiritan ya!
"Gitu ceritanya.." Rio asyik curhat perihal tadi pagi saat tiba-tiba ia menemukan bingkisan di depan pintu rumahnya. Alvin dan Gabriel, sobat Rio, sebenernya sih sobat Rio ada 3 Alvin, Gabriel dan Cakka tapi sekarang Cakka gak masuk, menurut kabar burung sih katanya Cakka terkena DBD.
"Omeigi.. Omeigi.. Jangan bilang itu terror!" Alvin berteriak histeris membuat Rio dan Gabriel menutup telinganya. Lebay banget si Alvin untung saja tidak ada orang karena mereka kini ada di loker tempat penyimpanan barang-barang setiap siswa.
Rio memutar kuncinya, ia mau mengambil sepatu untuk mengganti sepatunya bekas olahraga.
Cklek
Terbuka!
Dahinya mengernyit ada sebuah kotak!
Heran Rio mengambilnya lalu menggoyang-goyang kan kotak tersebut, pelan-pelan ia membuka kotak tersebut.
Dan.. Tara.. Isinya.. BANGKE TIKUS!!
"Astaga.." Rio reflek melempar kotak berisi bangkai Tikus itu ke lantai.
Isinya berhamburan dan baunya iuh banget bikin Alvin menutup hidung nya cepat-cepat.
"Ya amplop, bangkai Tikus! Gawat darurat! Mesti di laporin ke pak RT kalau lo udah di terror nyampe dua kali," Alvin lagi-lagi berteriak histeris. Gabriel menoyor kepalanya, apa hubungannya coba terror sama pak RT? Dasar si Alvin ckck.
Rio memandang bingkisan yang tergeletak di lantai dengan pandangan bertanya. Sudah dua kali, catat DUA KALI, dan lagi-lagi si pengirim gak modal ngirim nya yang murah-murah, hewan yang mudah di dapatkan ckck, berapa sih ongkir JNE?!
"Kira-kira siapa ya? Apa mungkin salah satu teman kita?" Gabriel heran juga sama si terroris sekarang! Pasalnya kenapa bisa membuka loker Rio kalau bukan orang dalam.
"Ify!" sahut Alvin membuat Rio dan Gabriel menoleh ke arahnya, otak Rio bekerja.
Ify? Gadis misterius yang sering sekali tertangkap basah sedang memperhatikan Rio dengan pandangan sinis.
Ify? Ify? Ify? Ify? Apa benar perkiraan Alvin? Apa benar Ify? Tolong jawab pertanyaan Rio. APA IFY TERORIS ITU? hwaaaaa siapapun yang tahu jawabannya tolong bilang sama Rio.
***
"Ify, lo sebaiknya berhenti deh nerror Rio." Sivia memperingati Ify, tetapi Ify dengan cuek bebeknya malah membungkus sebuah bingkisan untuk terror Rio selanjutnya, yang isinya sekarang adalah bangkai Cicak.
Ify alyssa, sudah dua kali menerror Rio dengan hewan-hewan mati yang mudah sekali di dapatkan, kalau di pikir-pikir Ify gak modal banget nerror make bangkai hewan. Ckck
"Apa catty gue bakal hidup lagi?" Ify bertanya skeptis membuat Sivia bungkam.
"Gak bakal sih. Tapi kan lo bisa beli lagi, sekarang yang jualan kucing anggora kan hampir di setiap tikungan. Artis aja ada yang jual hewan peliharaan kayak gitu, siapa ya lupa gue," Sivia malah nyengir. Ify mendelik.
"Bukan karena gue gak mampu beli penggantinya Catty, tapi catty kenang-kenangan dari bang Gabby satu-satu nya. Dan si Rio, cowok gak bertanggung jawab itu malah menabraknya. Pokoknya gue gak bakal berhenti menerror Rio!" kata Ify emosi. Sivia bergidik ngeri di buatnya, Ify benar-benar membenci Rio karena telah menabrak kucing anggoranya yang Ify beri nama catty.
Catty kucing anggora yang lucu, imut plus manis adalah hadiah ulang tahun dari bang gabby kaka Ify satu tahun yang lalu sebelum bang gabby meninggal karena kecelakaan. Catty kenang-kenangan dari bang gabby yang Ify punya dan Rio malah menabraknya sampai mati! Di tambah plus rio gak bertanggung jawab sama sekali malah kabur gitu aja. Sebenernya Ify tahu dari deva, 2 minggu yang lalu deva adik semata wayang Ify, menyerahkan mayat catty yang berlumuran darah ke hadapan Ify membuat Ify berteriak histeris tak terima karena kucing anggora kesayangannya mati. Miris kan?
