Who are You Dennis?
Seorang pria yang berada di ruangan yang gelap, sedang memasukkan beberapa pakainnya kedalam tas ransel besar dengan santai.
Pria itu menggunakan pakaian serba hitam dan berambut hitam dengan mata berwarna merah.
Tin tin tin
Suara klakson mobil membuat pria itu segera meninggalkan ruangan itu dengan mengangkat ranselnya yang besar.
Pria itu segera berjalan keluar dan menghampiri beberapa orang yang melambaikan tangannya dari dalam mobil jeep berwarna merah.
"Kau lama sekali sih, Dennis," ucap seorang pria di bagian kemudi kepada pria yang baru saja keluar dari rumahnya.
"Bukan aku yang kelamaan, kalian saja yang kecepatan datangnya," jelas Dennis dengan raut muka tidak peduli.
"Sudahlah, ayo kita berangkat, Val," ucap seorang wanita disamping Val.
"Baiklah, ayo masuk Dennis," perintah Val yang langsung diturut oleh Dennis.
Saat Dennis sudah masuk kedalam mobil, Val segera menancap gasnya dan mereka berangkat untuk berkemah.
Di dalam Dennis duduk di kursi belakang bersama Sandy yang sedang membaca buku, sedangkan yang mengemudi adalah Val, dan yang berada di samping Val adalah Falia.
Dennis adalah pria tampan yang pendiam dan misterius, Sandy adalah wanita cantik yang suka membaca buku, sedangkan Falia adalah wanita cantik yang periang, dan Val adalah pria tampan yang banyak bicara.
Selama perjalanan mereka sering bercanda bersama lalu rasa kantuk menyerang Dennis sehingga memaksanya untuk menutup mata.
4 jam kemudian...
"Woy Dennis, ayo bangun, kita sudah sampai," ucap Val sambil menepuk-nepuk pelan pipi kanan Dennis.
"Ugh ... apa kita sudah sampai?" tanya Dennis begitu bangun dari tidurnya.
"Iya kita sudah sampai, ayo putri tidur, bantu kami mengeluarkan barang-barang," perintah Val lalu berjalan menuju bagasi mobil untuk membantu para wanita mengeluarkan barang-barang mereka.
Dennis segera keluar dari mobil lalu ia meregangkan badannya sebentar sebelum membantu yang lain mengeluarkan barang-barang mereka.
Setelah semua barang sudah dikeluarkan, bagasi segera ditutup lalu Val berjalan mendahului teman-temannya.
"Baiklah, ayo," ajak Val semangat lalu diikuti oleh yang lain berjalan memasuki hutan.
Selama beberapa menit mereka sudah memasuki hutan, lalu tiba-tiba...
"Kyaa!" teriak suara wanita yang berada di belakang Dennis.
Dennis segera membalikkan badannya saat merasakan tubuhnya dipeluk oleh seseorang dan ternyata itu adalah Sandy.
"Ada apa Sandy?" tanya Dennis bingung dan disusul oleh teman-temannya dengan khawatir.
"I-itu apa?" tanya Sandy ketakutan sambil menunjuk kearah jejak kaki yang sangat kecil.
Dennis segera melepaskan pelukan Sandy, dan berjalan mendekat ke jejak kaki kecil yang menurutnya sangat aneh. Dennis mulai menyentuh jejak kaki yang terbentuk dari lumpur itu.
"Ini aneh, aku belum pernah melihat jejak kaki sekecil ini, tidak mungkin jika ini adalah jejak kaki hewan," jelas Dennis dingin.
"Apa maksudmu, Dennis?" tanya Val merinding.
"Sepertinya ini adalah jejak kaki mahkluk misterius penghuni hutan ini," jelas Dennis santai dan mulai berdiri lalu berjalan menuju teman-temannya.
"D-Dennis, tolong jangan bicara yang aneh-aneh dong, kamu membuat kita takut tau," ucap Falia gemetar.
