-Jumat ke-21
Tema 21: Semalam di kamar motel di pinggir kota
*
Aku bingung menuliskan ini karena menurut Rio, tidak ada sesuatu yang menarik untuk diceritakan di Jumat ke-21. Yang ada justru ia dan Kiina sama-sama kebingungan.
Saat aku mendengarkan ceritanya, aku susah payah menahan tertawa karena menurut penuturannya, entah bencana apa yang terjadi di hari Jumat ke-21 itu, tiba-tiba saja Rio dan Kiina terbangun di atas kasur seukuran queen size di sebuah kamar berkuran lumayan luas dengan cat berwarna krem.
Di sisi Kiina adalah jendela besar dengan kerai putih, sementara sprei kasur yang mereka tiduri berwarna putih dan coklat.
"Maksudku, suasananya romantis." Saat ini, Rio menggeplak kepalaku.
"Justru karena itu, aku dan Kiina sama-sama kebingungan. Asal kamu tahu saja, apa yang terjadi semalam sebelum itu? Itu yang kami pikirkan!"
"Tapi kalian masih terbangun dengan memakai baju, 'kan?"
Rio mengangguk.
Katanya, selama dua jam mereka hanya duduk di atas kasur dan menangkat selimut sampai ke leher mereka. Setelah dua jam mereka baru sadar bahwa mereka masih memakai baju. Rio meminta ijin untuk mengintip keluar dan menemukan fakta bahwa mereka terbangun di sebuah motel dengan suasana sekitar yang sepi.
"Seperti pinggiran kota, dan ada suara ombak pantai juga. Jadi kupikir aku sangat yakin kalau kami ada di motel saat itu," ujar Rio.
Ia menambahkan bahwa, beberapa menit setelah itu, ia dan Kiina secara konsensus menyatakan bahwa tidak ada yang terjadi semalam saat mereka tidur sekasur dan mereka berdua akan sama-sama bertanggung-jawab jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
"Satu jam setelah itu, Kiina mengajakku keluar untuk pergi ke pantai, daripada terlalu tegang di dalam kamar motel." Rio mengakhiri ceritanya.
"Kiina, Kiina. Apa sih yang kamu lakukan sampai Rio kebingungan begitu?" Aku menoleh ke lemari baju di belakangku. "Kamu, sudah datang, 'kan?"
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top