Nasi Goreng
Ps: Cerita ini pernah di post di fb sama di blog. Dan ini udah lama, cuma gue pindahin aja ke sini. Sorry buat typo dan juga EYD nya yang berantakkan. Happy reading!
Nasi Goreng
Sumpah ya sebel banget sama si Rio. Tetangga sebelah yang setiap paginya datang ke rumah Ify untuk sarapan nasi goreng bersama.
Huh!
Benar. Nasi goreng buatan mama Ify memang enak.
Dan, benar. Rio memang anak kost yang harus menerapkan pengiritan dalam kamus hidup nya. Jadi, siapapun yang menawari sarapan, kesempatan itu tidak boleh di sia-siakkan begitu saja, karena hal itu merupakan sebuah ke ajaiban untuk menghemat uang saku bulannnya.
Tapi, haruskah setiap hari nerima ajakkan mama Ify untuk sarapan nasi goreng?
Ify tidak suka orang lain hadir dalam hidupnya, apapun kondisinya.
Apalagi, seperti keadaan pagi ini, mama lebih asyik bertanya pada Rio, dan Ify dianggurin begitu saja, yang anaknya siapa, yang orang lain siapa? pokoknya Ify sebel sama Rio, titik.
"Pasti banyak yang naksir ya Yo sama kamu, kamu kan ganteng." tanya mama Ify pada Rio yang sedang melahap nasi goreng di depannya, membuat ify memandangnya tak suka.
Emang Rio ganteng, dan juga banyak yang naksir, tapi, tetep aja Ify sebel gara-gara pemuda itu mencicipi nasi goreng buatan mama Ify, yang seharusnya hanya Ify yang mencicipinya, tidak orang lain seperti Rio.
"Ah enggak kok Tan, biasa aja, lagian aku juga udah naksir seseorang." jawab Rio sambil melirik ify yang tengah menatapnya.
Hey, ngapain ngelirik Ify coba pas bilang kalau Rio punya orang yang di taksir? Mau ngejek gitu, iya, mau ngumumin ke Ify kalau dia udah laku terus Ify boro-boro di tembak cowok, dianterin cowok aja nggak pernah? Ih sebel kuadrat sama kelakuan Rio.
Ify membuang muka, berusaha mengacuhkan lirikkan Rio tadi.
Membuat rio menghela napas. Sudah jelas, orang yang dia sukai menunjukkan tanda-tanda tidak menyukainya.
***
Kira-kira bagaimana caranya menunjukkan rasa suka nya pada Ify?
Rio berpikir keras sepanjang perjalanan menuju kelasnya, ia menyukai Ify, sejak pemuda itu mulai ngekost dan menjadi tetangga dekat rumah gadis itu, tapi sepertinya Ify tak memiliki perasaan yang sama dengannya, bahkan gadis itu menunjukkan sikap tak suka padanya, setiap pagi Rio numpang sarapan, tak pernah sepatah katapun gadis itu bertanya padanya. Kenapa memang?
"Sivia, gue bener-bener sebel sama Rio, dia numpang sarapan terus, udah gitu dia juga ngerebut perhatian nyokap gue, di meja makan bahkan mama cuma nanya Rio, gue dianggurin gitu aja." kata sebuah suara di dalam kelas yang sukses membuat langkah Rio terhenti.
Rio mematung, itu, suara Ify, dan tadi Ify bilang kalau dia sebel sama Rio gara-gara pemuda itu numpang sarapan terus. Apa harga beras zaman sekarang mencapai miliaran rupiah hingga gadis itu merasa kerugian memberi sepiring nasi goreng setiap pagi padanya?
Sungguh, sekalipun Rio anak kost, Rio tidak se miskin itu hingga harus meminta-minta, memang sudah beberapa minggu semenjak mama Ify menawarkan Rio untuk sarapan bersama dengan alasan supaya Rio berhemat, pemuda itu mulai rutin setiap pagi kerumah Ify untuk ikut sarapan nasi goreng. Sekalipun rasa nasi goreng buatan mama Ify yang enak yang jadi alasan Rio ikut sarapan terus, ada satu alasan lain lagi yang paling utama, yaitu ingin sarapan bersama orang yang diam-diam di kaguminya, Ify.
Seharus nya, seharusnya Rio mengerti atas sikap diamnya Ify di meja makan setiap paginya itu, namun, cinta menutup mata Rio rapat-rapat, hingga pemuda itu tak sadar jika saja kebiasannya itu membuat orang yang dicintainya perlahan-lahan membencinya.
Baiklah, ini cukup, sepertinya tadi pagi adalah hari terakhir Rio sarapan di rumah Ify.
***
Kenapa Ify merasa kalau tiga hari terakhir ini, semenjak Rio teman sekelas sekaligus tetangga sebelah nya tidak ikut sarapan, meja makan menjadi kosong dan hampa, bahkan hatinya juga ikutan hampa, kenapa? Bukankah itu yang di inginkannya? Atau sebenarnya ia menyukai kehadiran Rio setiap paginya, tetapi karena kecemburuan sosial karena pemuda itu lebih dekat dengan mamanya bukan dengan dirinya yang notaben adalah teman sekelasnya, Ify jadi menanamkan sebuah kebencian pada Rio, padahal sebenarnya, dulu, sebelum Rio ikut sarapan diam-diam mata Ify selalu memfokuskan pandangan pada satu objek, pemuda dengan seyum menawan, Rio, teman sekelasnya yang berasal dari Garut.
