KoNes (Kolab Ngenes)
Hai, kali ini kita bawain oneshoot nih..
●●●●●
"Aduh ribet amat sih hidup, kancut warna warni gue yang gue letak di kardus hilang, padahal gue letak cuma sehari," aku kemudian pergi mencoba mengingat kembali, setelah beberapa detik, aku teringat kalau ada seorang cowok yang kemarin siang senggol senggol malu kotak kancutku.
Aku pun coba mendengus dengus baunya yang mirip dengan mantan kucingku waktu aku hidup pertama kali. Aku mencoba berinteraksi sama semua makhluk hidup di sekitar yang akhirnya hanya menghiraukanku, bahkan mereka merinding seketika, 'apa salah hamba manismu ini ya allah' ucapku dalam hati.
Aku masih terus mengendus dan tak terasa aku sudah sampai di lingkungan sebuah sekolah, tidak sengaja aku melihat seorang murid cowok yang cukup familiar di mataku, dia menyelip di kerumunan dengan lihai. Aku mengikutinya, tetapi kehilangan jejaknya di tengah tengah perjalanan.
"Kancut malangku." aku pasrah menghadap keatas.
Aku terus berputar putar di sekitar sekolah itu dan berusaha menemukan lelaki itu. Tidak mungkin aku bertanya ada guru piket atau siswa disini bukan? Sekolah ini akan menjadi trending topik jika aku mengajak mereka berbicara dan menampakkan diriku yang tak berdosa ini. Tak terasa aku berputar dan nyasar di toilet bertuliskan 'laki laki'.
"Laki laki itu apaan ya? Apa kancutku dibawa kesini?" tanya diriku sendiri.
"Masuk ah." dan aku terkejut setelah masuk ke dalam toilet 'laki laki' itu.
"Kenapa cowok itu membuka celana mereka?" Tetapi mataku terfokus dengan kancutku yang tergantung di pintu sebuah bilik.
Aku berusaha dengan sepenuh jiwa ragaku untuk mengambil kancutku. "Ah sial kenapa kancutku susah sekali kugapai. Aha."
Aku pun mendekati cowok itu namun naas, ternyata dia sedang buang air besar. Belum lagi aromanya beuh.
"Ini cowo habis makan apa sih?" Terpaksa aku harus keluar dari toilet itu karena aromanya sangat tidak enak. "Gimana ini, kancut pink kesayanganku?"
Namun, bukan aku namanya jika menyerah begitu saja. Aku harus bisa membuat cowok ini lari terbirit-birit. Dengan kuasa yang telah dianugerahkan padaku sebelumnya, kugedor-gedor pintu bilik cowok tadi. Tak lupa juga aku mainkan kran air agar menyala sendiri.
"Khi-khi-khi" Aku tertawa geli.
Aku yakin sekali, cowok itu pasti tengah ketakutan. Ingin sekali aku melihat raut wajahnya yang pucat serta bulu kuduknya yang berdiri dan ....
Brak!
Suara pintu terdobrak terdengar menggema mengusi sunyinya toilet laki-laki.
"Ada setan!" teriaknya ketahukan.
Aku semakin tertawa lebar. "Dasar manusia penakut!"
"Lho, jadi itu kau? Yang sudah menakutiku tanpa sebab yang jelas?!" serunya kemudian. Lantas, aku pun hanya bisa tertawa terbahak-bahak ketika mendengar seruan yang tadi. "Hahaha, dasar aneh!"
"Tak lucu tahu tidak? Sekarang pergilah dari sini! Aku sudah muak melihat tingkahmu!"
"Kembalikan kancut pinkku terlebih dahulu, jika tidak aku akan menakutimu," jawabku kesal.
"Kamu sudah jadi hantu, mana mungkin masih membutuhkan kancut ini."
"Kancut itu akan menjadi hiasan dindingku." Dan akupun langsung mengambil kancutku dan meninggalkan dia di bilik toilet.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top