Joan

Joan membangun benteng kokoh sejak napas pertama
yang dia rawat sembari bermunajat,
agar kelak benteng itu laik bagi santo dengan sederet nama
yang tak kalah dari para tentara sejawat

Benteng itu hanya terbuka bagi segelintir manusia
yang memahaminya,
mengagungkannya,
dan mengelu-elukan namanya
Amen, amen, seruan Joan setiap pagi dan malam

Namun benteng itu menjadi terlalu arogan
Tuhan pun enggan,
dan para pemuja pergi dengan kekecewaan

Perang belum usai
Joan terkubur di dalam bentengnya
Beribu nisan kelabu untuk pikirannya yang batu:
bukan santo tanpa nama, hanya sia-sia

***

Mei 2024

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top