PART 43.3 - MEGGY MEMULAINYA
[Kak Jovian Sent Photos]
Kayra tersenyum senang mendapat kiriman foto pengerjaan soal kemarin dari Jovi.
"Ehm... ternyata gini?..." Ia mengetuk-ketukkan pensil di dagunya sembari mengamati foto yang dikirimi Jovi. Kayra segera mengerjakan semua latihan soal.
Sinar matahari yang berangsur naik di pagi ini tidak menurunkan semangatnya belajar. Baru saja ia selesai sarapan bersama keluarganya. Sang ayah sendiri tengah pergi ke luar kota setelah sarapan tadi. Sedangkan Maria, yang ia tahu tadi ibunya itu berniat ke rumah neneknya sekalian menemui Allen yang beberapa hari ini menginap di sana.
"Oh... dikaliin gini... hmm. Ini mah... Kay bisa. Kak Jo hebat!" ujarnya senang lalu menutup bukunya. Ia beranjak dari ranjang sembari membawa ponselnya keluar kamar.
"Non, Kay." Seorang wanita yang bekerja di rumah itu berjalan mendekatinya.
"Ada apa, Bi?"
"Non Kay mau Bibi buatin apa? Mamanya Non Kay pulangnya nanti sore katanya." Kayra mengangguk.
"Ada melon nggak? Buatin jus ya, Bi. Pake susu cokelat juga." Wanita itu mengangguk.
"Makannya, Non?"
"Ehm... apa ya?..." Kayra berpikir sejenak. "Aha! Nugget yang isi keju itu aja, Bi."
"Oke, Non." Wanita itu tersenyum sambil mengangkat jempolnya.
"Makasih, Bi." Kayra kemudian melangkah menuju taman belakang. Dilihatnya seorang pria tengah membersihkan kolam renang yang sudah terkuras.
Ia duduk di bawah gazebo.
Twinggg
Ponselnya berdering. Ia membuka pesan yang ternyata berasal dari grup siswa aksel.
Kak Audy: Pemberitahuan. Untuk semua siswa aksel, try out dilaksanakan jam ke 7-8 selama satu minggu lebih. Jangan ada yang absen. Harus izin jika tidak bisa mengikuti karena bisa menyusul. Dan satu hal lagi, salah satu siswa aksel, Brillyana C. mendapatkan beasiswa kuliah ke Amerika. Sehingga ia tidak bisa belajar bersama kita. Semua dewan guru dan yang lainnya turut bangga. Congratulations Anna! (Pak War)
Kayra mengangguk setelah membaca pesan tersebut. Anna memang hebat. Pujinya dalam hati. Temannya yang satu itu memang patut diacungi jempol.
Ia membiarkan ponselnya bergetar karena ramainya grup chat. Mulai dari grup kelas 10 dulu, kelas 11 yang sekarang sampai grup SMP. Ia jarang berinteraksi dengan aktif, hanya ketika ada hal penting saja. Bukannya sombong, tapi memang ia tidak memiliki banyak waktu untuk bermain ponsel. Ia harus belajar dan belajar. Itulah kesibukannya sebagai seorang siswa. Terutama siswa akselerasi.
Tangannya teralih membuka majalah yang tergeletak di sana. Majalah itu berisi style pakaian remaja.
Ia mebolak-balik setiap halaman majalah tersebut. Benar-benar bagus.
"Ih... ini bagus. Lucu." Kayra menunjuk sebuah gaya pakaian yang dikenakan seorang model. Dress putih selutut dengan corak warna pastel.
"Ini juga. Ih... bagus, beda banget sama Kay. Ehm... mama designer, tapi baju Kay... hm... Kay coba ah, Kayak gini." Cewek itu tersenyum senang.
"Kak Jo pasti suka. Oh ya, Kay lupa." Kayra segera mengambil ponselnya lalu mencari nama Jovi di kontaknya.
"Kak Jo sibuk nggak ya?..." Kayra bergumam sembari menunggu panggilan suara diterima oleh Jovi.
Maaf nomor yang anda hubungi sedang tidak aktif....
Kayra menekan layar ponselnya untuk menghubungi Jovi kembali. Panggilan tersambung. Kayra mendekatkan ponsel ke telinganya.
"Kak Jo..."
"Hm... ini siapa?"
Kayra mengernyit heran seketika. "Kak Jo baru bangun, ya?"
"Hm? Hmmm... iya, ada apa?" terdengar suara khas bangun tidur.
"Kak Jo, cuci muka dulu sana."
"Hm... iya, iya."
Kayra menggeleng heran sambil tersenyum. "Kak Jo... Kak Jo..." gumamnya.
"Udah, ada apa?" Kali ini suara seraknya berkurang. Sepertinya Jovi sedang meminum sesuatu.
"Ehm... maaf ya Kak Jo, gara-gara bantuin Kay ngerjain soal ini. Kak Jo jadi kecapekan."
"Nggak apa. Kak Jo tadi bangun subuh, salat, ngerjain soal itu terus tidur lagi, kok. Jangan ngerasa bersalah, ya."
"Hm..." Kayra mengangguk walau anggukannya tidak diketahui Jovi.
"Kak Jo...?"
"Hmm?"
