Bab X : Berkumpul kembali

Jingga akhirnya menemukan jawaban yang ia cari selama ini. ia selalu tidak merasa pas berada dalam lingkungan saga, menjelakan mengapa neneknya begitu dingin padanya. Ia sangat bahagia dan sedih disaat yang bersamaan. 

"Jingga,perasaanku tidak salah,kau memang adiku.." 

Andaru mengeratkan pelukannya, airmata yang tak pernah ia keluarkan lagi setelah berpisah dengan kedua orangtuanya meluncur deras tak terbendung. ia juga merasakan punggunnya basah.

Daru melepaskan pelukannya kemudian mengusap air mata dipipi adik yang baru ditemukannya.

"kakak..." Andaru memandang lekat wajah adiknya yang sangat mirip dengan ibunya, ia mengusap sayang lalu mencium keningnya..

"Kali ini kakak akan menjagamu dengan nyawa kakak sekalipun, kakak tidaka akn membiarkan siapapun memisahkan kita lagi" 

Kata-kata jingga tertahan ditenggorokannya,walau bagaimanapun kenyataan ini begitu mengejutkannya. perasaan ini baru pertama ia rasakan, perasaan nyaman dan terlindungi. 

"Jingga apa lukamu masih sakit,mengapa kau terdiaam"  Andaru memeriksa bahu jingga yang terkena cakarannya, ia sangat khawatir dan rasa bersalahnya kembali menyeruak bayangkan ia telah meracuni adiknya sendiri, ia tidak bisa memaafkan dirinya sendiri.

"Aku melihat  semuanya, 16 tahun yang lalu" Andaru tertegun, tanganya seketika berhenti mengoleskan penawar racun dibahu Jingga,matanya meredup.

"masa yang kelam"  Andaru kembali mengolekan penawar racun dibahu jingga kemudian membawa ayam hutan yang sudah ia bakar kehadapan jingga, ia menyuirnya untuk disuapkan ke Jingga.

"makanlah, ini akan memulihkan energimu"  Jingga tak merespon, tatapannya dipenuhi dengan amarah.

"kendalikan amarahmu, itu hanya akan membawamu kedalam dendam yang tidak berkesudahan" ucap andaru sambil menyuapkan suiran ayam kemulut jingga.

"Aku tahu, tapi aku berhak marah dan aku tidak bodoh" 

"dahulu aku juga merasakan hal sepertimu, tapi kemudian aku baru menyadari bahwa marah hanya membuang energiku, aku merelakan namun tidak melepaskan tanggung jawabku untuk mengembalikan kejayaan kumayan,maukah kau berjuang bersamaku"

"Seharusnya akuyang  bertanya kepadamu, maukah kakak berjuang berrsamaku dan bayang putih mebebaskan Kumayan dari Taring hitam" Andaru terkekeh, ia bangga pada adiknya karena tanpa tahu takdirnya ia sudah menjaga andalas dari dulu.

"Kita berjuang bersama-sama"

Andaru mendapatkan panggilan batin dari seseorang, kemudia ia memposisikan dirinya duduk bersila dan memjamkan matanya.

"ada apa?" 

"Paman pungguh dan bibi Aji sudah tiba di andalas, mereka ingin bertemu denganku,mereka adalah orang yang merawatku"

Jingga menganggukan kepalanya memahami , terlintas kilasan penglihatannya tentang kedua orang yang membawa Andaru kecil waktu itu.

"kakak tolong rahasiakan semua ini, aku belum mau semua orang mengetahui kita sebagai kakak dan adik"

Andaru berfikir sejenak dengan permintaan adiknya kemmudian ia mengangguk

"untuk sekarang, itu adalah pilihan yang bijak dan agar taring hitam tidak mengincar jingga " lanjut daru dalam hati.

"Tapi kamu janngan melarang kakak untuk berada disekitarmu dan  jangan salahkan kakak kalau banyak yang cemburu nantinya" Goda Andaru

"itu tidak masalah" Jawab jingga dingin karena ia tidak  suka digoda oleh siapapun yang membuat Andaru terkekeh,meggoda adiknya akan menjadi hobi barunya.

Tadinnya Andaru ingin menemui paman pungguh dan bibi aji sendiri mengingat keadaan jingga yang belum pulih tetapi Jingga memaksa ia berdalih ingin bertemu dengan orang yang telah merawat kakaknya.

