1. Foto Pembawa Masalah

'MENGUSUT SOSOK AKTOR YANG MENJADI SIMPANAN ISTRI ANAK KONGLOMERAT NOMOR SATU' tagline berita yang ditulis dengan huruf besar pada media online membuat mata seorang pria yang berpakaian rapi seperti eksekutif muda itu membulat. Belum lagi ciri-ciri yang disebutkan pada isi beritanya semakin membuatnya semakin terkejut.

"Gawat, skandalmu semakin digoreng matang oleh media. Semua media mengeluarkan berita panas secara serempak!" seru Mirza, pria yang sedari tadi sibuk dengan ponsel di tangannya itu kini mengalihkan pandangannya pada pria jangkung yang jalan di depannya.

"Kenapa sekarang jadi skandal? Semuanya kan seharusnya masih rumor tidak jelas?" protes seorang pria muda yang sibuk mendorong masing-masing koper di tangan kanan dan kirinya.

"Mereka sudah menemukan bukti yang mengarahkan rumor itu menjadi skandal," jelas Mirza yang kini menanggapi dengan wajah serius. "Rev, sepertinya untuk saat ini sebaiknya kamu tidak usah menemui Gaby lagi."

Pria jangkung yang berjalan lebih dulu di depan kedua pria itu tidak menyahut dan hanya terus berjalan menyusuri garbarata yang sudah kosong. Sengaja mereka keluar paling akhir untuk menghindari orang-orang yang menyadari identitas siapa pria jangkung yang sedang mereka kawal ini.

Sejak kemarin suasana hati Revano, si pria jangkung itu sudah tidak karuan. Liburannya untuk menenangkan diri berakhir kacau karena berita yang sedang panas di media saat ini. Pria itu bahkan memilih tutup mulut dan membiarkan kedua rekannya yang mengurus semua jalan keluar dari masalahnya ini.

Saat Mirza, sang manager sibuk menghubungi agensinya, Revano hanya berdiri memandangi landasan pesawat dari jendela besar ruang tunggu bandara. Pikirannya beralih pada beberapa hari yang lalu saat Gaby menemuinya di lobi hotel tempatnya menginap. Walaupun wanita itu bilang hanya kebetulan bertemu karena berada di tempat yang sama, tetapi Revano tidak yakin hanya itu alasannya. Karena setelah kejadian itu, muncul berbagai macam kebetulan yang membuat mereka berada dalam tempat dan waktu yang sama.

Nyatanya, hanya karena kebetulan itulah berita hari ini beredar dengan panas membara. Revano bahkan harus segera angkat kaki dari hotelnya sejak pagi buta untuk menghindari kepungan para wartawan gosip.

"Kita tidak bisa lewat pintu keluar utama. Banyak wartawan di sana," ucap Fico saat kembali usai mengintai keadaan dengan napas terputus-putus.

"Kalau begitu kita jalankan rencana cadangan," ucap Mirza yang langsung disetujui dengan anggukan mantap oleh Fico.

Kedua pria tersebut segera menarik Revano yang sejak tadi diam saja sambil bersandar di dinding ke toilet yang terletak tidak jauh dari mereka berada. Beberapa menit kemudian mereka bertiga keluar dengan pakaian yang berbeda dari sebelumnya.

"Gawat-gawat, Celebrity Update menggunggah fotomu berdua dengan Gaby di lobi hotel!" seru Mirza panik.

Mendengar ucapan Mirza, Revano segera mengambil ponsel yang sedang dilihat Mirza. Benar saja kalau foto yang ada di laman gosip infotainment itu adalah foto dirinya, walaupun wajah kedua orang di foto itu di blur. Seketika kening Revano mengerut tanda pria itu sedang memikirkan sesuatu. Saat itu lobi hotel sedang kosong hanya ada satu dua orang bellboys yang sedang berjaga di dekat pintu. Namun tiba-tiba dia ingat sesuatu. Kemudian matanya beralih pada pintu toilet wanita yang terletak tidak jauh dari tempat mereka berdiri.

"Tangkap perempuan itu!" pekik Revano tiba-tiba.

"Apa?" Mirza dan Fico menyahut bersamaan. Terlalu kaget dengan perintah Revano.

Tanpa menunggu Mirza dan Fico, Revano segera berlari melesat melewati keduanya dan menangkap lengan perempuan yang baru saja keluar dari toilet. Perempuan tersebut pun terlihat sangat terkejut ketika lengannya ditarik dengan tiba-tiba.