"Selasa depan Kak Jo ada acara nggak?"
"Kenapa?" Jovi membuka pintu geser lalu berjalan keluar ke balkon di sana.
"Kay mau ajak Kak Jo ke pesta ulang tahun Kak Davyna. Kak Jo kenal dia kan? Kak Jo dapat undangan nggak?"
"Davyna? Siapa?" Jovi mengerutkan alis di seberang sana.
"Itu tuh... anak OSIS..."
"Oh... itu? ehm... nggak dapet deh kayaknya." Jovi berucap ragu.
"Bisa nggak, Kak Jo?"
"Hm.... Bisa. Di mana?"
"Di undangannya tertulis... Glamour hall. Kak Jo tahu nggak itu di mana?"
"Tahu. Oke deh. Kak Jo bakal temenin kamu. Emang pestanya dirayain besar-besaran?"
"Hm... Kak Davyna ngundang hampir semua siswa Rodriguez, Kak."
"Harus berpasangan?"
"Ehm... nggak harus sih. Kak Jo keberatan ya?" Kayra tiba-tiba berucap pesimis.
"Nggak... bukan gitu. Jangan sedih dong... Kak Jo bisa kok. Ada dresscode-nya nggak?
"Ada. Coklat atau putih. Temanya itu bohemian, Kak."
"Oke. Kak Jo siap. Acaranya sore apa malam?"
"Malam jam 7."
"Ehm... bentar, berarti Kak Jo harus bawa mobil dong."
"Loh kenapa?"
"Ya masa Kak Jo bonceng kamu pakai motor. Kamu pakai semacam gaun kan?"
"Ehm... iya. Kak Jo, mobilnya... mobil Kay aja gimana? Kak Jo ke rumah habis itu kita berangkatnya pakai mobil Kay. Setuju nggak?"
"Boleh. Izinin dulu ya sama orang tua kamu. Kalau nggak boleh. Kak Jo pakai mobil yang ada di rumah Kak Jo aja." Kayra mengangguk antusias.
"Makasih Kak Jo... Kay seneeeng banget. Kay pengen banget kita barengan terus pakai pakaian yang senada walaupun semuanya sih hehe..."
"Iya. Kalau kamu seneng Kak Jo ikut seneng kok."
Kayra senang mendengarnya. "Oh ya, Kak. Majalah tentang komdis bulan depan kayaknya udah selesai dicetak loh."
"Iya? Wah... Kak Jo nggak sabar pengen lihat hasil kamu jadi reporter sama photographer."
"Nanti ada dua Kak. Yang pertama temanya yang pensi waktu itu."
"Loh itu belum jadi?"
"Makanya itu ada dua, sekalian. Terus yang satunya itu temanya tentang kepemimpinan Kak Dion dan ya... komdis-komdis lah. Nanti ada di liputan khusus. Bahas 7 komdis sama beberapa siswa. Inget nggak yang waktu itu Kay wawancarai Kak Jo?"
"Yang... Over Leadership?"
"Bukan... kalo itu masuk yang majalah tema pensi. Yang kepemimpinan ini yang waktu itu Kay tanyain idola, hobi sama saran buat adik kelas ituloh..."
"Oh... itu? Kak Jo pengen tahu."
"Kay pakai foto yang waktu itu, yang pas wawancara pakai seragam putih. Itu yang Kay serahin ke koor lay outer." Kayra terlihat senang kala bercerita tentang kinerjanya sebagai reporter sekolah.
"Iya, iya. Oh ya, besok pulang sekolah jam berapa?"
"Jam... empat mungkin. Emang kenapa? Kak Jo mau datang ke sekolah?"
"Kak Jo mau ajak kamu ke suatu tempat. Mau nggak?"
"Mau, mauuuuu." Kayra berseru girang.
"Tunggu, ya. Kak Jo jemput kamu di gerbang paling Timur. Tunggu aja."
"Oke! Udah ya. Kay matiin, Kak Jo mandi sana hehehe...."
"Iya, iya. Dasar!" Jovi terkikik di seberang sana.
"Bye Kak Jo...."
Kayra tersenyum senang sembari mendekap ponselnya. Tidak lama kemudian pelayan tadi datang dan menaruh jus melon pesanannya di sana beserta camilan.
***
"Pa! Lihat kan? Om Fero nggak kunjung ngasih dokumennya ke Papa. Gimana Meggy bisa tenang? Meggy yakin, pasti ini semua karena Jovi. Bisa nggak sih, kita singkirin dia?" Meggy, cowok itu berjalan dengan gelisahnya di depan sang ayah.
"Tenanglah, Meg. Semua ada waktunya. Kita harus sabar. Kalau Fero nggak kunjung menyerahkannya. Biar Papa yang urus." Reksa berucap mantap.
"Papa yakin?"
"Hm."
"Kalau begitu, tugas Meggy tinggal buat gimana caranya Jovi menjauhi Kayra." Senyum licik terukir di wajah cowok tu.
"Kamu kenal anak Andrew?" tanya Reksa heran. Meggy mengangguk
"Hm, lakukan semaumu Meg."
"Yasudah, Pa. Meggy berangkat dulu." Meggy berlalu meninggalkan ruangan Reksa dengan menyandang tas punggungnya.
***
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top