PART 46.1 - PANGERAN DAN PUTRI SEMALAM
"Aduuh... Mama... udah dong.... Ih... nanti kalau Kay kayak badut gimana?"
"Mama..."
"Ini gaunnya nggak terlalu mewah ya? Kay malu Ma... Kay nggak pernah pakai yang kayak gini...."
"Ih... Ma... udah ya..."
Kayra tidak berhenti berceloteh. Sedangkan Maria masih fokus dengan apa yang dilakukannya. Tangan Maria menggoreskan pensil alis dengan cekatan. Setelahnya menyapukan lipstick merah muda patel ke bibir Kayra.
"Udah, coba lihat. Ini nggak berlebihan sayang... untung aja Mama pernah buat design bohemia." Maria menggandeng Kayra untuk berdiri di depan kaca besar di kamar cewek itu.
Kayra menatap kagum. Benar-benar bukan dirinya.
"Mama... ini Kay?" tanyanya masih tak percaya.
"Iya dong... gimana? Ih... kamu cantik,Sayang. Kalau kamu bisa dandan sendiri terus pede, mending kamu jadi model baju sama gaun-gaun buatan Mama. Dari pada Mama harus cari model lain kayak biasanya," ujar Maria dengan antusiasnya.
"Ih... Kay kan udah bilang, Kay nggak bisa ber-pose Ma..."
"Iya, iya. Tapi bagus nggak?" Kayra mengangguk. Ia mengamati gaun yang dipakainya. Maria yang memilihkan model tersebut sesuai dress code yang akan dipakainya. Yaitu bertema bohemia. Make up-nya pun juga disesuaikan. Kayra menyentuh rambutnya yang sudah ditata dengan anggun. Aksesoris berbau bohemia juga tak lupa. Helaian sayap burung cokelat menempel pada gaunnya.
"Kayra coba hadap sini. Mama foto."
"Ih... apa sih Ma... Kay malu." Kayra menghalau kamera ponsel Maria.
"Ngapain malu? Nanti Mama post di Instagram."
"Ha? Mama punya instagram?" Kayra membelalak tak percaya. Maria mengangguk.
"Facebook Mama juga punya. Emangnya kamu doang. Mama punya dua. Yang khusus buat bisnis sama yang pribadi." Maria berucap dengan senangnya.
Kayra menggeleng tak percaya.
Tok tok tok
"Nyonya... ada temannya Non Kay," teriak si Bibi dari balik pintu.
"Iya Bi bentar," sahut Maria.
"Ayo, Sayang cepat."
"Bentar Ma." Kayra mengambil tas kecil lalu memasukkan ponsel serta dompetnya di sana. Mereka berdua menuruni anak tangga dengan Maria mengangkat sedikit gaun yang dikenakan cewek itu.
Sesampainya di ambang pintu utama, Kayra membelalakkan mata tak percaya. Raka, di sana cowok itu. mengenakan setelan jas bewarna coklat kayu yang tidak lepas dari tema dress code. Dengan model rambut brush up top bangs yang diwarnai sedikit cokelat keemasan. Cowok itu terlihat begitu elegan, dilengkapi sepatu yang membuatnya tampak dewasa.
Raka berjalan mendekati Kayra dengan senyuman mengembang.
"Malam, Tan."
"Malam Nak Raka. Nak Raka ganteng banget deh!" Maria tersenyum senang melihat penampilan Raka.
"Makasih, Tan. Boleh saya bawa Kayra sekarang juga?" Pamitnya.
"Boleh."
Raka mendekat pada cewek itu dan menuntunnya menuruni beberapa anak tangga sampai membukakan pintu mobil SUV miliknya. Raka benar-benar memperlakukan Kayra layaknya putri dalam cerita Disney.
"Jagain Kayra ya Raka..."Maria berucap dengan seddikit keras. Raka mengangguki dan setelahnya kembali masuk mobil. Mobil SUV hitam itu kelur dari halaman rumah Kayra menuju tempat tujuan mereka.
***
GLAMOUR HALL AND RESORT
Tulisan besar menyala keemasan menyambut mobil mereka setelah kurang lebih sepuluh menit perjalanan dengan kecepatan yang Raka sukai.
Seorang waiter berjalan mendekat ke mobil tersebut.
"Udah sampai."
Raka turun dari mobilnya lalu membukakan pintu untuk Kayra. Kayra tersenyum kecil dibuatnya. Raka benar-benar aneh. Pikirnya.
"Ayo!"
Raka menjulurkan tangannya. Kayra pun menyentuh tangan itu dan turun dengan anggunnya.
"Sir!" Panggil Raka pada waiter yang mendekat tersebut.
"Keep it. Remember, don't too far from the basement out door. Okey?"