"Tenang saja, jika kita tidak mengganggu, mereka juga tidak akan mengganggu," jelas Dennis santai lalu berjalan mendahului teman-temannya.
Teman-teman Dennis hanya saling pandang lalu berjalan menyusul Dennis, mereka percaya dengan ucapan Dennis, karena mereka tahu jika Dennis adalah anak Indigo.
Akhirnya Dennis dan teman-temannya sudah sampai di tempat perkemahan, mereka segera memasang tenda masing-masing, setelah selesai Dennis meminta mereka untuk berkumpul.
"Baiklah kita bagi tugas, Val kamu cari kayu bakar lalu Falia dan Sandy, sementara kalian membuat minuman menggunakan kompor gas yang aku bawa," jelas Dennis santai.
"Bai-eh tunggu, jika kau membawa kompor kecil, kenapa kau menyuruhku mencari kayu bakar dan apa yang akan kau lakukan?!" jerit kesal Val tidak mengerti.
"Tenang lah, aku hanya lupa membeli gasnya jadi gasnya tinggal sedikit, sedangkan masalah tugas, aku akan memasang pelindung disekitar area kemah kita," jelas Dennis santai.
"Oh baiklah, kalau begitu aku cari kayu bakar dulu," ucap Val dan langsung berjalan meninggalkan teman-temannya.
"Baiklah, aku akan memasang pelindung dulu," ucap Dennis sambil berjalan dengan memasukkan kedua tangannya disaku celana lalu meninggalkan Falia dan Sandy.
"Ayo kita ambil kompornya dan bikin teh, Sandy," ajak Falia senang dan langsung menarik tangan Sandy.
Tanpa mereka sadari beberapa orang sedang memperhatikan mereka dengan kesal.
****
"Baiklah selesai, dengan begini aman," ucap Dennis senang setelah ia selesai menempelkan kertas-kertas mantra.
(Dennis).
Suara seorang wanita memanggil Dennis melalui pikirannya.
"Ada apa, Valica?" tanya Dennis dingin dalam pikirannya.
(Aku merasakan jika Falia dan Sandy sedang dalam bahaya), jelas Valica tajam.
"Apa!" teriak Dennis lalu berlari kembali ke perkemahan mereka.
Valica adalah seorang roh Elf yang menjadi penjaga Dennis sejak kecil, di dunia ini hanya ada 3 anak Indigo yang menjaga keamanan dunia ini dari roh-roh jahat.
Anak Indigo dibedakan melalui tingkatan, tingkat terakhir adalah Eka seorang wanita di Surabaya, lalu tingkat kedua adalah Andy seorang pria di Yogyakarta, dan terakhir adalah tingkat pertama Dennis.
Itulah salah satu rahasia yang tidak diketahui oleh teman-temannya, jika Dennis adalah seorang Indigo tingkat pertama atau teratas.
Dennis sudah sampai di tempat perkemahan mereka, dan langsung membulatkan matanya sempurna, saat melihat tenda yang didirikannya bersama teman-temannya telah berantakan.
Bruk.
Suara jatuh datang dari arah samping kanan Dennis, Dennis langsung mengalihkan pandangannya kearah samping kanannya, dan ia melihat Val yang menjatuhkan kayu yang dibawa dengan memasang raut muka yang sama dengan Dennis tadi.
"A-apa yang terjadi?" tanya Val terkejut tanpa mengalihkan pandangannya, "bagaimana ini bisa berantakan, Falia, Sandy, di mana mereka?" lanjut Val panik.
"Tenanglah, aku akan mencari mereka," jelas Dennis menenangkan Val.
"Tapi bagaimana?" tanya Val bingung.
"Serahkan saja padaku," jawab Dennis santai lalu menutup matanya.
Setelah itu tangan Dennis menyentuh tanah, ia memusatkan pikirannya untuk menemukan mahkluk tak kasat mata yang mungkin bisa membantunya lalu memanggilnya.
Tak lama setelah Dennis melakukan itu, sesosok pria kecil yang tidak memakai pakaian berkulit coklat mendekat kearah Dennis tanpa diketahui oleh Val.
