Martabak Manis, Tapi, Lebih Manis Penjualnya
Ps: Cerita ini pernah di post di fb sama di blog. Dan ini udah lama, cuma gue pindahin aja ke sini. Sorry buat typo dan juga EYD nya yang berantakkan. Happy reading!
***
Kata orang "Martabak itu manis" Tapi, kata Ify "Penjual nya yang lebih manis" Ya, ya Martabak Ify akui emang manis, dan Ify juga suka. Tapi, entah kenapa rasanya penjualnya lebih manis deh, duh apalagi senyumnya bikin melting, gingsulnya itu loh, bikin love-love dalam hati Ify semakin memerah semerah Jambu monyet, taukan jambu monyet? Eng kalau gak salah Jambu Mede deh namanya, ah lupa ah yang Ify tahu itu jambu monyet yang biji nya suka di pakai bahan cokelat Silverqueen, itu juga bener atau salahnya nggak tahu, yowis lah ora urus, yang jelas sngat jelas dan Ify akui banget tingkat kebenarannya yang tidak bisa di tawar dan di ganggu gugat lagi adalah kemanisan penjual Martabak Bernama Rio.
"Menurut lo, kenapa sih dia jadi penjual Martabak kak? Gak ada gitu yang lebih kece dikit misalnya jadi model, kan dia tampan." Ify mencoba bertanya pada kakaknya Gabriel tentang si penjual Martabak yang bernama Rio Andrian.
Gabriel yang sedang menyetir mengangkat bahu cuek. Ya mana dia tahulah emang dia bapaknya tuh si penjual Martabak? Kenal aja nggak, cuma gara-gara Gabriel doyan beli Martabak aja buat oleh-oleh ngapel ke rumah Shilla, pacarnya. Nggak lebih dari itu, alasan kenapa si cowok kecengan adiknya alias Rio jadi penjual Martabak mana tahu dia, peduli juga enggak. Hey, ngapain ngurusin hidup orang? Gak penting.
Hari ini rencananya Ify dan Gabriel akan membeli Martabak. Gabriel sih buat oleh-oleh ngapel lagi, ini kan malming waktunya ngapel, beda lagi dengan Ify yang emang tujuannya ngecengin si penjual Martabak.
"Lo gue tinggal di kedai Martabak ya? gue mau ngapel soalnya."
Sumpah Ify melotot denger jawaban abang nya, Hello abang lo mau gue mati karena gugup di tinggal di kedai Martabak? Bisa-bisa saking nervous dan kehabisan oksigen gara-gara mengagumi wajah ganteng nya Ify tinggal nama waktu pulang.
"Berangkat bareng, balik juga bareng," Ify protes, masa iya dia di suruh nyari taksi malam-malam gini? Ya emang sih masih jam 7 malam tapi ya sayang ongkos lah, angkot malam-malam udah gak ada kalau di Tasikmalaya, palingan juga ada bukan jurusan ke rumah Ify, terus masa iya gue ngesot bang!.
"Enak aja, gue jadwal ngapel. Gak mungkin kan lo ngikut ke rumah Shilla, ganggu aja tahu. Malu-maluin juga masa ngapel bawa adik. NO!" Gabriel ikut-ikutan protes.
Ify cemberut.
"Terus gue gimana, baliknya? lo gimana sih, gue takut pulang sendirian,"
"Entar gue jemput lagi." Jawab Gabriel enteng, Ify melotot lagi. Jemput lagi? Jam berapa? Ya kali tengah malam aissssshhhhh, punya kakak satu nyebelinnya naudzubilah ih sumpah deh.
"Lo pulang jam berapa emang?"
"Jam sepuluh mungkin, tunggu aja deh, lagian juga untung kan lo bisa berduaan sama cowok kecengan lo itu."
Iya emang bener untung, cuma... Ya pikir pake otak dong, maluuuu ey maluu, sama entar gimana kalau si Rio nya nanya? Ify musti jawab apa? huhu
"Pokoknya jam setengah sembilan lo harus jemput gue, kalau enggak gue laporin sama papa, biar lo gak di kasih ATM."
