Kos Sultan 3.9

“Vorpal Swords berapa jam lagi tanding?” tanya Reo. Tangan lentiknya memotong-motong motif manusia berkepala warna-warni buatan Shuuzou. Koutarou menyatukan potongan-potongan kertas karton itu menjadi boneka.

“Dua jam lagi.”

“Teteh, ini Ryouta sama Tetsuya kayak Upin Ipin versi live action aja ya,” celetuk Koutarou yang telah membentuk boneka Ryouta dan Tetsuya mengenakan seragam Vorpal Swords.

“Iya sih. Warna rambut tuh anak berdua kayak baju Upin Ipin.”

Terungkap di chapter ini mengapa penghuni Kos Sultan lenyap begitu saja. Ada yang membuat pom-pom, spanduk, boneka kardus, dan lain sebagainya untuk menyemangati Vorpal Swords.

Di balik kepandaian mereka bermain basket, Kos Sultan juga terampil membuat kerajinan tangan. Keterampilan ini muncul di saat-saat tertentu saja.

Tempat yang dipilih adalah gimnasium kampus tempat sebagian besar penghuni Kos Sultan berkuliah. Mereka telah diberi izin menggunakannya. “Oi! Selesai juga nih spanduk!"

Shougo membuka kasar pintu gimnasium, sebagian di sana menatap Shougo beberapa detik dan kembali fokus bekerja.

“Makanannya mana?” tagih Shuuzou.

“Nggak ada. Ya kali pakai duit gue.” Shougo duduk di pinggir lapangan dan menaruh spanduk di sebelahnya, mengeluarkan ponsel dari saku celana dan memainkan game. Sebatang rokok dibakar, diselipkan di antara telunjuk dan jari tengah tangan kirinya.

“Cih,” umpat Shuuzou berbaring di sebelah Shougo, mengistirahatkan diri.

“Kalau mau pakai duit lu sendiri lah.”

Dua jam lamanya mereka di gimnasium dan kembali ke kos, membawa peralatan membuat kerajinan dan barang-barang yang telah mereka buat. Sebagian ada yang berbaring sebentar di ranjang, sebagian lain membersihkan diri.

Mereka lupa Vorpal Swords telah memulai pertandingan. Saking lupanya, mereka mengabaikan keabsenan presensi anggota Vorpal Swords di kos.

Reo hendak mengambil mangga setelah mandi untuk menyegarkan tubuh, hari ini Kota Julikarta dihantam panas hebat. Makan mangga pasti menyegarkan.

Baru tangan memegang kenop, ia dikejutkan bunyi-bunyi benda lunak jatuh ke tanah.

“Ada apa ribut-ribut?” tanya Reo, ia keluar dengan handuk membungkus kepalanya.

“Kita telat nonton Vorpal Swords tanding. Pergi dulu, Teh!” pamit Eren menyusul keempat temannya yang sudah pergi ke kos masing-masing. Mereka dibuat penasaran oleh hasil pertandingan Vorpal Swords. Entah siapa yang akan menang.

“Woi, kita udah telat banget! Lama amat rebahannya!” hardik Shuuzou ke teman-temannya yang bersantai di ruang keluarga.

“Yeu ... santuy.”

Jam berapa sekarang? Pukul setengah delapan lewat.

Apa pertandingan Vorpal Swords sudah selesai? Menurut perkiraan Reo, pertandingan sampai di quarter ketiga atau keempat. Segera Reo menyusul teman-temannya, mengambil boneka tangan karton yang dibuatnya. Habis waktu beberapa menit mengambil kerajinan masing-masing.

Penghuni Kos Sultan terburu-buru memacu motor. Segala kerajinan tangan mereka bawa, tak peduli berkali-kali dihantam angin. Setibanya di stadion, segera sekelompok pemuda itu masuk berombongan.

Beberapa penonton yang fokus ke pertandingan, jadi bertanya-tanya dengan kehadiran pemuda berambut warna-warni yang membawa bermacam-macam atribut. Eto yang duduk di sebelah Keyzi mengangakan mulutnya.

Apa yang dilakukan para penghuni Kos Sultan?

***

“Riko-chin, Sa-chin. Ada yang bawa ikat rambut?” tanya Atsushi sebelum kembali ke lapangan. Riko menggeleng.

Satsuki berdiri, ia melepas ikatan rambutnya dan mengulurkan gelang rambut merah muda ke Atsushi. “Pinjam dulu ya. Makasih, Sa-chin.”

Atsushi berbalik ke lapangan dan mengikat rambut ungu panjangnya. “Mas Atsushi mulai serius,” komentar Satsuki mendudukkan dirinya. Atsushi mulai serius bertanding bila mengikat rambutnya.

Atsushi yang biasanya betah berjaga di bawah ring, kini mengikuti teman-temannya mengoper dan menerima bola. Ia juga ikut berusaha mencetak poin meskipun Jason menghalanginya.