"Oke."
"Ayo!" ajaknya.
Raka mengangkat sikunya.
"Hm?" Kayra mengerutkan keningnya. Tidak mengerti dengan apa yang dikodekan Raka.
"Gandeng lengan!"
Kayra menurut saja. Ia melakukan apa yang diperintahkan Raka.
Tamu-tamu undangan sudah berdatangan. Di depan pintu masuk, mereka sudah disambut oleh beberapa orang berpakaian putih dan coklat.
Sebuah tempat photo booth tersedia sesaat setelah memasuki bagian depan gedung. Di sana juga terdapat foto besar Davyna dengan hiasan rerumputan serta dedaunan.
Kayra meletakkan kado yang dibawanya di meja tempat peletakan kado setelah ia dan Raka mengisi daftar hadir.
"Ayo foto di sana!" tunjuk Raka pada tempat photo booth.
"Oke."
Mereka berdiri menghadap sang photographer yang siapa memotret keduanya.
Photographer tersebut memberikan kode agar Kayra lebih merapat ke Raka. Setelahnya tangan kiri Raka merangkul pinggang cewek itu. Kayra melotot kaget namun ia mencoba rileks.
"Satu.... Dua...."
Klik
"Sekali lagi," ucap Raka.
Raka memasang ekspresi bahagianya dengan senyuman mengembang ia tunjukkan. Begitu pun Kayra. Ia tersenyum tipis.
Klik
"Nanti bisa diambil di sini," ucap seseorang yang membantu sang photographer tersebut.
Keduanya mengangguk lalu berjalan memasuki gedung dimana semua tamu melewati red carpet dan sudah duduk di tempat yang sudah disediakan.
Ruangan itu begitu luas dan besar. Kemilau cahaya berdominan emas serta ornamen bergaya etnik menambah kesan bohemia dan alam bebas.
Sebuah stage memanjang terdapat di bagian depan sendiri dengan tulisan besar menyala:
Davyna Felicia 17th birthday
Terdapat seperangkat alat musik serta kue ulang tahun yang lumayan besar dengan tinggi satu meter.
"Kita duduk di sana," ajak Raka sambil menggandeng lengan Kayra. Raka menunjuk sebuah meja bundar di bagian ujung. Saat mereka berjalan bersama, beberapa pasang mata menatap mereka kagum. Tidak terkecuali teman sekelas mereka.
"Kayra!" Ratih menghampirinya dengan senyuman mengembang. Cewek itu mengenakan dress selutut serta flat shoes putih.
"Kak Rate!" Kayra tersenyum senang melihat sekeliling mereka. Di sana teman-teman sekelasnya.
"Kirain kamu bakal datang sama..." Ratih menggantung kalimatnya dengan menyengir ragu.
"Kayra sama gue," celetuk Raka cepat.
"Ehm... gitu. Oh ya, duduk sini aja," Ratih mengajak mereka duduk di sampingnya. Di meja sebelah ada Fano, Deka, Billy dan Risha.
"Hai Kayra.... Ih... cantik banget. Gemes deh... ini yang pemilik acaranya si Davy apa Kayra?" goda Fano dengan suara lebaynya. Gelak tawa terdengar setelahnya.
Kayra menggeleng geli. Mulai lagi deh... batinnya.
Beberapa saat kemudian ceremonial birthday dimulai. Belasan perempuan bergaun putih yang biasa disebut sebagai polonaise berjalan satu persatu dengan membawa lilin di tangan. Hingga tiba saatnya yang berulang tahun. Davyna berjalan dengan anggunnya dibalut gaun bewarna emas yang begitu indah dengan ekor sekitar satu meter. Sebuah mahkota melengkapi penampilannya.
Beberapa photographer sudah siap sedari tadi untuk mengabadikan momen tersebut sampai sang putri bermahkota dengan bertemakan etnik itu naik ke stage, setelah meniup semua lilin yang dibawa oleh polonaise satu persatu.
Suasana menjadi sangat tenang. Kesan mewah dan haru menyelinap kala acara berlangsung dengan mengundang keluraga dari Davyna untuk ikut bergabung di stage.
Kayra tersenyum senang mengamati setiap prosesi acara malam ini.
"Lo seneng ya Kay?" Tanya Raka di sampingnya. Ia mengamati Kayra yang terlihat begitu senang.
Kayra mengangguk.
"Mewah banget acaranya Kak Davyna. Kak Davyna juga cantik banget." Kayra berucap dengan tatapan masih mengarah ke depan. Di meja itu hanya ada mereka saja saat ini. Ratih pindah duduk bersama yang lain. Entah apa. Yang jelas semua temannya tadi menyuraki keduanya.
Raka menoleh pada Kayra. "Menurut gue lo yang lebih cantik," ucapnya pelan.