Dennis langsung membuka matanya, dan memandang mahkluk kecil dihadapannya.
"Ebu Gogo," panggil Dennis pelan, namun tetap terdengar oleh temannya.
"Apa kau bilang, Ebu Gogo?" tanya Val bingung.
Dennis hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban 'Iya'.
"Apa kau bisa membantuku?" tanya Dennis kepada Ebu.
Ebu hanya menganggukkan kepalanya mantap.
"Apa kau melihat kejadian disini?" tanya Dennis, dan mendapatkan anggukan kepala kembali dari Ebu.
"Apa kau bisa menunjukkan di mana dua orang wanita yang tadi bersamaku?" tanya Dennis lalu Ebu menunjuk kearah hutan di belakangnya.
"Bisa kau tunjukkan jalannya?" tanya Dennis kembali lalu Ebu menganggukan kepalanya, dan berbalik lalu berjalan terlebih dahulu, dan diikuti oleh Dennis dan Val.
"Kita akan kemana?" tanya Val bingung.
"Kita akan mencari Falia dan Sandy," jawab Dennis santai.
"Bagaimana caranya?" tanya Val bingung.
Setelah itu Dennis mengangkat tangannya dan menyentuh kening Val menggunakan jarinya telunjuknya.
"Aku buka segel penglihatanmu sementara," ucap Dennis lalu muncul cahaya berwarna putih dari kening Val yang membuat Ebu menghentikan langkanya dan berbalik menghadap Dennis dan Val.
"Kau boleh membuka matamu," perintah Dennis saat cahaya itu sudah menghilang.
Val mulai membuka matanya lalu matanya membulat sempurna saat melihat sesosok pria kecil berkulit coklat dan tidak menggunakan pakaian.
"Aaaa, apa itu?!" teriak Val ketakutan dan langsung bersembunyi dibelakang Dennis.
"Itu adalah Ebu Gogo, dialah yang akan membantu kita menemukan Falia dan Sandy," jelas Dennis santai sambil berjalan mendekat kearah Ebu.
"Bagaimana aku bisa melihat mereka?" tanya Val bingung sambil berjalan menyusul Dennis.
"Karena aku sudah membuka gerbang penglihatanmu," jelas Dennis lalu membungkukkan badan agar bisa menyamai tinggi Ebu.
"Jadi selamanya aku akan bisa melihat mereka sepertimu?" tanya Val mulai khawatir.
"Bisa kita lanjutkan perjalanan kita?" tanya Dennis sambil tersenyum kepada Ebu lalu Ebu hanya menganggukkan kepalanya dan melanjutkan jalannya.
"Woy! Jawab pertanyaanku!" teriak Val kesal.
"Tenanglah, itu hanya aku aktifkan sebentar saja, nanti juga tertutup kembali," jelas Dennis santai lalu berdiri dan berjalan mengikuti Ebu, Val hanya berjalan mengikuti Dennis dengan kesal.
5 menit kemudian...
Mereka sudah berada di dekat sebuah gubuk di tengah hutan, dan di dekat gubuk itu banyak sekali pria-pria dewasa yang sangat menakutkan.
"Baiklah, terima kasih, Ebu," ucap Dennis sambil tersenyum lalu berjalan mendekati gubuk itu.
"Woy kau mau kemana?" tanya Val sambil mengejar Dennis.
"Tentu saja melepaskan Falia dan Sandy," jelas Dennis santai.
"Apa yang akan kau lakukan, membunuh orang-orang itu?" tanya Val sambil tersenyum jail, karena ucapannya hanya sebuah candaan.
"Tentu saja," jelas Dennis sambil menyeringai dan tiba-tiba muncul katana berwarna putih ditangan kanan Dennis.
"Apa kau serius, dan dari mana datangnya katana itu?!" tanya Val tidak percaya.
"Tentu saja, dan Val mereka bukanlah manusia lebih tepatnya roh-roh manusia yang penasaran, selamat datang di dunia para roh," jelas Dennis sambil mulai berlari dan menebas setiap roh-roh yang mendekat kearahnya.