Awalnya Deva juga tak tahu siapa yang menabrak si catty karena si tersangka memakai helm hitam tetapi Deva sempat melihat flat nomor si pengendara. Berbekal flat nomor yang di berikan Deva, Ify bertekad akan menemukan si pelaku tablak lari catty nya, dan balas dendam pada orang tersebut!
Tak sengaja tepatnya 3 hari yang lalu, di parkiran sekolahnya Ify melihat flat nomor pada salah satu motor yang berjejer rapi di parkiran sekolah. Motor ninja berwarna merah! Seperti apa yang di katakan Deva padanya.
Diam-diam saat pulang sekolah Ify mengintip di balik pohon akasia mengamati satu-satu siswa yang mengambil motor di parkiran tersebut. Dan great! Ketemu, Rio!! Ternyata Rio tersangka tabrak lari si catty. Ify berjanji dalam hati pada pukul 14.30 hari selasa. Bahwa Ify akan balas dendam pada Rio.
"Apa dengan balas dendam. Catty bakal hidup lagi?" sivia malah mengcopast pertanyaan Ify tadi. Ify tersadar dari lamunan pahitnya.
"Udah deh lo ikutin drama yang gue buat ini. Jangan kaya ceu tuti yang kepo plus rempong sama urusan orang" Ify tersenyum. Bingkisan nya sudah jadi dan siap di kirim ke rumah Rio.
Sivia cemberut. What the heel???? Di samain sama ceu tati tukang warung yang centil plus menor udah gitu rempong juga kepo sama urusan orang lain, termasuk tetangga-tetangga nya? Nggak salah? Sivia cantik kaya gini di samain kayak ceu tuti. Benar-benar dunia tak adil jika seperti itu
***
"Tadi pagi, bangkai Cicak," Rio curhat lagi mengenai si penerror yang tadi pagi mengirim lagi bingkisan dan isinya lagi-lagi bangkai, untuk edisi kali ini bangkai Cicak.
Saat ini jam pelajaran sedang kosong. Bu Dea, guru bahasa inggris kelas Rio tidak masuk karena lagi nikahin anak tunggalnya.
Gabriel tampak berpikir, sementara Alvin dari tadi udah kayak cacing kepanasan, gerak sana sini nahan hasrat pingin ke toilet! Udah di tahan dari tadi gara-gara pengen dengerin edisi curhat Rio yang kalau di tinggal sayang. Si Rio paling benci sama siaran ulang, kayak radio butut aja katanya! Jadinya demi informasi terhangat, teraktual dan terpercaya alvin rela, Alvin rela nahan kebelet pipis nya. *frontal nggak sih*.
"Lo kenapa sih, gerak sana sini kayak orang cacingan?" Rio risih juga lihat gelagat Alvin. Alvin nyengir.
Ya amplop Alvin di kira cacingan sama Rio gara-gara nahan panggilan alamnya, ckck padahal kalau di pikir logika orang pinter Rio kayak nyindir dirinya sendiri. Yang cacingan kan kurus kerempeng kayak si Rio!
"Ah, gue ke toilet dulu, lo pending dulu edisi curhatnya, pas gue balik baru lanjutin." akhirnya Alvin nyerah juga, gak tahan ciin. Dari pada ntar pipis di celana kan malu, yoi nggak?
Dengan setengah berlari Alvin menuju toilet cowok.
Kosong!
Segera Alvin masuk ke dalam.
Setelah beberapa menit kemudian Alvin keluar lagi.
"Huft.. Lega rasanya," Alvin menghela nafas lega sambil tersenyum, senyum yang selalu menghiasai wajah tampannya. Kata orang senyum itu ibadah, jadi setiap saat, waktu bahkan detik Alvin selalu menyempatkan untuk tersenyum. Tapi jangan salah penafsiran ya sama Alvin, Alvin nggak gila kok. Suer deh, beneran deh. Bukan berarti orang yang suka senyum tanpa alasan yang jelas adalah orang gila, buktinya Alvin, waras! Selain orang menilainya ramah, menambah kegantengan juga udah gitu ibadah. Tuh kan dapet 3 keuntungan dari tersenyum. So, sobat semua tersenyumlah selalu ikutin cara Alvin wkwk.