***********************

"istriku, kenapa kau tidak mau makan"

"salah apa aku hingga mendapatkan seorang suami yang rakus sepertimu, aku jadi tidak lapar" sindir Aji mlati kepada suaminya karena bagaimana ia mau makan kalau makanannya sudah ia habiskan semuanya.

"Kau yang lambat, siapa suruh kau diam sedari tadi dan hanya melenguh membuatku semakin lapar saja" Aji mlati mencubit pinggang suaminya gemas.

"Anak gadismu belum kembali dari sungai sejam yang lalu dan andaru yang belum juga nampak" ucap aji mlati khawatir, pungguh kembali memakan makanannya yang tinggal sedikit hingga membuat aji mlati kesla kemudian menghamburkan makanan suaminya.

"Anak gadismu itu tidak usah kau khawatirkan, kecerewetannya adalah senjata yang mematikan jadi dia akan baik-baik saja dan Andaru dia sudah deket dari sini aku sudah mencium auranya,sepertinya ada kejutan"

Aji mlati memecingkan matanya "kejutan"

" ibu, ayah  kenapa kalian tidak mencariku,aku tersesat tau" Aji Naras mengeluh, bajunya kotor dan rambutnya sedikit berantakan.

Aji mlati hanya menggelengkan kepalanya melihat kondisi anak gadisnya dan melotot kearah pungguh seakan akan mengatakan " urus anak gadismu"

pungguh menghampiri aji naras kemudian menyuruhnya duduk dan memberinya minum.

"apa ada yang mengganggumu" tanyanya kemudian langsung menutup kedua telinganya

"ayah tidak tahu sja kalau tadi aku ketiduran dipohon dekat sungai, lalu ayah tau ada seekor tupai duduk dikepalaku,sudah aku usir tetapi tidak mau pergi memang rambutku makanan apa, lihat rambutku ayah berantakan dan dipenuhi liur tupai, aku baru tahu air liur tupai membuatku bisa lupa arah jalan kesini dan satu jam ini aku hanya berputar-putar tidak jelas, Ayah kau mendengarkanku tidak"

"Iya, ayah dengar tapi telinga ayah sedang bermasalah dan tambah menjadi saat mendengar keluahnmu tadi" pungguh tergelak melihat ekspresi muka anaknya yang sedang kesal.

"Ayah.." Aji naras melemparkan daun-daun kering kearah ayahanya karena kesal namun gerakannya berhenti ketika ia mendengar suara yang sangat ia rindukan "Ka Daru" namun perasaan cemburu menghinggapinya ketika ia tidak datang sendiri melainkan dengan seorang gadis yang bercadar.

"Paman pungguh,Bibi Aji dan Naras apa yang kamu lakukan disini"

Aji mlati memeluk Andaru yang diikuti oleh pungguh

"kami merrindukanmu"

Kecerewetan Aji naras menghilang seketika, ia bertanya -tanya siapa gadis bercadar itu,apakah dia kekekasihnya

"Aku tidak rela"teriaknya yang membuat keempat orang itu mnoleh kearahnya, naras kikuk kemudian memilih untuk berpuraa-pura menyanyi.

Naras cemburu karena seumur hidupnya ia tidak pernah ditatap seperti andaru menatap jingga dan selalu mengembangkan senyumnya. Andaru memang menyayanginya tetapi dia selalu  bersikap dingin.

"bahkan mereka tidak melibatkanku dalam percakapan mereka,aku sudah besar bukan anak kecil lagi" keluh Naras

Mereka terlihat serius, selintingan dia hannya mendengar kata "kitab, harimau,,gumara dan pitaloka. biar bagaimanapun sebenarnya ia sudah tahu sejarah andalas,kumayan dan manusia harimau dan misi apa yang sedang diemban Andaru, ia ingin sekali mereka melibatkannya tetapi mereka keras kepala dan selalu meremehkanku.

"menyebalkan" ucapnya kemudiann menatap tajam kearah gadis cadar itu yang menatapnya sama tajamnya.




NA: Maaf telat upload dikarenakan pekerjaan yang lagi hecticnya minta ampun..

Typo masih bertebaran..maafka kau lagi..hehhehe




Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top