13 - ABIYASHA'S RAMBLING


I know it's been a while since I updated Kolase, but I feel the need to revive this work. Hopefully more consistent from onwards. And apologize this new update may be shocking and not at all like the other posts in Kolase.

Cuma bahasan kali ini sebenarnya apa, ya? Dibilang uneg-uneg sih, iya. Dibilang curhat juga iya. But one thing for sure, this is not an accusation. Let me get that out of the way. Masalahnya pertanyaan yang saya punya ini nggak bisa saya jawab melainkan hanya bisa dijawab oleh pembaca atau mereka yang menikmati karya saya.

Buat yang nggak mau dengerin curhat saya, ini saatnya kalian berhenti baca dan tutup Kolase, dan beralih ke bacaan lain. Seriously, this one can be triggering. Don't say I didn't warn you.

Jadi begini ceritanya.

Setahun yang lalu, saya akhirnya ngeberaniin diri buat mengalihkan beberapa cerita ke Karyakarsa. Alasannya sederhana: supaya aksesnya lebih gampang karena cara pembayarannya banyak dan sederhana. Jadi cerita-cerita yang saya udah bukuin, saya pindah ke sana karena sebelumnya cuma tersedia di Google Play Books.

Kemudian Karyakarsa memberikan saya ide, yaitu mengunggah Best Man yang udah dari lama pengen saya tulis ulang. Banyak pembaca yang tahu saya dari Wattpad, nggak punya kesempatan baca Best Man waktu masih di forum dulu, sementara pembaca yang tahu saya dari forum, kangen pengen baca Best Man lagi. I knew it was the right moment to rewrite the story after eleven years.

Saya berusaha fokus buat nyelesain tulis ulang Best Man, tapi di saat yang bersamaan, saya ngerasa tertekan. Tekanannya adalah saya harus selesai karena yang nunggu banyak. I forced myself to rewrite Egar's story, but in the end, I gave up.

Justru creative flow saya mandek dan bukannya selesai, yang ada malah molor (sampai sekarang) dan saya nggak bisa mikirin ide baru atau nulis sesuatu. Bener-bener stuck. Akhirnya saya re-evaluate lagi, dan memutuskan buat nggak memaksakan diri bahwa re-writing Best Man harus selesai secepatnya. Bukan sesuatu yang ideal karena penulis harusnya punya target, tapi saya nggak mau diikat sama sesuatu yang justru bikin saya nggak enjoy nulisnya.

Lahirlah Forever You, sekuel pendek dari As Time Goes By yang kemudian bisa saya selesaikan dalam enam hari. When I finished that, I felt extremely proud because for once, this year, I managed to create something from the scratch and then reached the finish line.

Apa kaitannya Best Man dan Forever You dengan Karyakarsa?

Ternyata kenyataannya nggak sesuai dengan ekspektasi saya.

Kemudian, saya jadi bertanya kepada diri sendiri, "What's wrong?"

Dari pertanyaan sederhana itu, saya kemudian mencoba menganalisis sebuah jawaban. Cuma yang saya temukan justru adalah pertanyaan-pertanyaan lain.

Apakah pembaca saya nggak mau mendukung saya karena mereka lebih suka membaca cerita saya yang gratis di Wattpad? Ataukah tulisan saya udah nggak relevan lagi buat mereka? Ataukah nominal yang saya taruh di Karyakarsa terlalu tinggi hingga mereka nggak mampu buat mendukung saya? Did I lose the magic in my writing? Ataukah mereka punya kebutuhan lain yang jauh lebih mendesak dan lebih penting dibandingkan mendukung saya di sana?

And I can't find the answers of those questions because I simply don't have them. Dan itu hanyalah sedikit dari pertanyaan yang berkecamuk di benak saya, karena kalau saya tulis semua, this post will be extremely long. Jadi bantu saya buat ngerti.

Saya nggak mau berprasangka buruk kepada pembaca yang udah ngasih saya begitu banyak (hal-hal yang nggak bisa diuangkan atau ditukar dengan uang) sejak saya nulis di forum sebelas tahun lalu. And I'm thankful for all of that (the comments, the votes, the messages) karena dari pembaca juga, saya ketemu segelintir orang yang kemudian jadi teman baik.

Setelah ini, saya mungkin akan terdengar bitter, so pardon me.

Rasanya selama sebelas tahun, saya mendedikasikan diri menulis cerita bertema gay dan berusaha memberikan sesuatu yang berbeda. Everything for free. Sekarang waktunya saya mencoba mengomersilkan kemampuan yang sebelas tahun saya tempa, dengan harapan tentu akan mendapatkan respon yang sesuai keinginan. But it turned out I was wrong.

Jadi kemudian saya bertanya lagi, apakah yang saya berikan selama ini nggak cukup? Berapa banyak lagi kemampuan menulis yang harus saya beri secara cuma-cuma sampai ada di titik cukup mendapatkan apresiasi?

I told you I would sound bitter. Now you believe me, don't you?

Menghargai kemampuan saya secara nominal, adalah cara menghargai diri saya sendiri. The way I pat myself on the back. But most importantly, knowing my worth. Mengetahui bahwa kemampuan saya menulis dan mengarsiteki cerita nggak bisa selamanya hanya dibalas dengan komentar, vote, atau pesan. Kenapa? Karena ada waktu, usaha, pikiran, tenaga, dan juga ilmu yang saya dedikasikan. Nggak mau kan kalian kerja tapi nggak dibayar?

Saya nggak mau jadi hypocrite dengan bilang bahwa saya nggak suka segala sesuatu yang gratis. I'm still a human, so of course I love something free. Hanya saja, batasannya sampai di mana? Another question to answer.

Unggahan di Kolase kali ini bukanlah sebagai cara buat cari simpati. It's not the point. Saya berharap, dengan ini, para pembaca (nggak terbatas ke saya aja, tapi juga ke penulis lain) tahu bahwa akan datang waktunya apresiasi itu diberikan dalam bentuk nominal. