Hiera dan Sam


Story by zhaErza

.

.

.

Hiera menatap rembulan, merindukan kekasihnya yang entah berada di mana, lelaki yang hanya bisa bertemu saat bulan sedang baru, tak bisa ia ucapkan lagi kerinduan yang mendalam ini. Terkadang air mata telah jatuh saja dan menjalari pipi. Hela napas dilakukan, ia berda di depan jendela dengan lilin yang semakin lama semakin mengecil. Penduduk sedang berjaga-jaga dan berkeliling desa, terlihat dari api obor yang terkada cahayanya sampai ke depan jendelanya. Suasana desa memang tengah dalam bahaya, beberapa hari yang lalu penduduk yang pergi ke hutan menemukan hewan buruan yang terperangkap di jerat, mati dengan keadaannya yang mengerikan, tenggorokkan rusa itu seperti habis digigit sesuatu, seperti ada sosok makhluk yang memiliki gigi taring mengerikan dan telah menghisap darah rusa itu.

Tentu saja, penduduk dan pemimpin desa resah, pasalanya belum pernah hal ini terjadi dan menimpa desa mereka.

"Apa itu adalah monster," bisik Hiera kepada dirinya sendiri.

Gadis itu pun tak mau memikirkannya lagi, dan memilih untuk mengistirahatkan diri.

Beberapa hari setelahnya, ia yang berjalan ke arah ladang pun dibuat terkejut karena tiba-tiba ada yang menarik lengannya, awalanya ia ingin berteriak, dan sekarang mulutnya telah dibungkam oleh sesuatu.

Matanya yang kecokelatan membeliak dan menyaksikan kekasihnya yang sekarang beridiri di depannya.

"Sam!" ucapnya tanpa sadar agak menjerit. Namun mereka sedang dibalik pohon-pohon dan sekarang sedang sepi.

"Ikutlah denganku, Hiera!" lelaki berbola mata merah dan indah itu menatapnya dengan sorot serius, rambutnya yang hitam dan lurus, namun sedikit kaku karena jarang diurus, kini terhembus angin, ia masih menunggu jawaban kekasihnya.

"Apa? Ke-kenapa?"

"Untuk hidup bersamaku, Hiera. Kumohon."

"Tapi, aku punya keluarga. Kau harus meminta izin mereka dahulu."

Kesedihan tampak di dalam mata Sam, ia melepaskan genggaman tangannya.

"Itu tak akan terjadi, mereka tak akan mau. Kau anak pemimpin."

"Hei! Siapa kau, mau apa kau dengan putriku!" karena berbicara dan memikirkan banyak hal, membuat Sam tak menyadari kehadiran orang lain, lelaki paruh baya secepatnya datang berlari dengan beberapa orang dan menyantak tangannya dari tubuh sang kekasih, Sam pun hampir dipukul dengan balok kayu, namun ia menangkisnya dengan cakar panjang yang tiba-tiba keluar dari tangannya.

Suara kayu yang patah dan orang-orang terjatuh ke tanah membuat Hiera dan Sam terkejut, ia melakukan hal itu karena membela diri dan lagi ia tak mengira tenaganya sampai sebesar itu.

"Ka-kau, moster!" jerit orang-orang yang berada di sana, sementara Hiera masih menatap lelaki tinggi tegap itu tak percaya, begitu pula dengan Sam yang masih dihiasi kuku runcing hitam dan panjang di seluruh jarinya.

"Bawa Hiera, makhluk sial, kau selama ini yang membuat resah desa!"

Sam mulai memundurkan langkahnya, saat melihat orang-orang itu memasang kuda-kuda dan penduduk lelaki lain mulai berdatangan, ia hanya bisa menatap Hiera yang dibawa pergi paksa dan menangis sambil menatap ke arahnya juga.

Menggigit bibirnya, ia pun memutuskan untuk kabur dan membuat tempat ini berkabut, hingga lebih muda untuk menyelamatkan diri.

"Hiera," bisiknya dalam pelarian diri. Ia tak ingin mentakiti penduduk desa, apakah sekarang takdirnya untuk berpisah dengan sang kekasih. Mereka memang tak bisa bersahukah?

.

.

.

Tamat

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top