"Apa-apaan lo, jam sepuluh, enak aja gak usah ngancem deh, kalau gak mau minta anterin aja sama si penjal martabak itu"
"Kyaaaaaa lo gak kasihan kak sama gue hah?"
"Nggak."
"Awas aja lo"
"Bodo amat"
Oke fix, Lo nyebeliiiin Gabriel, kakak durhaka loo, teriak Ify tak jelas dalam hati tentunya. Ya udah deh diem, diem nurut aja, siapa tahu ada ke ajaiban nanti.
***
Tahu nggak, nggak tahu kan? Sekarang alias malam ini batin Ify lagi perang. Aduh duh bukan perang yang bawa pedang, bambu runcing atau senjata dan sebagainya, tapi... Perang gugup, malu sama... salah tingkah, sama aja nggak sih? Bodo amat dah. Kan ya sekarang Ify lagi duduk di kursi tempat tunggu di stand Martabak Rio. Rio loh Rio, si penjual martabak gans kecengan Ify. Gabriel mah udah melesat dari tadi, emang ya namanya juga orang lagi jatuh cintrong, ya mana mau nunda-nunda waktu buat ketemu pacarnya.
"Pesen Martabak rasa apa?"
Sebuah suara tiba-tiba saja berbunyi di samping telinga Ify, Ify mendongak tersenyum canggung pada RIO! ya siapa lagi selain Rio.
"Biasa kak," Ify berkata gugup. Duh, gugup ih sumpah, kalian tahu? gimana rasanya berhadpan sama kecengan pasti gugup dong, ye gak?
"Oke, tunggu ya." Rio kemudian berlalu meninggalkan Ify. Hiks, hiks, baru aja bentar udah pergi lagi. ify, Ify ya terus lo ngarepnya di temenin gitu? Terus yang buat martabaknya siapa? Iya, iya diem deh Ify juga tahu apalagi sekarang nih pengunjung banyak banget, maklum malam Minggu. tapi, kok Rio nyempetin nyamperin Ify ya? Yuhuuuuu pasti gara-gara dia tahu Ify udah langganan jadi nya dia rela nyamperin Ify, atau mungkin dia? Aha naksir Ify secara tersembunyi! Aw, jika itu benar alangkah bahagia nya hati ify. Well, terserah Ify lah mau ngarep nyampe terbang ke langir tujuh juga, toh entar yang jatuh juga dia.
5 menit menunggu lumayan membosankan, lama yee lama banget tapi harap maklum sih banyak yang ngantri juga setelah di lihat-lihat.
Kemudian ia melihat Rio berjalan ke arahnya membawa bungkus Martabak yang isinya jelas Martabak bukan daun ataupun semacamnya. Pemuda itu tersenyum. Euleh.. Eleuh.. manis pisan ey senyum nya bikin Ify memandang nya tak berkedip sampai-sampai mungkin lalat pun akan masuk ke dalam mulut atau hidung nya.
"Nih, Martabak nya spesial buat kamu. Rasa cokelat plus kacang." Perkataan Rio membuyarkan lamunan Ify.
"Eh, hehe kakak tahu aja." Ify cengengesan sambil mengambil bungkusan yang isinya Martabak. Rio kemudian tiba-tiba tanpa ada angin, ada hujan, duduk DISAMPING IFY. catat DISAMPING IFY! MAU APA? Ya Alloh, ya Alloh bikin Ify tambah gusar, gugup, grogi, salah tingkah ah itulah, yang jelas bikin Jantung Ify jumpalitan, karena gak tenang! Berdebar.. Hatiku.. Berdebar, nah loh malah nyanyi dangdut kan, ada tuh tapi lupa lirik yang mana.
"Boleh gabung di sini?" Tanya Rio, yang sudah duduk di samping Ify. Yaelah ngapain nanya kalau pada faktanya udah duduk aja.
