Sinopsis singkat/Blurb:

Bertepuk sebelah tangan? Sudah biasa. Tapi pada sahabat sendiri? Siapa yang tidak tahan?

Nayanika Putri. Remaja biasa seperti pada umumnya. Seorang pluviophile, pelukis deadline mading, tidak populer, dan berusaha untuk mencoba menyaingi bakat Sobari, sahabatnya yang kreatif dan imajinatif dalam dunia menggambar manga jepang. Sialnya, dia tidak mau mempunyai pacar. Fokusnya belajar dan mengejar yang terbaik untuk masa depan.

Andhaka Putra Sobari. Cowok biasa yang mempunyai jiwa komikus tinggi. Selalu ingin bersama Naya, dan selalu memberikan perhatian lebihnya pada Naya. Namun dalam waktu sekejap, seseorang datang ke dalam hidupnya dan membutakan dunianya.

Luna Rawikara Devanagari. Primadona violin itu selalu menjadi sorotan para kaum Adam. Termasuk Sobari. Namun dibalik senyumnya, ia menyimpan rasa benci setiap mengingat ayahnya. Bahkan ia lupa akan sucinya kesetiaan dalam sebuah hubungannya bersama Sang Klandestin.

Seperti kerumitan alunan paranada dalam musik klasik Mozart, mereka semakin dibutakan, jungkir balik, jatuh bangun, hanya karena sebuah satu alasan memuakkan. Cinta.

Cerita ini dulu diposting untuk mengikuti event #NulisRandom2017 yang diadakan oleh Nulisbuku.com

—Berbeda dengan versi Wattpad—

“Cerita tentang persahabatan yang berbeda dan tidak terduga. Klise, mereka berakhir bersatu dan bahagia. Tapi cerita ini berbalik. Cerita ini membuat pembaca sadar bahwa setiap fase seseorang dalam menanggapi sesuatu itu beragam dan berbeda-beda. Banyak sekali pelajaran yang saya dapat. Very interested and very creatieve.”

Nisa Novitasari—Reader.