Beda

Beda

"Dasar pemalas! Bisa tidak kamu contoh itu adikmu!"

"Kamu ini bisanya apa, sih! Semua yang kamu lakukan salah! Dasar nggak berguna!"

"Coba lihat itu adikmu! Dia rajin, tidak seperti kamu! Nyapu nggak bersih, disuruh belanja nggak becus! Mau jadi apa kamu nanti, hah!"

Setiap hari kalimat itu selalu meluncur dari bibir wanita yang aku hormati. Setiap apa pun yang kukerjakan selalu salah di matanya.
Beliau tak pernah sekalipun menghargai jerih payahku. Meski seluruh waktu kuberikan agar ia bisa 'melihat' kesungguhan membahagiakan dirinya.

Aku sendiri terkadang tak mengerti mengapa begitu dibedakan. Padahal prestasi di sekolah tak pernah mengecewakan. Andai aku bisa memilih, maka aku memilih untuk tidak dilahirkan.

Pagi ini seperti biasa aku bangun dan membersihkan seluruh rumah, memasak untuk sarapan lalu ke pasar. Kulihat persediaan lauk di kulkas habis.

"Kamu ini, milih daging yang bagus aja nggak bisa! Daging yang bagus itu seperti yang dibeli adikmu!

***

"Tumben kali ini daging yang kamu beli bagus! Yang seperti ini yang ibu suka, lain kali kalau beli seperti ini ya," pujinya menatapku berseri.

Sambil bersenandung aku melangkah ke kebun tak jauh dari rumah untuk menyelesaikan urusan dengan adikku. Tinggal kepalanya saja yang belum aku kubur.

Bahagia rasanya melihat ibu menatapku dengan senyuman. Dalam hati aku berjanji akan menyenangkannya sepanjang waktu tanpa ia bisa membedakan aku dengan adikku!

***

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top