Hukuman Keberuntungan
Aku berjalan menyusuri koridor sekolah. Kutengok kanan kiri lalu kutemukan yang kucari, sampah. Hari ini aku dihukum karena terlambat untuk kesekian kalinya. Kupungut benda kotor itu dan kumasukkan ke kantong sampah yang kutenteng di tangan kiriku.
“Telat lagi bro?” terdengar suara dari belakang. Ternyata Indra, anggota Komite Kedisplinan Sekolah.
“Iyaa niih...”sahutku kaku.
“Ardiansyah, XII BB4. Sering terlambat, dan tidak tertib saat menggunakan seragam sekolah.” Ucap Indra sambil membaca notebooknya.
“Kalau begini terus, kamu bisa kena skors lho..” tambahnya serius.
“Terus?”
“Aku hanya menyampaikan pesan dari guru BK, kamu diminta keruangannya saat istirahat pertama,” jawabnya santai.
Apa lagi nih?
Kriiiiiing! Kriiiiiing! Bel tanda istirahat pertama telah berbunyi, diikuti suara dag dig dug jantungku.
“Permisi bu,” sapaku didepan pintu ruang BK.
“ Ardi.., duduk sini.”
Aku duduk di kursi panas -setidaknya bagiku, sambil menyeka keringat dingin di dahiku.
“Kenapa kamu telat terus?” Ibu Ana membuka proses ‘sidang’.
“Eh.. hujan bu, karena hujan tiap hari, saya takut basah, takut masuk angin,”
“Menyalahkan hujan bukan alasan yang bisa diterima.”
Akhirnya, aku dinyatakan bersalah dalam kasus ini. Maksudnya, aku diberi sanksi nyata.. lagi. Tiga hari, aku harus sampai sekolah pukul 05.30 dan membantu pak Tomo membersihkan lingkungan sekolah. Kalau tidak... skor 200 ditambah undangan khusus untuk wali murid. Mantap!
Keesokan harinya, aku berangkat pagi. Dengan berat hati dan rasa kantuk, aku mulai melaksanakan tugasku. Bakalan makin kurus, nggak mampir warung Baso yang ada wifinya lagi nih! ucapku dalam hati.
Dua hari telah berlalu, ini hari terakhir masa hukumanku. Akupun sudah terbiasa mengerjakan tugas hukumanku. Pukul 06.00, sekolah sudah ramai karena hari ini ada les pagi. Aku segera masuk kelas, mengikuti les yang berlangsung selama 45 menit itu, dan melanjutkan KBM.
Sekarang saatnya istirahat pertama. Aku sedang berjalan ke arah kantin saat aku menerima pesan dari ketua karang taruna desaku.
Pengumuman : karena arus sungai yang deras, jembatan desa kita ambrol jam 7 pagi tadi, tapi, alhamdulillah, saat itu tidak ada yang lewat disana, rencananya nanti kita agendakan kerja bakti bersama warga.
I- itu? Biasanya jam 7 aku baru sampai –di jembatan itu! Kalau aku tadi kesiangan...
Aku syok, tapi juga lega, terlalu lega, malah.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top