"Apa?" Kayra menoleh ke Raka dengan curiga.
"Ehm... maksud gue.... iya. Dia cantik." Raka menjawab dengan kikuk.
Kayra mengangguk menyetujui.
Tiba saat waktunya hidangan tersajikan. Semua pelayan menyajikan makanan di setiap meja sesuai dengan yang sudah dipilih tadi. Di meja depannya, tersaji berbagai macam makanan mulai dari khas Indonesia sampai kebarat-baratan. Ada bakso, sate, steak, spaghetti dan juga beberapa minuman.
"Mau yang mana?" tanya Raka.
"Spaghetti aja."
"Yaudah gue yang steak." Raka mendekatkan piring steak. Kayra mengangguk. Kayra mulai menggulung spaghetti dengan garpu lalu memasukkan ke dalam mulutnya. Raka masih belum memakan steak-nya. Cowok itu masih asyik mengamati Kayra sambil meminum es sirup di hadapannya.
"Raka... ngapain sih lihatnya kek gitu?" Kayra yang menyadari Raka menatapnya seketika salah tingkah.
"Nggak apa. Lo tambah cantik kalo pas makan." Lagi, Kayra mengeluarkan gombalannya.
"Ih...ih! Udah ah... makan aja itu. Jangan resek deh."
"Hm... iya,iya."
Alunan lagu romantis yang dibawakan band di atas stage menjadi hiburan di pertengahan acara ini. Raka sekilas melemparkan tatapan ganasnya pada teman-temannya yang tidak berhenti menyoraki dari kejauhan.
Ia menoleh pada Kayra. "Aaa..." Perintah Raka dengan daging tertusuk di garpu yang diangkat ke depan Kayra. Kayra menatap heran.
"Aaa..." perintahya lagi. Kayra merasa konyol. Akhirnya cewek itu memakan steak suapan Raka. Dan saat itu juga barisan teman-temannya bersorak heboh.
"Huuuuu..."
"Moduuuus...."
"Cieeee ada-ada aja lo ka! Dasar buaya!" Cibir fano
"Sirik aja!" balasnya dengan kekehan.
"Udah Ka... lanjutin makannya," ucap Kayra.
"Oke Cantik... "
"Ih... Raka!" geram Kayra.
"Hehee... sorr-ry..." Raka memasang wajah lucunya.
Kayra menggeleng gemas. Cowok ini!
***
"Hai guys.... Masih semangat? Selanjutnya acara yang paling ditunggu-tunggu ada yang tahu?" seorang mc laki-laki berucap di stage dengan Davyna di tengah keduanya.
"Buat teman-teman Davyna yang hadir malam ini, ayo ke tengah-tengah sini. Ayo..." mc perempuan ikut menyahuti, keduanya begitu bersemangat.
"Oh ya, ada yang mau disampaikan, Davyna buat yang sudah hadir?" ia menoleh pada Davyna. Davyna tersenyum lalu mengambil alih mic.
"Terima kasih buat semua teman-teman, adik kelas, dan keluarga Davyna yang udah datang. Terima kasih... Davyna senang kalian bisa datang. Udah itu aja hehe..." gelak tawa mengiringi setelahnya. Karena Davyna mengucapkan dengan intonasi yang lucu.
Sorakan ramai terdengar dari ratusan undangan yang ada di sana, mereka bertepuk tangan riang.
"Udah itu aja?" tanya mc cewek di sebelah Davyna. Davyna mengangguk.
"Ehm... gimana kalau kita panggil cowoknya Tuan Putri ini?" Kata mc yang laki-laki.
"Eh?" Davyna terlihat terlejut.
Semua teman-temannya terutama anggota OSIS langsung berteriak ramai.
"Siapa cowoknya? Ayo..." mc tersebut terus mendesak Davyna hingga malu.
"Nggak... nggak ada. Apaan?" Ucapnya dengan mengarahkan mic ke depan mulutnya dan menggeleng.
"Ih... nggak boleh tahu," goda mc perempuan.
"Siapa cowoknya?...." tanya mc cowok pada semua para undangan.
"Andhikaaa...." Seru para undangan. Terutama anggota OSIS dengan hebohnya. Semua menyoraki nama itu.
Kayra tertawa mengamati kehebohan di ruangan itu yang terkesan banyak sekali komedi yang muncul secara bersamaan.
"Ayo... Dhika... mana nih? Hm... kalo nggak mau maju aku samperin nih?" Goda mc perempuan itu.
Barisan di seberang Raka dan Kayra terlihat begitu antusias meneriakkan nama itu. Dan akhirnya ya, itu Andhika. Ketua OSIS Rodriguez. Cowok itu maju dengan agak malu. Apalagi kalau bukan karena teman-temannya menyoraki.