"Emang, nanti siapa yang buat Martabak." Ify berkata pelan, tapi masih terdengar oleh Rio karena duduk nya deketan. Ya amsyong mimpi apa coba, deketan sama kecengan?
"Tuh, ada adik gue." Rio menunjuk ke stand Martabak tak acuh. Adiknya? Sejak kapan? perasaan cuma sendiri deh tadi Rio. Ify memutar bola matanya melihat ke arah stand Martabak. Tunggu siapa itu yang sedang memasukkan adonan SIAPA? RAY PRASETYA KAN ITU?
"Itu..." Ify tak mampu lagi meneruskan kata-katanya, mulutnya menganga tak percaya, matanya melebar kaget. Bagaimana tidak kaget, Ray prasetya? Drummr yang lagi naik daun, artis idola Ify juga, adik RIO? si penjual martabak ini...... benar-benar di luar dugaan, rasanya ify sedang bermimpi, seseorang tolong cubit pipi atau lengan Ify, biar Ify bangun.
"Ya, dia adik gue, Ray prasetya si Drummer yang lagi naik daun Ify karenina."
Sumpah ify benar-benar tak percaya, ia memandang Ray, lalu Rio berganian. Terus tadi Rio kenapa tahu namanya padahal mereka belum pernah berkenalan sebelumnya.
"Kok bisa?" Masih di landa kaget ify berbicara dengan nada sedikir keras. Membuat Rio tersenyum.
Rio sudah mengira, tidak akan ada yang percaya jika saja ia mengatakan pada seluruh orang yang ada di bumi ini bahwa ia dan ray prasetya kakak beradik.
"Dengerin gue, bisa karena pada faktanya emang gue sama Ray itu adik kakak, kandung malahan. Gue sebenenarnya bisa di bilang mampu, hanya saja dulu bokap gue sebelum kayak gini pernah jualan martabak dan sekarang yuruh gue buat mencoba, yah gak buruk sih karena menyenangkan juga jadi penjual martabak terutama... gue mengenal gadis dengan kesukaan martabak selai cokelat dan kacang."
Penjelasan Rio membuat hati ify berdesir, ia memandang Rio tak berkedip. Apa tadi Rio bilang mengenal siapa? Apa itu.. IFY? Mamaaaaa benarkah ini? Tolong, tolong jangan biarkan ini mimpi.
"Ma.. maksud lo... Gue?"
"Siapa lagi emang? Ify karenina. Gadis dengan suara cempreng, selalu menggerutu jika kakaknya sibuk menelpon dengan pacarnya, selalu berlari-lari kecil untuk mensejajarkan langkah dengan kakaknya yang berjalan di depan untuk meninggalkannya, yang terpenting selalu diam-diam memperhatikkan gue"
aaaaaaaa KOK TAHU? hwaaaaaa jadi selama ini Rio tahu? Ya tuhan malunya dia.
"So, gue coba nyamperin lo kali ini, karena lo sendirian. Sudah jelas- lo suka gue, dan gue pun sebenernya suka sama elo sejak pertama kali lo mesen dengan "Kak, martabak nya ya, yang spesial dengan selai cokelat plus kacang, aku tunggu di sana" gue tahu sejak itu ada yang aneh sama hati dan otak gue, yang isinya penuh dengan nama Ify karenanina."
Ify terdiam, ia gugup bingun, malu terus lupa mau ngomong apa, emang Ify harus ngomong apa? ketahuan gini kan? uh, malu sumpah.. Tapi... tadi pria itu bilang apa? bilang kalau dia......
"Ya, gue mau lo jadi pacar gue."
APA? demi apapun di dunia ini, siapapun tolong jangan ada yang jemput Ify saat ini karena ini... sangat mengejutkan RIO NEMBAK DIA?!
"Kak Rio, tahu jawaban Ify, pasti."
Ify tersenyum, kini ia bisa mengendalikkan perasaan dan tingkah nya.
"Seandainya gue gak jadi penjual martabak, mungkin gue gak akan ketemu lo."
FIN..
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top