Jemuran

Ps: Cerita ini pernah di post di fb sama di blog. Dan ini udah lama, cuma gue pindahin aja ke sini. Sorry buat typo dan juga EYD nya yang berantakkan. Happy reading!

Jemuran

"Hwaaaaa... Jemuran saya!" teriak Ify histeris. Gadis itu berlari menyelamatkan jemurannya dari sang hujan yang mulai turun rintik-rintik membasahi kota Kembang -Bandung ini.

"Biasa aja lagi neng," komentar seseorang yang sedang menggunting daun kering pada bunga mawar, orang tersebut merasa terganggu dengan teriakkan Ify barusan.

Ify mendelik pada si orang tersebut, kemudian gadis itu berujar keki, "Mas Rio, udah tahu hujan rintik-rintik dan ada cucian yang dijemur, bukannya bantu angkat jemuran saya, malah dibiarin gitu aja. Gak berperikemanusiaan." ucapan Ify tersebut hanya di balas Rio, si tukang kebun di rumah ini dengan angkatan bahu acuh, pemuda itu dengan cuek meneruskan kembali aktifitasnya, memotong Daun-daun kering pada bunga Mawar di hadapannya, tidak merasa bersalah sama sekali.

"Ih, nyebelin. Awas ya, Ify gak bakal buatin lagi mas Rio teh hangat," ujar Ify mengancam kali ini. Awas aja ya, si mas Rio nggak bakal Ify buatin lagi teh hangat setiap pagi, mendingan Ify buatin mang Ujang aja, huh!

"Gak papa. Buatan mbok Ijah lebih enak dari pada buatan kamu," sahut Rio tak peduli, pemuda itu seakan tidak peduli dengan kemarahan Ify.

Ify menghentakkan kakinya dengan kesal, ia mengumpat Rio. Tukang kebun aja belagu, gerutunya dalam hati. Perasaan sama deh jabatannya dengan Ify, sama-sama pekerja di rumah megah ini. Padahal selama ini Ify baik banget suka buatin si tukang kebun ini teh hangat setiap pagi. Tapi balasannya? Menyebalkan.

***

Saat ini Ify sedang menyetrika baju majikannya. Ify sendiri merupakan seorang asisten rumah tangga di rumah megah milik keluarga Handoko. Ia bersungut-sungut tak jelas kepada Rio, si tukang kebun yang membiarkan cuciannya dibasahi hujan tadi. Rio itu ganteng, manis, cute, cuma itu harus Ify ralat sekarang, hanya terucap dalam hatinya dulu, sekarang Rio di mata Ify jadi jelek dan Ify benci sama cowok itu.

"Ih, sebel. Jadinya kan baju gue basah lagi dan harus dijemur lagi besok. Sebelll..." Ify teriak-teriak tak jelas. Membuat mbok Ijah yang baru pulang dari warung terlonjak kaget.

"Kenapa Ify?" tanya beliau, memghampiri Ify, takut-takut terjadi sesuatu karena gadis tersebut malah berteriak-teriak tak jelas.

"Nggak papa hehe, Ify cuma lagi sebel banget sama mas Rio mbok. Masa tadi pas hujan jemuran Ify gak diangkat malah dianggurin gitu aja." ungkap Ify masih merasa kesal dengan kelakuan mas Rio, si tukang kebun.

"Loh, bukannya mas Rio naksir sama kamu ya?" tanya si mbok tiba-tiba. Membuat Ify yang mendengarnya menghentikkan sejenak aktifitas menyetrikanya.

"Hah? Nggak mungkin tuh mbok." Ify tertawa kecil menanggapinya, gadis itu kembali meneruskan aktifitasnya menyetrika baju yang ada di hadapannya. Ya ampun, mana mungkin? Si mbok mentang-mentang udah tua malah ngomongnya ngelantur kayak gitu. Jika itu terjadi pasti ayam tetangga akan berpesta ria(?).

"Kemarin dia curhat sama si mbok, kalau dia sebenarnya naksir sama kamu, suka juga sama teh hangat buatan kamu, katanya kamu itu baik, perhatian juga lembut. Tapi dia gak berani jujur sama kamu soalnya dia minder cuma seorang tukang kebun."

Ify yang mendengarnya benar-benar kaget, bagaimana mungkin? Kalau naksir pasti kemarin juga jemuran Ify diangkatin, ah ngarang ah si mbok, Ify masih tak percaya.

"Mbok gak becandain Ify kan? Mbok ini gak bisa dipercaya" Ify masih tak percaya dengan apa yang diungkapkan mbok Ijah, masa sih? Kok selama ini nggak ada tanda-tanda naksir, malah suka judes.

"Bener. Dia curhat sama si mbok Fy. Mbok nggak mungkin becanda, udah tua."

Mas Rio, tukang kebun di rumah yang sama seperti Ify. Saat pertama kali diperkenalkan mbok Ijah, Ify memang menangkap pergerakkan mata lelaki itu menatapnya lekat. Tapi beberapa hari kemudian, cowok itu besikap kurang ramah terhadap Ify.

Dan, sekarang Ify mendengar pernyataan kalau pemuda itu menyukainya, Tuhan, apa benar?

Apa perlu Ify menanyakannya?

***

"teh hangat buat mas rio" suara tersebut membuat rio menghentikkan aktifitas menyapu nya. Ify. Orang tersebut. Rio merasa heran, bukannya kemarin marah?

Tidak seperti biasanyam bukannya langsung masuk ke dalam mencuci pring dan kawan-kawan ify malah duduk manis di kursi taman.

"bukannya kemarin bilang udah gak mau buatin lagi aku teh hangat, ya?" rio bersuara. Ify nyengir.

"mas kenapa gak bilang kalau selama ini mas rio naksir ify?" tanya ify blak-blakkan. Membuat rio menghentikkan aktifitas menyanpunya. Ia menoleh kaget. Dari mana ify tahu?

"tahu dari mana?" rio bertanya panik.

"ah, ternyata benar. Kenapa gak jujur sih mas. Saya terima kok sekalipun mas rio tukang kebun" ify berbicara tanpa dosa. Otak rio langsung bekerja. Mbok ijah pasti dari mbok ijah.. Aishh malunya rio.

"berhubung kamu udah tahu, ya begitulah" rio akhirnya jujur.

"jadi gimana nih?? Masa cuma bilang gitu doang?" ify bertanya tak sabar.

"jangan bilang kamu pengen jadi pacar saya?" ify gondok setengah mati sumpah.

"huh ya udah deh aku pamit" ify beranjak.

"boleh gak jadi pacar kamu?" rio berteriak membuat ify menghentikkan langkahnya. Ia menoleh ke arah rio.

" jawabannya yang tadi" ify tersenyum.

Ia kemudian melanjutkan langkahnya dengan hati berbunga-bunga. Rio terus tersenyum di tempatnya. Ini sungguh indah..

End..

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top