“Tuan Muda, ada panggilan dari teman Anda,” ucap seorang pria paruh baya, ia mengulurkan ponsel keluaran terbaru yang menampilkan nama sang penelepon dan diiringi lagu hits akhir-akhir ini.

“NUANAINUANAINU!” Ponsel yang terbalut cashing hitam itu menjerit-jerit minta dilempar dari lantai lima puluh gedung yang ditempati Seijuurou sekarang ini.

Seijuurou mengambil alih ponsel kesepuluhnya dari tangan sang pelayan, ketenangannya sedikit terusik oleh penelepon yang tiba-tiba menggangu istirahatnya. Nyanyian rock metal ponselnya terhenti saat Seijuurou menggeser tombol hijau ke atas.

“Ya?” Seijuurou menyahut tanpa mengalihkan tatapannya dari hamparan titik-titik kecil bangunan dan kendaraan di bawahnya.

“Penghuni baru lagi? Menarik.”

Menyunggingkan senyum misterius, tanpa sadar mengeluarkan sisi Bokushi-nya.

“Sambut dia dengan tradisi turun-temurun kita.”

Sambungan telepon terputus sepihak karena pulsa Junpei tidak mencukupi. Tidak masalah, ada satu lagi korban kekejian Seijuurou. Kagami Taiga namanya.

Ah ... sayang sekali Seijuurou tidak bisa ikut menyambut kedatangan penghuni baru tersebut.

“Bukan apa-apa. Aku yakin mereka bisa menanganinya. Hehe.”