Tapi, tiba-tiba saja Alvin menangkap pemandangan yang mencurigakan. Ia melihat Ify berjalan mengendap-ngendap ke arah ruangan loker di tangannya menentang sebuah kotak berupa bingkisan yang pernah Alvin lihat kemarin. Bingkisan yang isinya terror untuk Rio!
Pada dasarnya, rasa penasaran dan kepo maksimal sudah mendarah daging pada Alvin, Alvin mengikuti Ify, perempuan itu masuk dan segera menutup pintunya kembali. Alvin kemudian mengintip. Dan WOW! Ify menaruh nya di loker Rio. Jadi Ify pelaku terror itu! Oh my god perkiraan Alvin memang tidak melesat, ternyata Alvin punya bakat ngeramal, padahal kalau di cerna Alvin bukan keturunan ki joko bodo deh, ckck.
Alvin tahu loker itu adalah loker punya Rio karena berada paling ujung, tapi yang Alvin heran kenapa Ify bisa mempunyai kunci cadangan setahu Alvin yang mempunyai kunci cadangan setiap loker adalah gadis chubby yang sipit persis Alvin bernama Sivia, anak kepala sekolah.
"Omeigi.. Jadi bener dugaan gue. Lo terroris nya." Alvin lagi-lagi berteriak dan sukses membuat Ify tersentak kaget. Tadi si Alvin sengaja masuk biar Ify ketakutan karena ketahuan.
Ify mendengus, salah satu sahabat Rio yang lebay tingkat akut menggagalkan rencananya. Pasti laporan!
"Ya emang gue. Kenapa, lo mau protes? Lo mau laporan sama Rio?" tanya Ify, ia mengambil kembali bingkisan yang tadi sempat di taruhnya di loker Rio. Alvin melongo dengan jawaban santai Ify tanpa ketakutan sama sekali. Tanpa panik juga.
"Tentu. gue bakal laporin lo ke ka Seto eh Rio maksud gue," Alvin malah becanda. Ify tertawa sinis.
"Sekalian aja lo laporin gue ke KPK. Dan sekalian bilangin sama bos lo itu. Dia pengecut. Gak mau bertanggung jawab" kata Ify berlalu pergi dari hadapan Alvin.
Alvin memandang Ify dengan pandangan heran.
Bertanggung jawab! APA? BERTANGGUNG JAWAB? PENGECUT? JANGAN-JANGAN RIO??????
Oh god! Beri tahu Alvin kalau Alvin salah perkiraan untuk kali ini!!
Dengan informasi yang baru saja di dapat tentang Ify yang ternyata adalah teroris yang selama ini menghantui Rio. Serta sekelebat pertanyaan mengenai pengecut dan tanggung jawab. Alvin harus segera bertanya pada Rio.
***
"Rio.. Lo apain anak gadis orang, hah? nyampe bilang lo pengecut dan bilang kalau lo cowok yang nggak bertanggung jawab!" Alvin menggemparkan kelas. Membuat Rio dan teman-teman sekelas nya menganga kaget. Reflek semua anak siswa memandang Rio dengan pandangan curiga.
Alvin kemudian duduk di bangkunya bersama Gabriel, di wajahnya menyiratkan bahwa ia sedang marah pada Rio. Sementara semua siswa menunggu jawaban Rio.
Njirrr malu sumpah Rio, pasti semua teman-temannya ngira yang macam-macam, seorang gadis, pengecut, dan tanggung jawab? tiga kata itu mengandung kontroversi yang tinggi. Pasti nih pasti semua siswa yang ada di kelasnya ngira kalau Rio habis ngehamilin anak orang, OMG? GADIS MANA? GADIS MANA? CKCK PACAR AJA NGGAK PUNYA, WOY RIO KAN JONES! lagian si Alvin habis kebelet pipis malah ngawur nanyanya. Kayaknya tadi di toilet si Alvin kerasukan jin. Sekarang semua nya memandang Rio menuntut. Menuntut jawaban Rio yang sebenernya Rio juga bingung mau menjawab apa, karena tak tahu apa-apa.
"Lo ngomong apa sih? gadis, pengecut, tanggung jawab? lo kira gue habis ngehamilin anak orang apa?" Rio bertanya kesal. Kesal woy kesal! pasti semuanya berpikir yang macam-macam sama Rio. Apalagi sekarang risih di liatin seuma pasang mata di kelasnya. Semua siswa yang tadi lagi ngegosip jadi pada diem lebih mentingin gosip terhangat yang di bawa Alvin.
