Jurig III
Halo, konnichiwa!
Sebelum ke penilaian, saya ingin berbasa-basi sejenak. Terima kasih bagi yang sudah berpartisipasi dalam event bulan Januari ini. Sejujurnya, mungkin penilaian dari saya kurang maksimal, karena saya juga masih belajar. Tapi semoga membantu, ya, walau hanya secuil saja (人*´∀`)。*゚
Catatan tambahan: mungkin ekspetasi dan pandangan saya terhadap tema kriminal ini jadinya memengaruhi penilaian juga.
Berikut ini penilaiannya:
Indri, Kembang Api, dan Ritual Masker Gas (84)
Jika dilihat dari kerapihan tulisannya, sudah rapi, kok. Tidak banyak yang perlu dikoreksi lagi mengenai teknisnya. Lalu, ceritanya sesuai tema dan idenya cukup menarik. Ritual tahun baruan yang harusnya meriah, justru jadi ajang pembunuhan massal. Gas beracun yang disebarkan di kampung itu menggunakan petasankah? Karena hanya itu petunjuk yang saya dapat selama membaca cerpen ini. Hanya saja, feel kriminalitas-nya masih kurang terasa. Memang betul aksi pembunuhan massal itu masuk ke tema, tapi yang saya baca rasanya kurang greget. Setidaknya, ada plot twist, sih. Karena saya kira dia mau meledakan kampung menggunakam petasan itu.
Ayo Kita Ke Mana (79)
Untuk kerapihan tulisannya sudah cukup, meski saya beberapa kali melihat ada typo dan salah penulisan “ke mana”. Nah, menurut saya, kriminalitas di dalam cerpen ini hanya sekadar disebutkan dan seperti sekilas saja. Saya tadinya berekspetasi bahwa mereka akan melakukan aksinya seperti menculik seseorang pas perayaan tahun baru, kemudian dibunuh untuk dijadikan sate, baru makan-makan. Walau begitu, adegan tentang keinginan para penjahat itu memang sudah ditulis dengan baik, hanya eksekusi rencananya saja yang belum. Saya apresiasi penulis mau menyelipkan humor di dalamnya, mungkin supaya tidak terlalu tegang kali, ya?
Kesumat (85)
Dari kerapihan tulisannya sudah cukup baik. Saya suka dengan pemilihan kata yang beragam dan tulisannya yang nyaman untuk dibaca. Idenya menarik karena mengambil dari sudut pandang korban KDRT yang pada akhirnya membunuh suaminya sendiri. Dari pikirannya dapat diketahui kalau dia selama ini menderita, dan feel-nya terasa. Meskipun saya sendiri bertanya-tanya, itu suaminya dibunuh dengan cara apa? Kopi sianida? Soalnya dia ada adegan minum kopi, sih, sebelum tahu-tahu sudah tak bernyawa. Menurut saya, sensasi kriminalnya masih kurang, sih, karena di cerita ini lebih fokus ke perasaan Imas serta alasan dia melakukan tindakan tersebut.
Hidrangea (84)
Tulisannya rapi, tapi peletakan “namun” kurang tepat. Seharusnya diletakan di awal kalimat. Ide ceritanya cukup menarik. Awalnya kukira gara-gara serial Friday, jadi melakukan tindak kriminal. Ternyata, sejak awal dia emang udah punya dendam. Ah iya, menurut saya feel kriminalitasnya sudah oke, tapi masih bisa dieksekusi lebih baik lagi.
Happy New Year, Sayang! (87)
Di paragraf 2, penggunaan “itu” terlalu banyak, sedangkan di paragraf 3 “-nya” yang kebanyakan. Ada satu paragraf yang mana kalimatnya terpisah gitu, padahal kalimatnya bukan diakhiri tanda titik, tapi koma. Untuk ide ceritanya menarik, ya, saya suka. Tbh, cerita ini sesuai dengan ekspektasi saya yang mana tindak kriminalnya betulan dijelaskan dalam cerita, bukan hanya sekadar merencanakan dan tak dijelaskan lebih lanjut bagaimana eksekusinya. Emosinya juga dapet. Good job.
Ketidaksengajaan yang Disengaja (85)
Di dalam cerpen ada penggunaan em dash yang sebetulnya tidak perlu, lalu penggunaan elipsis yang juga tidak tepat. Beberapa typo dan kata tidak baku sesuai KBBI. Namun, ide cerita ini unik. Tidak seperti cerpen lain di mana adanya faktor pendorong tindak kriminal, yang satu ini ternyata tidak sengaja meski sebetulnya dia ada niat juga, sih. Judul sudah memberi clue. Good job.
Mohon maaf jika penilaian dari saya menyinggung para partisipan. Terima kasih sudah mengikuti event bulan ini, dan sampai bertemu di lain kesempatan.
Jaa matane!
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top