Ya. Jason sensi melihat Vorpal Swords yang pantang menyerah mencetak poin. Karena duet maut Ryouta dan Daiki, Jabberwock tertinggal delapan poin dari Vorpal Swords. Nash tenang saja, karena masih ada trik yang belum ia perlihatkan seminggu yang lalu ke lawannya.

Di lain sisi, Jabberwock belum mengetahui kemampuan Emperor Eye yang dimiliki Seijuurou.

Sekali lagi Atsushi mencoba menambah poin tim menggunakan tangannya sendiri. Ia berhasil men-dribble bola sampai ring Jabberwock. Kedua kakinya melakukan tolakan dan Atsushi berada di udara.

Dikit lagi, batin Atsushi, akan memasukkan bola ke ring. Zack dan Jason melompat bersamaan, merapatkan tubuh ke Atsushi. Tubuh mereka saling terbentur. Zack mengalah dan turun duluan.

Atsushi tumbang karena terbentur tubuh Jason—ia tak mampu menahan Atsushi dan secara sengaja membenturnya. Tangan kiri Atsushi mendarat duluan ke lapangan.

Sebelah tangan Atsushi tidak mampu menahan bobot tubuhnya, ditambah Jason menindih dirinya. “Argh.” Atsushi mengerang, tangannya nyeri hebat. Jason tanpa rasa bersalah berdiri, ia tersenyum remeh ke Atsushi yang memegangi tangannya yang terkilir.

“Atsushi!”

“Tenang, Tat.” Yukio menenangkan Tatsuya yang hendak melompat turun dari tribun.

Di lapangan seberang, Nash menyeringai menyambut Jason yang bergabung kembali melengkapi jumlah anggota tim Jabberwock di lapangan bagian mereka.

Pertandingan dijeda. Wasit, Kagetora, Satsuki, Riko, dan pemain Vorpal Swords yang lain menghampiri Atsushi. Vorpal Swords diliputi amarah.

“Atsushi, ayo ke unit kesehatan,” titah Seijuurou, ikut membungkuk bersama teman-temannya.

“Nggak apa-apa, Sei-chin. Tangan gue terkilir doang, nggak patah kok,” tolak Atsushi memegangi tangannya yang nyeri.

“Jangan menolak, Atsushi.” Dua mata heterokromia menatap dalam Atsushi. Tangan Seijuurou terkepal. Ia harus menahan amarah dan bersikap elegan, itulah yang ditanamkan sang ayahanda pada dirinya sejak anak-anak.

Jabberwock benar-benar menantang Vorpal Swords. Mereka tidak tahu siapa sebenarnya kapten Vorpal Swords. Mereka tidak tahu aslinya Akashi Seijuurou orang yang seperti apa. Mereka juga meremehkan Vorpal Swords, mernganggap tim itu tidak bisa-bisa apa dan berlevel jauh lebih rendah dari mereka.

Jari-jari Taiga menguncup, terkepal marah. Atsushi adalah pemuda bertingkah menyebalkan, pemalas, dan makan di manapun kapanpun, bukan berarti orang boleh semena-mena bertindak kepadanya. Atsushi, teman setimnya yang hobi makan itu dilukai orang lain yang tidak bertanggungjawab.

Kepala Taiga menoleh marah ke Jabberwock yang tersenyum remeh, dahinya berkerut dan giginya bergelematuk geram.

“Jason Silver, you can't be serious. You did that on purpose. What is your purpose, scum?”

Jason tertawa keras. Taiga ingin sekali meninju bibir tebal yang tersenyum meremehkan itu, keinginannya harus ia tahan karena seluruh penonton terfokus ke insiden yang terjadi. Akal sehat harus mendominasi dari emosi agar tidak mempermalukan nama Vorpal Swords dan negara sendiri.

What? I have'nt purpose, it was an accident. He just got unlucky.”

Bastard,” umpat Shintarou menggeram marah.

“Don't be angry, Jason. Only monkeys are irritable because of an accidental accident,” bujuk Nash yang sempat-sempatnya menghina Vorpal Swords.

“Haha. Of course I'm not angry because I'm human, not monkey,” sahut Jason.

We're not monkeys, scum. Let we show later who the real monkeys are,” ujar Seijuurou mengakhiri adu mulut.

Sebagai kapten, ia harus menahan rekan-rekannya agar tidak tersulut emosi dan memulai pertengkaran. Seijuurou juga marah, namun ia tetap menahannya dan bersikap elegan. Membiarkan Jabberwock dengan mulut besar mereka menghina Vorpal Swords.

Biarkan saja anjing menggonggong. Mereka terlihat seperti orang bodoh di mata Seijuurou. Orang bodoh yang berpikir rencana mereka memancing amarah Seijuurou berhasil.

Atsushi ditandu petugas kesehatan ditemani Ryouta. “Jangan terlalu banyak bergerak,” ujar Seijuurou, berdiri di sisi kanan tandu Atsushi.

“Kamu istirahat aja, Atsushi. Nanti kita yang di sini ngalahin,” ucap Tetsuya sebelum Atsushi dibawa ke ruang unit kesehatan. Manik birunya mengerling tajam ke Jabberwock yang masih menertawakan kemarahan Vorpal Swords.

Siapa yang takkan marah kalau rekan seperjuangan dilukai orang lain? Semenyebalkan apapun Atsushi, ia tak memiliki kesalahan apa-apa pada Jabberwock.

“Hey, Silver. Shorty is glaring at you,” ujar Nick.

“Haha. Wow. How scary his glare.”

“Udah udah. Susun formasi lagi. Taiga, gantiin Atsushi,” titah Kagetora kembali ke pinggir lapangan.

Matanya yang selalu menatap teduh ke siapa saja, kini bersinar marah ke Jabberwock yang juga bersiap melanjutkan pertandingan. Kagetora bisa saja langsung menuntut Jabberwock, namun wasit mengatakan hal barusan adalah kecelakaan. Mau memprotes percuma saja.

Taiga melepas kausnya, ia bergabung bersama Vorpal Swords. Tiada seorangpun yang memasang wajah ceria, sinar mata mereka semua tajam dan wajah kaku.

Oh. Kecuali Daiki sendiri yang menyengir. Cowok itu memang aneh.

Anjir, gue gak ngerti mereka tadi ngomong apa. Keren banget kalau gue bisa berantem pakai bahasa Inggris kayak mereka-mereka, batin Daiki.

Seijuurou dan Nash berdiri berhadapan. Wajahnya tetap kalem dan gaya bermainnya santai. Sedari tadi Seijuurou menyimpan amarahnya.

This monkey is weird, batin Nash. Sedikit heran amarah Seijuurou tak terpancing seperti teman-temannya yang lain.

Nash terus menahan langkah Seijuurou dan terus berusaha mengambil bola, ia seakan menahan Seijuurou untuk tidak memantulkan bola lebih dari tiga langkah supaya kapten Vorpal Swords itu mendapat peringatan travelling.

Seijuurou paham, dengan mudah memindah-mindahkan bola dari satu tangan ke tangan lain sembari bergerak ke kiri dan ke kanan, membuat Nash terkecoh dan mengikuti gerakannya.

Volume mata Nash bertambah, ketika tiba-tiba saja ia salah menaruh kaki tumpuan. Ia terjatuh dan Seijuurou berhasil melewatinya, Taiga menangkap bola yang dioperkan Seijuurou, men-dribble menuju ring lawan. Tidak apa-apa ia harus berhadapan dengan Jason, lompatannya sangat tinggi dan ia mampu lama di udara, bobot tubuhnya lebih kecil dari Jason. Itulah yang membuatnya mudah mencetak dua poin dunk.

Are you okay, captain?” Nick mengulurkan tangan dan ditepis Nash. Pemuda pirang itu mendecih mendengar sirine pertambahan poin tim Vorpal Swords.

Nash pikir, di half quarter kedua ia mampu melampaui Vorpal Swords seperti seminggu yang lalu dan memberi kejutan dengan memperlihatkan seluruh kemampuan diri. Sial. Vorpal Swords mengetahui kemampuan tersembunyi Jabberwock, setiap pemain mampu mengimbangi kekuatan dan kemampuan di bawah pimpinan Seijuurou, seorang yang bisa melihat masa depan. Ralat, perhitungan Seijuurou terhadap apa yang terjadi di masa depan sangat tepat. Mudah bagi Seijuurou melewati lawannya menggunakan dua matanya saja.

Menggerutu, Nash berdiri. Menyesali terlalu cepat membuka kartu as seluruh pemain yang berada di bawah kendalinya. Seijuurou pasti mengarahkan pemainnya cara-cara menghadapi pemain Jabberwock, berdasarkan info pertandingan yang diberitahukan Vorpal Swords. Setidaknya hanya satu orang yang belum memperlihatkan kartu asnya.

Yaitu Nash sendiri. Ia menyeringai, dirinya yang akan mengalahkan Vorpal Swords. Nash akan memainkan pemainnya layaknya boneka marionette dan membuat Vorpal Swords juga ikut menjadi bonekanya. Mulai saat ini, meski sedikit terlambat. Nash akan mengendalikan permainan dan melambungkan poin timnya.

Don't be afraid. We'll win this match.

Akashi Seijuurou, kapten Vorpal Swords yang sebenarnya adalah orang yang menarik untuk Nash lawan. Minggu kemarin, ia tak terlalu tertarik dengan pemain Vorpal Swords yang menurutnya lebih lemah dan bodoh darinya. Hari ini ia dibuat senang oleh kemunculan sang lawan yang sederajat.

Bersambung...
Kos Sultan sekitar 5-10 chapters lagi bakal tamat. Mau aku masukin ke wattys2020 huehue. Kalau ada typo sama salah translate bilang ya!

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top