LOST FOUND.


Kau adalah kegelapan. Kau juga adalah terang. Kau adalah yang ditemukan. Namun, kau juga menemukan. Kau adalah jiwa tersesat. Sangat ingin diselamatkan namun juga sangat ingin dihancurkan."

Aera tersentak. Terbangun dari tidurnya dengan keringat mengucur deras dari pelipisnya. Kalimat kalimat aneh kerap kali menyambangi rungu. Kalimat yang sama. Kalimat menghantui tiap detik jam tidurnya. Berulang-ulang. Berdentum pada pikirannya.

"Astaga! Lihat nona Anneth sudah bangun!"

Aera menoleh. Orang-orang berjalan ke arahnya. Menyerukan nama asing yang sama sekali ia tidak ketahui eksistensinya. Juga wajah-wajah asing lain yang-tunggu ... Dia baru menyadari kalau berada di tempat asing. Bukan. Bukan kamarnya. Memang sejak kapan juga kamarnya yang berantakan berubah menjadi kamar bernuansa merah dan adanya sulur-sulur keemasan. Juga pakaiannya mendadak berubah menjadi gaun panjang khas kebangsawanan.

"Anneth?" Aera berujar lirih. Menatap satu persatu wajah asing-di sekelilingnya. "Siapa Anneth? Kalian siapa? Aku... dimana?"

Wajah-wajah asing itu nampak kebingungan. Aera mengerjap lantas menunduk dan memejamkan mata. Mencoba mengingat sesuatu yang dilakukannya sebelum terjebak disini dengan semua mendadak berubah asing baginya. Mulai dari eksistensi dan presensi orang-orang yang tak ia ketahui kendati orang orang itu tau akan eksistensinya. Karena setidaknya ia hanya mengingat segelintir kisahnya. Namanya Aera. Bukan ratu maupun raja. Bukan Puteri kerajaan. Ia hidup dengan normal. Di satu tempat bernama rumah dan tempatnya berada di bumi.

Tapi, tidak mungkin kan kalau ia sudah mati atau terjebak di dunia mimpi?

"Nona Anneth. Kau mungkin mengalami masalah dengan ingatanmu," ujar salah satunya. Membuat Aera mengangkat kepala; menatap si pembicara. "Maaf, harusnya saya melarang nona untuk berkuda sendirian tanpa pengawal. Seharusnya ini tidak terjadi."

Berkuda? Sendirian? Bahkan seingat Aera ia sama sekali tidak pernah dan tidak bisa berkuda. Lalu, sekarang ia dikatakan berkuda? Kedengaran seperti lelucon untuk Aera. Namun, jika ia tertawa sekarang mungkin akan salah besar.

"Ah, baiklah-baiklah," ucap Aera pada akhirnya. "Sebenarnya aku tidak mengerti-ah, maksudku sangat tidak mengerti apakah yang terjadi padaku. Karena, aku sama sekali tidak tahu konflik disini hingga membuatku seperti ini kendati kalian mengetahuinya. Rasanya benar-benar asing," lanjutnya sembari menghela napas.

"Kami bisa jelaskan-"

"Biar aku yang jelaskan semua ini pada Anneth."

Suara itu bergema pada rungu. Aera tertegun sejemang sebelum menoleh ke sumber suara.

"Tapi pangeran-"

"Tidak apa-apa. Kau pergi saja."

Lantas serta merta mereka membungkuk pada seorang yang mereka panggil dengan pangeran lalu berbalik dan berjalan cepat meninggalkannya. Ah, bukan. Lebih tepatnya meninggalkan mereka. Aera hanya bisa bungkam tak buka suara. Menanti apakah yang akan dikatakan oleh si asing.

"Hai Anneth." Panggilan asing itu kembali bergema. Membuat Aera mau tidak mau mengangkat kepala. "Bagaimana perasaanmu?"

Aera tersenyum tipis. "Baik," katanya. "Tapi, mungkin hanya kewarasanku yang merasa tidak baik. Karena, percayalah, aku tidak mengerti dengan semua ini. Aku tidak membual," lanjut Aera dengan kening mengkerut.

Si asing terkekeh. Mau tidak mau membuat Aera sedikit terpana karena ketampanannya. "Biar kutebak. Kau pasti tidak tahu dimana ini, bukan?"

"Iya."

Lantas ucapan selanjutnya dari si pangeran serta merta membuat Aera tertegun. Kerongkongannya terasa tercekat-sehingga tak bisa menjawab apapun. Ia merasa sedang berada pada enigma yang sama sekali tak pernah ia mengerti.

"Tentu saja kau asing berada disini, Anneth," ujarnya mendadak serius. "Kau adalah jiwa yang tersesat sebelumnya. Namun, sekarang kau akhirnya menemukan rumahmu iya, kan? Sekarang tidak ada masalah kembali. Setelah bertahun-tahun Anneth belum menemukan dirinya sendiri, lalu dengan sendirinya kembali lagi dan aku senang akan hal itu. Dan kau tahu apa yang lebih lucu Anneth? Selama bertahun-tahun itu hanya aku yang tahu bahwa kau tersesat. Mereka yang lain masih menganggap bahwa kau yang sebelumnya memang kau sendiri."

"Oh, ya. Perkenalkan aku Jungkook. Mereka diluar memanggilku Joseph. Anak dari Raja Jeon. Tidak ada rumah yang disebut rumah di tempat tersesatmu. Hanya ada Istana Evimeria sebagai rumahmu. Terimakasih dan selamat datang Anneth. Jiwa yang telah kembali." []

***

HAI GUYSSS<3<3

WELL, LAMA NGGAK BERJUMPA. SEBENARNYA AKU CUMAN MAU SPOILER DIKIT HEHE. MAU MINTA PENDAPAT. ITU KAKU ENGGAK YA PENULISANKU????? AKU RAGU BANGET TAU HUHU T-T APALAGI FANTASY. NGGAK YAKIN T-T

OKE ITU AJA YA. BYE BYE. YANG MAU INTERAKSI SAMA AKU DM AJA YAAA💖💖💖💖

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top