"Ify. Ify yang bilang kalau lo pengecut dan nggak mau tanggung jawab. Tadi gue mergokin Ify naruh sesuatu di loker lo. Ify si penerror itu. Lo apain Ify yo? jujur deh sama gue kenapa Ify nyampe bilang sama gue kayak gitu? dan kenapa Ify nerror lo?" akhirnya Alvin laporan juga, ia memaksa Rio meminta jawaban jujur dari Rio. Pasalnya Alvin tidak mau mempunyai sahabat yang lari dari masalah, apalagi jadi pengecut dan bikin anak gadis orang menderita. Alvin gak suka ketidak adilan di dunia ini, ketidak adilan dari seorang laki-laki yang mempermainkan perasaan perempuan.
"Ify? jadi Ify pelaku nya? Ify yang nerror gue?" tanya Rio tak percaya. Ya tuhan Rio tak bisa mempercayai ini, ternyata benar dugaan Alvin dulu kalau Ify yang menerror Rio.
"Iya. Sekarang yang jadi pertanyaan lo ngapain Ify sampai Ify dendam banget sama Lo. Jawab jujur Yo, jadi cowok jangan suka boong karena bohong itu dosa." Oke Alvin menyebalkan tingkat dewa. Membuat kepala Rio pusing keliling Eropa(?).
"Gue gak ngapa-ngapain Ify, kenal aja nggak. Lo kalau ngira-ngira nya jangan sembaragan. Bikin gempar aja deh, orang kan jadinya ngira yang nggak-nggak sama gue," Rio protes tak terima. Membuat Alvin jadi bingung di buatnya. Rio tak mengenal Ify, yah emang bener sih Alvin juga tahu si Ify sudah 3 hari ini selalu merhatiin Rio dengan pandangan sinis. Kok Alvin lola ya? padahal dia kan tahu kalau Rio gak punya pacar mana mungkin dia bisa berpikiran seperti itu pada Rio.
"Iya ya. Lo jones, mana mungkin ngapa-ngapain Ify," Alvin garuk-garuk kepala bingung. Gabriel yang dari tadi hanya menjadi obat nyamuk lagi-lagi menoyor kepala Alvin.
"Kalau nafsirin itu mikir dulu, otak lo sih ngeres banget, ngira yang macam-macam. Tanggung jawab lo, noh semua siswa jadinya mikir yang nggak-nggak sama Rio." Gabriel kasih ceramah yang membuat Alvin meringis.
"Hehe.. Sorry ya semua gue tadi salah tafisran. Rio gak ngapa-ngapain kok sama Ify. Jadi lo semua gak boleh berpikir yang macam-macam oke. Lanjutkan aja acara ngegosip kalian." Alvin meminta maaf, ia nyengir memandang semua penghuni kelas ini. Semuanya mendengus, kirain ada gosip terhangat dari most wanted Rio.
Sementara Rio ia melamun. Ify? penerror itu? kenapa Ify sampai melakukan hal konyol kayak gitu? apa kesalahan yang sudah Rio lakukan pada Ify? Rio harus menemui Ify.
***
"Ify. Gue mau ngomong." Rio mencegat Ify di parkiran. Ia harus menanyakan perihal mengapa Ify menerror nya. Apa kesalahan Rio yang mungkin tak Rio sadari pada gadis di hadapannya ini. Ify memandang Rio sinis. Pasti si lebay Alvin sudah laporan.
"Ngomong apa?' Ify bertanya jutek. Rio semakin heran di buatnya.
"Kenapa lo nerror gue? dan bilang kalau gue pengecut dan nggak bertanggung jawab. Gue gak ngapa-ngapain lo, malahan kita gak saling kenal?" Rio bertanya tak sabaran.
"Ternyata si lebay Alvin sudah laporan ya sama lo. Lo gak nyadar sama kesalahan lo ya," Ify terkekeh sinis.
"Gue gak ngerti sama sikap lo ke gue, selalu merhatiin gue dengan pandangan sinis. Dan sekarang lo nerror gue. Gue gak tahu letak kesalahan gue di mana."