Cowok itu berjalan mendekat ke Davyna dan mengulurkan tangannya.
Suara teriakan, sorakan dan siulan terdengar meramaikan acara ini. Andhika menuntun Davyna menuruni stage dan membawa cewek itu ke tengah-tengah ruangan.
Lampu ruangan tiba-tiba redup. Dan sesaat setelahnya lampu sorot dari atas menyinari mereka berdua.
Davyna terlihat salah tingkah ketika Andhika memegang pinggangya. Dan setelahnya cewek itu memegang bahu Andhika.
Iringan lagu milik Ed Sheeran 'Perfect' membuat suasana menjadi mencair dan terasa begitu romantis.
Tidak lama kemudian beberapa pasangan maju ke tengah-tengah dan ikut berdansa.
Teman-teman Raka dan Kayra tak henti-hentinya mencoba mendorong mereka.
"Sana Ka! Dansa aja sama Kayra..." ucap Fano.
"Iya..."
"Kapan lagi?..."
"Udah sana..."
Raka sedikit kikuk ingin berbicara. "Gimana Kay?" Raka menoleh ke Kayra.
"Gimana apanya?" Kayra mengerutkan kening bingung.
"Lo mau nggak dansa sama gue?"
Kayra menggeleng dengan polosnya.
"Gu-gue nggak bisa dansa..."
"Nggak apa. Lo tinggal ikutin gue. Lihat tuh, cuma gitu aja kan gerakannya? Ya? Mau ya?" Raka mencoba membujuk Kayra lebih lagi.
"Udah Kay... sana nggak ap," ucap Bila yang berada di sebelahnya.
Kayra menggeleng
"Udah, ayo!" Raka menarik lengan Kayra. Kayra menunduk pasrah akhirnya. Mereka berjalan menuju tengah. Semua pandangan tertuju pada mereka saat ini. Davyna dan Andhika sudah selesai, begitupun dengan yang lainnya. Hanya ada mereka berdua saja. Beberapa photographer di sana berulang kali memotret mereka.
"Woooow!"
"Raka sama Kayra."
"Ih.... So sweet..."
Suara dari keramain mulai bermunculan.
"Ka... g-gue takut..."
"Nggak usah takut... ikutin gue aja, ya." Kayra mengangguk dengan nurut.
Lampu sorot terarah pada mereka berdua di tengah keredupan lampu. Musik mulai terdengar.
Tidak seperti tadi yang hanya lantunan lagu, saat ini ada dua orang pria dan wanita yang menjadi vokalis band di stage mulai menyanyikan lagi.
I found a love for me
Darling, just dive right in and follow my lead
Well, I found a girl, beautiful and sweet
Oh, I never knew you were the someone waiting for me
'cause we were just kids when we fall in love
Not knowing what it was
I will not give you up this time
But darling, just kiss me slow, your heart is all I own
And in your eyes you're holding mine
Baby, I am dancing in the dark with you between my arms
Barefoot on the grass, listening to our favorite song
When you said you looked a mess, I whispered underneath my breath
But you heard it, darling you look perfect tonight
Raka menuntun bergerak pelan. Mengikuti alunan lagu. Tangannya berada di pinggang cewek itu. sedangkan tangan Kayra berada di bahu Raka.
Semua yang melihat kedekatan mereka pasti menganggap jika mereka melakukan itu dengan perasaan. Karena terlihat begitu mesra. Tidak sedikit dari cewek-cewek yang menyukai Raka berteriak kesal melihat keduanya tersenyum senang.
Mereka bergerak dengan pelan dengan kedua tangan mereka ditautkan. Bergerak ke kanan, kiri, menjauh, mendekat dan berputar. Sudah seperti pangeran dan putri di negeri dongeng.
Terlihat Raka begitu senang dengan posisinya saat ini.
You look perfect tonight...
"Woooow!"
Suara tepuk tangan begemuruh terdengar setelah lagu yang dinyanyikan vokalis tersebut selesai. Mereka berdua berhenti. Raka tiba-tiba menyentuh kedua bahu Kayra.
Suasana menjadi hening seketika.
Jantung Kayra tiba-tiba berdetak dengan cepat seakan tidak bisa dikendalikan. Cewek itu menatap dengan sedikit mendongak. Dilihatnya Raka tersenyum padanya. Wajahnya mendekat....
Kayra menegang seketika.
Cup
Raka mengecup keningnya.
"Wooow!"
Kilatan flash kamera membangunkan Kayra seketika.
Ia merasa lemas. Apalagi melihat siapa yang berada di depannya. Eraka Rodriguez. Cowok yang belakangan ini bersikap aneh dan lebih... perhatian padanya.
***
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top