Mama bilang rio selalu menolak di ajak sarapan dengan alasan sudah sarapan bubur di tempatnya mang Tio, apa benar? Bagaimana nanti kalau uang sakunya menipis karena beli bubur terus?
Dulu, mungkin Ify tidak peduli, tapi sekarang, ia benar-benar khawatir.
"Rio, Rio kalau beli bubur terus ya kemungkinan uang saku habis, mendingan di sini gratis, bener nggak Fy?" tanya mama Ify, yang mambuat Ify tersentak kaget. Gadis itu tak berminat menjawab, hingga hanya mengangguk yang bisa di lakukkannya.
Rio, dulu ia membencinya, tapi kenapa 3 hari terakhir ini, Ify merindukkannya?
***
Ify tidak mengerti ke adaan kini entah berada di pihaknya atau memang saatnya ia dan Rio berbicara.
Ditemani sepinya suasana di dalam angkot yang hanya berdua, rupanya semilir angin yang masuk lewat pintu masuk angkot berbisik menyuruh Ify untuk Bertanya pada Rio, mengapa pemuda itu menolak sarapan bersama seperti kemarin-kemarin.
"Rio, kenapa nggak pernah ikutan sarapan bareng lagi sama kita di rumah?" tanya Ify membuka suara, yang sudah benar-benar tak sabar ingin bertanya.
Rio yang sedang menunduk, mendongak menatap Ify. Sejak tadi, pemuda itu sekuat tenaga menahan bibirnya untuk tidak menapa, bahkan pura-pura menunduk sambil mengutak-ngatik hp nya sembarang.
"Gue takut ngerugiin elo, gue sempet denger pembicaraan elo sama sivia di kelas, kalau lo sebel sama gue gara-gara gue numpang sarapan terus, maaaf kalau gue ngerugiin elo," sahut Rio mengalihkan pandangannya.
Membuat Ify di depannya menganga dan tersentak kaget, Ify ingat, pagi itu ia curhat dengan Sivia perihal Rio. Jadi, pemuda itu mendengarnya?
"Sebenernya gue masih mampu beli sarapan setiap pagi, beli bubur, tapi, jujur gue cuma pengen.. Pengen sarapan bareng elo," ucap Rio lagi, masih mengalihkan pandangannya, tidak menatap Ify sama sekali sekalipun mereka berhadapan. Ify lagi-lagi tersentak kaget, Rio dia bilang ingin sarapan bersama Ify,
"Mak.. Maksudnya?" tanya Ify gugup.
"Saat pertama kali gue menginjakkan kaki di kost an sebelah rumah elo dan lihat elo lagi nyiram bunga, semenjak itu, gue ngerasa ada yang aneh sama gue, tiba-tiba saja mata gue nggak mau teralih dan ingin terus memandang seorang gadis yang dengan gembira menyiram bunga. Ya gue suka sama elo, dan begonya gue tanpa mikirin perasaan elo risih atau enggaknya waktu gue hadir di tengah-tengah kalian setiap paginya, saat mama elo nawarin gue buat sarapan bersama gue terima gitu aja dengan satu alasan mungkin sarapan bersama orang yang kita cintai itu membahagiakkan hingga mata gue tertutup sampai-sampai nggak sadar kalau elo mungkin risih, maaf Ify." kata Rio jujur kini pemuda itu memberanikkan diri menatap Ify tepat di depannya.
Ify jadi gelagapan, pengakuan Rio barusan tidak di sangkanya, Rio menyukainya, dan sudah sejak lama?
"Maaf Rio, kalau gue nyakitin elo, tapi jujur gue ngerasa hati gue kosong sama seperti tempat duduk di meja makan yang sering elo duduki, kosong tanpa pemiliknya, tolong jangan benci gue dan jangan.. Jangan.. Berhenti mencintai gue karena perkataan gue pada sivia waktu itu, itu, sebagai ungkapan yang baru gue sadari sebagai rasa cemburu, kenapa elo yang notaben teman sekelas gue malah lebih memilih mengobrol sama mama gue." kata Ify menunduk.
Apa ini romantis, saling mengungkapkan perasaan di dalam angkot? Pernahkah terjadi di film-film atau novel romantis? Rasanya tidak pernah kan?
"Jadi, elo ngerasa kehilangan gue selama tiga hari ini Fy?" tanya Rio menuntut.
"Bohong kalau gue bilang enggak, karena iya merupakan jawaban yang hati gue teriakkin," kata Ify yang kini mendongak menatap Rio.
Rio ditempatnya merasa bahagia, rupanya sakit hatinya terbayar dengan terbalasnya perasaan yang selama berbulan-bulan ini di pendamnya untuk gadis yang kini tengah tersenyum tepat di hadapannya. Dan hanya padanya gadis itu tersenyum, karena orang gila pun tahu di angkot yang mereka tumpangi hanya ada 3 orang, supir angkot, ia dan Ify.
End...
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top