"Ckck. Lo adalah pembunuh Catty gue. Dua minggu yang lalu, Lo inget ahh mungkin bahkan lo lupa, lo nabrak kucing anggora yang lewat di tengah jalan," kata Ify memberi tahu. Rio semakin bingung. Nabrak kucing? dua minggu yang lalu? ya tuhan jangan bilang ini yang sempat di ceritain Ray, sepupunya. Rio ingat Ray sempat meminjam motornya untuk pergi ke tempat pacarnya, Acha dan pulang-pulang laporan kalau Ray nabrak seekor kucing di tengah jalan. Dengan sangat terpaksa Rio memandikkan motornya dengan kembang tujuh rupa untuk membuang kesialan habis menabrak kucing.
"Gue gak pernah ngerasa pernah nabrak kucing," Jawaban Rio membuat Ify berdecak kesal. Hey sudah salah masih aja nyangkal.
"Lo gak mau ngaku ya, flat nomernya sama sama motor lo ckck. Udah salah masih aja nyangkal. Ternyata gue bener lo orang nya pengecut dan nggak mau bertanggung jawab malah kabur gitu aja," Ify menyudutkan Rio.
"Itu yang bawa sepupu gue Ray. Ini emang motor gue, tapi waktu itu yang nabrak Ray bukan gue." kata Rio menjelaskan. Ify semakin berdecak kesal, Rio malah menjadikan orang lain sebagai kambing hitamnya. Bukannya ngaku.
"Eh cowok sialan, apa salahnya sih lo ngaku. Udah salah masih aja ngejadiin sepupu lo sebagai kambing hitamnya. Kasihan gue sama sepupu lo itu," Ify marah.
"Kalau lo gak percaya. Gue bisa telepon sepupu gue," Rio masih kekeh tak mau di salahkan. Ia kemudian mengambil hp dari saku celananya. Menghubungi seseorang.
"Hallo!" sapa sebuah suara dari sebrang. Rio sengaja menloadspeaker pembicaraannya dengan orang tersebut.
"Hallo Ray,"
"Eh lo Yo, ada apa?"
"Ray, lo dulu pernah bilang kan pernah nabrak seekor kucing di tengah jalan. Dan itu pake motor gue."
"Iya. Emang kenapa? lagian nggak sengaja, kucing nya nyebrang nggak tahu aturan." Ify terdiam saat mendengar perkataan orang di sebrang sana. Jadi selama ini dia salah sangka? ahhh malunya sama Rio.
"Yang punya nya marah tahu. Lo malah kabur gitu aja dulu."
"Siapa emang?"
"Nih ada di depan gue"
"Siapa, cewek? namanya?"
"Ify. Minta maaf lo Ray. Dan bilang kalau bukan gue pelakunya."
"Ah Ify, maafin gue ya Fy, nggak sengaja, waktu itu gue buru-buru juga terus gak ada yang punya tuh kucing jadi gue main kabur gitu aja. Bukan Rio kok Fy, lo jangan nyalahin dia, itu kesalahan Gue. Maaf ya Fy, pasti tuh kucing berarti banget buat lo."
Ify semakin menunduk dia malu sama Rio.
"Fy, mau kan maafin gue? please" Ray memohon.
"Eng iya, gue maafin deh. Sebenernya itu kucing kenang-kenangan dari almarhum kakak gue bang Gabby," kata Ify sedih. ia menjawab telepon dari yang Rio bilang Ray. Ray jadi merasa bersalah.
"Maaf. Gua gak sengaja Fy," Ray terlihat merasa bersalah.
"Iya gak papa kok, gue maafin."
"Sekali lagi maafin gue ya Fy?"
"Iya. Iya gue maafin." kata Ify sekali lagi. Ah iya tak ada untungnya dengan dendam. Sivia benar Catty gak akan hidup lagi sekalipun Ify mendendam pada penabraknya. Yang sekarang jadi masalah adalah IFY MALU SAMA RIO! SALAH PAHAM.
Rio terlihat menutup teleponnya.
"Udah tahu kan? bukan gue pelakunya?" Ify menunduk mendengar pertanyaan Rio, ia menganggukkan kepalanya.
"Maaf karena udah salah paham sama elo, maaf karena udah nerror lo nyampe 3 kali. Maaf buat semuanya, buat kata-kata gue yang kurang sopan" kata Ify meringis. Ia memberanikan diri menatap Rio.
"Gak papa, gue harap makulum kok. Maafin sepupu gue yang udah nabrak kucing kesayangan lo, mana itu kenang-kenangan dari bang Gabby lo itu lagi," kata Rio tersenyum Ify jadi melting lihat senyuman Rio.