"Sejak kapan kita masuk dunia roh?!" teriak Val kesal dan sedikit berjalan mundur, untuk menjauhkan diri dari pertarungan.
Tebasan terakhir berhasil dilakukan dan mengenai roh terakhir lalu Val dan Dennis berlari memasuki gubuk itu.
Di dalam gubuk, mereka langsung disambut oleh kumpulan-kumpulan roh yang sangat banyak.
"Ya ampun semakin banyak saja rohnya," ucap Dennis santai.
"Falia, Sandy!" teriak Val khawatir saat melihat teman perempuannya sedang diikat tak berdaya di tiang gubuk.
"Val, kau lepaskan mereka, biar aku yang mengurus para roh ini," perintah Dennis lalu menyerang roh-roh dihadapannya.
Setelah Val berhasil melepaskan Falia dan Sandy mereka berempat langsung berlari keluar dari gubuk itu.
Namun roh-roh itu tidak berhenti bermunculan, kini mereka berkumpul menjadi satu dan membentuk roh yang sangat besar.
"Dennis apa itu?" tanya Falia dan Sandy bersamaan dengan ketakutan.
"Apa! Kalian bisa melihat mereka!" ucap Dennis terkejut, bagaimana bisa Falia dan Sandy melihat roh raksasa itu tanpa dibuka terlebih dahulu.
Brak.
Bruk.
"Ugh."
"Dennis!" teriak ketiga temannya, saat melihat Dennis terkena pukulan dari roh raksasa itu.
Dor.
Brak.
Terdengar suara tembakan dan pukulan yang mengarah ke roh raksasa itu, saat ingin menangkap ketiga teman Dennis.
"Sepertinya kau membutuhkan bantuan, Tuan Dennis," ucap seorang pria yang menggunakan pakaian pelayan dan memegang tongkat panjang berwarna hitam.
"Tuan Dennis!" teriak seorang wanita yang langsung menggunakanan kekuatannya untuk menyembuhkan Dennis.
"Eka, Andy," sapa Dennis santai kepada kedua orang yang menyelamatkannya.
"Saya yang akan melakukan penyegelan, Tuan lebih baik beristirahat," ucap Andy lalu berlari menuju ke roh raksasa yang terjatuh itu.
"Berani sekali kau melukai Tuan Dennis, akan aku buat kau menyesalinya di Neraka, kembalilah keasalmu wahai roh-roh penasaran, aku menyegelmu!" teriak Andy lalu muncul pintu besar kuno dan menarik roh raksasa itu masuk.
Setelah selesai, muncul orang-orang yang menggunakan pakaian serba hitam dan mengelilingi sekitar area pertarungan, Eka membantu Dennis berdiri lalu Andy berdiri disamping Dennis.
"Dennis sebenarnya kamu siapa?" tanya Val bingung lalu berdiri bersama kedua temannya.
"Maaf tidak pernah bicara kepada kalian, aku adalah anak Indigo tingkat pertama," jelas Dennis.
"Apa maksudmu?" tanya Sandy tidak percaya.
"Aku tidak bisa bilang, untuk selanjutnya kalian akan diantarkan oleh mereka, aku harus pergi," ucap Dennis sambil memandang teman-temannya dan mulai terbang bersama kedua orang misterius itu.
"Dennis!" teriak ketiga temannya.
"Terima kasih untuk selama ini, selamat tinggal Val, Sandy, dan Falia," ucap Dennis lalu menghilang di langit.
Melihat Dennis yang tiba-tiba pergi, ketiga temannya hanya bisa menangis dan berjalan keluar dari hutan dengan bantuan orang-orang berpakaian serba hitam itu.
Setelah mereka keluar dari hutan, mereka segera pergi menuju rumah Dennis, namun di rumah itu sudah tidak ada orang, Dennis sudah meninggalkan mereka selamanya.
Tamat
(Battle OS)
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top