"Eh, kenapa pakai tarik-tarik segala?" protes si perempuan sambil berusaha melepaskan diri, tetapi tangan Revano terlalu erat menggenggam lengannya. "Tolmppph ..." Baru saja perempuan itu hendak berteriak minta tolong, Revano dengan cepat membekap mulut perempuan itu.

"Aku tidak akan melakukan hal buruk padamu. Aku hanya ingin bertanya. Jadi tolong tenanglah sedikit. Bisa, kan?" ucap Revano cepat.

Perempuan itu awalnya menatap Revano dengan penuh rasa waspada. Namun pada akhirnya perempuan itu pun mengangguk pelan. Begitu melihat perempuan ini bersikap tenang, Revano segera meminta ponsel yang tadi dipegang Mirza. Dengan cepat dia menunjukkan foto yang ada di laman media infotainment pada perempuan tersebut.

"Aku ingat kamu ada di lobi hotel malam itu. Aku juga ingat kamu sedang memotret sesuatu dengan kameramu. Apa foto ini yang sedang kamu ambil?" tanya Revano dengan bahasa sehalus mungkin agar perempuan itu tidak tersinggung.

Untuk sesaat kening perempuan itu mengerut. Dia kemudian memicingkan matanya untuk melihat lebih jelas foto yang ditunjukkan Revano. Kemudian dia mengeluarkan kamera XLRnya dan mencari foto serupa di sana. Lagi-lagi keningnya berkerut dalam.

"Iya, eh tapi tidak juga," jawabnya. "Aku memang sedang memotret saat itu, tapi fokusnya bukan dua orang yang kamu tunjukkan barusan." Perempuan itu pun mengulurkan kameranya dan menunjukkan foto asli yang dia ambil saat itu.

Revano mengambil alih kamera tersebut lalu memeriksa foto yang ditunjukkan perempuan itu. Di dalam foto itu memang bukan Revano dan Gaby fokusnya. Melainkan sebuah patung garuda yang ada di tengah lobi hotel dekat mereka berdiri.

"Apa kamu mengunggah foto ini ke media sosial?" tanya Revano lagi dan perempuan itu mengangguk pelan. Sepertinya dia masih tidak paham dengan hal yang sesungguhnya terjadi.

Seketika saja terdengar napas berat bersamaan dengan Revano yang mengangkat kepalanya menatap perempuan itu. "Kalau begitu aku minta maaf karena akan menuntutmu karena mengambil foto tanpa izin."

"HAH?"

"Za, tolong lapor polisi, ini buktinya. Serahkan juga ke agensi."

"Eh, tunggu dulu! Kenapa tiba-tiba menuntutku? Aku kan hanya sedang mengerjakan tugas kuliahku saja," protes perempuan itu yang masih tidak paham dengan keadaannya yang sebenarnya.

"Tapi di foto ini terlihat jelas ada fotoku, walaupun sebagai latar dari patung yang menjadi fokus objek fotomu."

"Terus kalau ada fotomu, memangnya kenapa? Kalau memang tidak suka, nanti aku blur saja fotomu."

"Tidak semudah itu, Nona manis!" Kali ini Mirza yang bicara. "Apa kamu tidak tahu kamu sudah mengambil foto siapa?"

"Siapa memangnya?" balas perempuan itu mulai agak ketus.

"Revano, aktor pendatang baru terhits senegeri ini. Pernah dengar, kan? Masa sih kamu tidak tahu?" Fico tidak mau ketinggalan.

Awalnya perempuan itu terlihat mati gaya, langsung terdiam di tempatnya berdiri saat menatap Revano. Namun kemudian dia berusaha mengumpulkan keberaniannya dan mulai membalas Mirza dan Fico.

"Aku kan tidak sengaja. Memangnya tidak ada jalan damai? Bisa beri aku keringanan? Aku kan masih sekolah." Kali ini perempuan itu memasang wajah memelas.

"Sayangnya karena satu fotomu ini, aktorku kehilangan citranya. Belum lagi beberapa proyek yang terdampak akibat gosip yang timbul karena foto yang tanpa sengaja kamu unggah ini. Kamu tahu berapa kerugian yang harus kami tanggung karena ulahmu ini?" kata Mirza dengan nada mengintimidasi.

"Berapa?"

"Lebih dari satu milyar!"

"HAH?! Mati aku!"

****


Haloha ... semuanyaaaah.

Selamat membaca dan semoga bisa menghibur hari-harimu yang mulai penat.

Jangan lupa support aku terus ya dengan kasih vote dan komennya.

Terima kasih. 💕

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top