"Gue lega akhirnya, karena dia udah minta maaf. Maafin gue ya Rio sekali lagi," Ify lagi-lagi meminta Maaf. Kali ini ia tersenyum. Rio jadi meleleh lihat senyuman itu. Duh, jangan bilang cinta pada pandangan ke berapa ya ini? hoho baru menyadari kalau Ify itu ternyata cantik.
"Iya gak papa kok, lo di jemput?" tanya Rio.
"Kayaknya gue bakal ngangkot aja" Kata Ify.
"Gue anterin yuk!" ajakan Rio membuat Ify menganga tak percaya.
"Hah? gak usah nanti ngerepotin lagi," kata Ify menolak.
"Gak kok. Gara-gara gue kan lo pasti ketinggalan angkot. Yuk gue naterin, gak ada penolakan oke," Rio tiba-tiba menggandeng tangan Ify. Membuat pipi Ify memerah.
Awal kisah cinta hanya di mulai dari hal yang biasa, dan ini awal kisah mereka berdua.
***
'Lo cuma buat gue, nggak buat yang lain.'
'Jangan coba-coba melirik laki-laki lain, nona manis.'
'Pokoknya, awas aja kalau loe jatuh cinta sama cowok lain, gue pastiin gue bakalan ngerantai elo dengan cinta gue.'
Satiap pagi di depan pintu rumah Ify, selalu terdapat paket misterius yang tidak diketahui nama pengirimnya, selama seminggu ini. entah mengapa selalu ada yang menerror Ify, ah bukan bukan mirip terror karena tidak ada hal menakutkan di dalamnya, malahan isinya sangat manis, gimana nggak manis coba, isinya itu di samping sebuah surat, selalu ada bunga atau cokelat, boneka, dan lain-lain. Seperti pengagum rahasia.
Jujur Ify tidak tahu siapa pengirimnya, karena sudah jelas-jelas tidak tertera nama pengirimnya, dan gadis itu juga tidak ambil pusing mengenai siapakah gerangan yang mengirim paket tersebut, toh tidak menganggu, malahan sangat menguntungkan.
Siang ini, setelah tadi jam olahraga berjalan selama 2 jam, kini Ify berada tepat di depan lokernya, untuk mengambil baju ganti, gadis itu kemudian memasukkan kunci dan pastinya ke lubang kunci bukan lubang hidung maupun telinga(?) mana bisa dibuka entar.
Trek..
Pintu loker terbuka sekatika Ify mengernyit, karena di sana ada sebuah kotak berwarna putih yang di hiasi pita berwarna pink, manis. Pelan-pelan gadis itu mengambilnya, lalu membuka kotak tersebut.
Di sana hanya terdapat sebuah memo kecil, hanya itu tidak ada yang lain. Dengan rasa penasaran yang teramat, gadis itu membuka memo tersebut, perlahan tapi pasti.
"Jadi pacarku, mau?"
Ify di buat menganga dengan isi sebuah tulisan dalam sebuah memo yang terdapat dalam kotak yang kini di genggamnya, dari siapa ini?
Tidak ada nama pengirim, apakah dari seseorang yang sering mengiriminya paket misterius itu?
"Untukmu, dariku, Fy, so would you be my girl?"
Sebuah suara yang entah sejak kapan berada di belakangnya membuat Ify memutar tubuhnya, seketika Ify menganga mendapati sosok di depannya, Rio, jadi dia Rio? Orang yang sering mengirim paket misterius padanya adalah Rio?
Ify memandang sosok didepannya masih dengan rasa terkejut, semenjak Ify tahu kalau Rio bukan pembunuh Catty kucing anggora kesayangannya, mereka mulai dekat, dan kadang- kadang Rio pagi-pagi sudah nangkring di depan rumahnya untuk mengajaknya berangkat bersama, dan Ify tidak memungkiri selama kedekatan itu, bunga-bunga cinta tumbuh di hatinya, ia mulai merasa wajah Rio menari-nari di pikiran dan hatinya, selalu ingin pemuda yang ternyata baik hati itu hadir dalam hari-hari nya.
"Be mine please?" tanya Rio lagi, karena dari tadi Ify hanya menatapnya tanpa berkedip.
Gadis itu tersentak kaget ketika mendengar pertanyaan Rio yang seperti memohon.
"Keakraban kita selama ini, pasti sudah menjelaskan perasaanku padamu, yes i am Rio." sahut Ify sambil menunduk. Rio tersenyum senang ditempatnya.
Sebuah terror membawanya pada rasa yang tak pernah di temuinya selama ini, cinta. Ify, cintanya.
End
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top