Kupu-kupu Untuk Ibu
Oleh : rackmanov
Angin bertiup lembut dan sangat pelan, sehingga bentuknya menyerupai lukisan ombak dengan warna biru putih. Sebuah bayangan terlihat duduk termenung di atas batu besar, dia sepertinya memikirkan sesuatu.
Seorang anak laki-laki bernama Rangga sedang bermain di sekitar si bayangan, diaterlihat asik mengejar angin ombak dengan gembira, namunRangga tiba-tiba berhenti di depan si bayangan.
"Angin ombak ini seperti kupu-kupu. Kupu-kupu putih, aku ingin menjadi kupu-kupu agar bisa terbang menemui ibu," kata Ranga pada si bayangan.
Sang bayangan hanya diam, dia seolah-olah tidak sangup untuk bicara, dan hanya duduk memandangi Ranga.
"Umurku sudah 10 tahun," kata Rangga. "Ibuku hamil, sebentar lagi aku akan punya adik, kata ayah adikku perempuan, aku selalu menjaganya. Aku selalu mendoakan ibu, ayah dan adikku agar selalu sehat"
Mendengar perkataan Ranga, si bayangan menjadi bertambah murung dan bersedih. Rangga mencoba menghibur si bayangan, dia duduk samping kiri si bayangan.
"Ibu," kata Rangga. Saat kata 'Ibu' diucapkan tiba-tiba langin menjadi cerah dan awan-awan putih menyerupai kupu-kupu bermunculan, bunga-bunga mekar dan burung-burung bernyanyi, suasana menjadi riang seakan-akan alam bersuka cita menyambut pagi. Beberapa penari sufi bermunculan, mereka menari berputar-putra dihadapan Ranga dan si bayangan. Kemudian muncul rombongan burung buraq dari surga yang meloncat-loncat diantara awan kupu-kupu di atas mereka.
"Aku sangat sayang pada ibu," kata Ranggga yang melocat turun dari tempat duduknya. Dia tersenyum dan seketika bunga-bunga yang bermekaran itu bernyanyi dengan gembira. "Ibu selalu membuatku gembira. Bila ibu ada disampingku, aku selalu bahagia."
Kemudian Ranga berjalan dengan melangkah pelan sambil memeluk cahaya yang bersinar indah dan hangat.
"Ibu. Aku selalu bisa memeluknya, kapan saja, dalam pelukan ibu aku selalu merasa tenang dan nyaman," kata Rangga.
Seekor burung buruq yang memiliki warna bulu paling terang turun dari awan kupu-kupu, dia mendarat persis disamping Rangga.
"Ibu sangat berharga bagiku," kata Rangga sambil membelai bulu burung buraq itu yang menyerupai api berwara unggu, namun sangat lembut dan dingin seperti salju. "Dia sangat lembut dan sudah seperti surga kehidupanku."
Kemudian di arah belakang Rangga tiba-tiba muncul istana yang terbuat dari pasir, istana pasir itu terlihat bahagia karena terbuai oleh naungan pepohonan yang rindang, dan udara yang sejuk.
"Ibu selalu membuatku nyaman, hatiku selalu tenteram bila bersama ibu."
Kemudian Rangga berdiri sambil tersenyum ke arah si bayangan. Tiba-tiba angin ombak bermunculan mengelili Rangga.
"Ibu, dia selalu mengkhawatirkanku, dia juga selalu menjagaku. Aku sangat sayang pada ibu. Terimakasih banyak untuk kebaiakan yang tidak terhingga selama ini Ibu, semoga Tuhan selalu menjaga ibu," kata Rangga sambil tersenyum dan kemudian dia berubah menjadi ratusan kupu-kupu putih yang berterbangan kesana-kemari.
Sang bayangan yang termenung diatas batu itu berdiri. Tiba-tiba suasana menjadi gelap gulita saat dia berdiri.Semua bentuk kehidupan yang muncul sekan menghilang, bahkan udara pun seakan-akan lenyap, alam kehidupan menjadi gelap seperti alam kubur.
Saat si bayangan menoleh kebelakang tiba-tiba muncul sebuah perahu dari kaca yang berbentuk angsa, lalu muncul pantai dengan lautnya yang menyatu dengan langit. Si bayangan kemudian naik ke perahu itu, perahu kaca angsa pun berlayar dengan cepat bagai angin ombak, terus berlayar mengarungi langit yang menyatu dengan lautan.
Perahu kaca angsa akhirnya sampai, perahu itu mengantarkan si bayangan ke sebuah rumah kayu yang menghadap ke arah matahari. Rumah itu memandang si bayangan seakan-akan dia sudah lama mengenalnya, ada rasa kerinduan dan kehilangan saat rumah kayu bertemu dengan si bayangan.
"Selamat datang kembali," kata rumah kayu.
"Aku datang untuk menyampaikan salam perpisahan," kata si bayangan pada rumah kayu.
Si bayangan berjalan ke arah rumah, dan kemudian membuka pitu rumah kayu. Dia kemudian masuk dan tiba-tiba si bayangan berubah menjadi anak laki-laki berumur 10 tahun bernama Rangga.
"Ibu, aku pulang," kata Rangga sambil menguap. "Ibu, aku mengantuk."
Rangga naik kelantai dua menuju kamarnya, saat pintu kamar terbuka terlihat seorang wanita yang sedang hamil berdiri sambil menggendong sesuatu. Wanita itu memiliki rambut hitam bergelombang yang melayang ditiup angin ombak. Sang wanita melihat ke arah pintu, pintu terlihat terbuka sendiri.
"Rangga, anakku sayang," kata si wanita memanggil Rangga, tapi tidak ada siapa-siapa, hanya pintu yang terbuka karena angin ombak.
Wanita itu berdiri dengan pipi yang basah oleh air mata, dia memeluk dengan erat sebuah bantal yang selama ini menemani Rangga saat tidur. Rangga adalah anak pertama sang wanita itu. Rangga baru saja meninggal 3 hari yang lalu karena penyakit kangker otak. Saat sakit Rangga tidak sadarkan diri, padahal dia ingin mengucapkan rasa terimakasih dan sayangnya pada sang ibu, tapi hal itu tidak sempat terjadi, dia meninggal dalam keadaan koma.
Sang wanita itu terus memeluk bantal Rangga, namun entah dari mana, tiba-tiba muncul kupu-kupu kecil berwarna putih dan hinggap di bahu sang wanita, setelah cukup lama hinggap, kupu-kupu putih itu terbang meninggalkan sang wanita, dia terbang begitu tinggi, terbang tinggi menuju langit yang menjadi satu dengan lautan.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top