Lepidoptera Effect
Manusia dilarang menyimpulkan apa yang belum terjadi.
***
"Tidak bisa!" Riani bersikeras. Ia tidak mengalihkan pandangan dari spesimen dalam tabung kaca di hadapan Tobi. Berusaha mengabaikan binar binar di mata cemerlang kawannya itu.
"... tapi Rian! Ini spesies Lepidoptera!"
"Bodoh, ya aku tahu itu Lepidoptera, tapi kamu yakin mau memulai penelitian dengan benda itu?" Mereka tidak punya banyak waktu, karya ilmiah mereka harus sudah berupa laporan minggu depan, dan kekonyolan Tobi membuatnya cemas. Bahkan ia tidak pernah berniat mencalonkan diri untuk hal merepotkan seperti lomba karya ilmiah!
"Tentu saja, ini brilian! Kita bisa menciptakan sumber energi dari gerakan sayap–"
"Bodo ah, pokoknya kalau kita berakhir jadi bahan lawakan, aku bakar semua komikmu, titik." Tobi tersenyum penuh kemenangan sementara Riani tidak tahu harus apa, ia hanya mendudukkan diri di atas pafing kantin. Berdoa supaya Tuhan mengasihaninya.
***
Itulah yang ada dalam pikiranku ketika ide konyol itu kami setujui.
Kami tidak menang lomba karya ilmiahnya. Tentu saja, tapi ketika kawanku itu pergi untuk selamanya dua tahun setelah kekalahan kecil itu, aku tahu mimpi sederhana Tobi mungkin harus dicoba.
Aku menghela napas. Di hadapanku adalah prototype Lepidoptera, kubuat sama warnanya dengan dua puluh tahun lalu. Perlahan air mata mengalir membasahi kedua pipiku karena nostalgia seakan mempermainkan perasaan bersalah ini.
"Tobi. Riani sudah memenuhi karya ilmiah bodohmu itu. Satu kepakan sayap Lepidoptera yang lemah dapat menghasilkan badai tornado di daerah yang berjarak ribuan km dari posisi aslinya mungkin tidak sepenuhnya salah."
Mungkin aku sudah menikahi si bodoh itu kalau saja tahu idenya bisa menyalakan generator satu kota.
Aku tertawa. Tawa paling lepas yang pernah ku rasakan sejak kematian Tobi, aku tidak mengindahkan tatapan yang ditujukan orang lalu lalang padaku. Toh, aku bahagia.
Persetan!
"Ih, saking suksesnya dia jadi gila ya?"
Benar, semua ini membuatku gila!
Yah, setidaknya efek Lepidoptera tidak sepenuhnya omong kosong.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top