Leo D'Cupid (By: @Kevrielqiya)
Sinar mentari sore masuk melewati celah-celah dedaunan terasa hambar di kulit. Kugerakkan tubuh beberapa kali, merasa kurang nyaman dengan lekukan dahan pohon yang kini kududuki. Sebuah busur panah ukuran mini bersandar di sisi lain dahan pohon. Sedangkan aku, aku sendiri tengah sibuk melarikan jemari kecilku pada sebuah halaman buku kulit antik turun-temurun yang tengah kugenggam. Mataku lamat memperhatikan dua wajah manusia yang muncul pada halaman itu.
"Seharusnya mereka ada di sini." kataku meyakinkan diri. Kusapukan pandangan ke area taman yang ramai dipenuhi muda-mudi, lalu berhenti pada sosok gadis berkemejakan kotak-kotak yang tengah berjalan seorang diri di jalan setapak.
Hm, itu dia. Jika perkiraanku benar, maka lelaki yang kucari pasti berada di sisi lain jalan setapak. Menggeser sedikit pandanganku ke kiri, aku langsung menemukan pemuda yang kumaksud-tengah berjalan ke arah sang gadis. Ia juga sendiri.
Ini saatnya aku beraksi. Segera kuubah posisi dudukku menjadi berdiri, lalu meraih busur panah dan memposisikannya di depan tubuh. Tanganku meraba punggung, menarik sebuah anak panah berhiaskan hati bersiap menembakkannya.
Kuperhatikan kedua orang itu dari atas pohon. Ini waktunya menunggu apa yang akan menyatukan kedua orang yang tak saling mengenal itu hingga mereka jatuh dalam pesona satu sama lain yang disebut cinta. Saat itulah mataku menangkap seorang bocah bersepeda dari arah belakang pemuda itu. Oh, itu dia.
Kuraih lagi sebuah anak panah dari punggung. Ini takkan memakan waktu lama. Satu lagi tugasku sebagai cupid cinta akan berhasil. Harus berhasil!
Bocah bersepeda itu melajukan sepedanya kencang. Tanpa sengaja stang sepedanya menyenggol pemuda yang menjadi targetku. Seketika tubuhnya oleng lalu menerjang gadis kemeja kotak-kotak yang tengah melintas di sampingnya. Aku tersenyum penuh kemenangan saat satu anak panahku meluncur lepas dari busur.
Syuuttt... Menusuk tepat di punggung sang pemuda. Satu lagi panahku terbang, syuuut... Tepat menancap di punggung gadis itu.
"Yippieeee.... Aku berhasil!" Kukepakkan sayapku terbang tinggi ke angkasa. Tugasku selesai. Biarkan bara cinta yang terdapat dalam anak panah itu menyelesaikan segalanya. Suatu kejelasan bahwa sesudah ini kedua insan itu akan menjalin kasih cinta. Ah, aku jadi teringat dengan imbalan pekerjaanku kali ini : sebuah sayap baru yang lebih modern. Sebaiknya aku pergi menemui Ayahanda untuk memintanya.
"Leonardo." sebuah seruan menghentikan gerakan sayapku. Begitu kagetnya diriku saat melihat Ayahanda muncul dengan kaki awannya dari belakang. Wajahnya menunjukkan kemarahan yang tak kumengerti. "Bukankah sudah Ayah bilang untuk lebih serius lagi dalam pekerjaanmu?" Bahkan nada suaranya terdengar menahan amarah.
"Maksud ayah? Aku telah berhasil menyatukan keduanya, Yah." jawabku membela diri.
"Bagaimana bisa kau menyatukan dua wanita dalam kasih, Leo?" Ayah menggeram dengan pandangan mengulitiku. Apa maksudnya? Aku benar-benar tak mengerti dengan ucapan Ayah. "Tidakkah kau mengecek kedua gender-nya terlebih dahulu?" ulang Ayah.
Suara petir menggelegar. Aku lupa!
Sigap, aku mengeluarkan buku kulit antik dan membolak-balikkan halamannya. Mataku membelalak saat tiba di halaman yang kucari. Ternyata... kedua insan yang baru kupersatukan tadi adalah wanita! Oh tidak! Aku melanggar sumpah cupid!
"Leo, kau... Ayah kutuk menjadi singa!" Tepat ketika Ayah menyelesaikan ucapannya, dimensi seolah berputar. Berputar-putar lalu menyedotku ke dalam ruang tak dikenal.
Tersadar, aku merasakan kakiku menapak tanah.
Ada surai lebat di kepalaku.
Aku punya ekor?
Kenyataannya, aku telah berubah menjadi singa.
--
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top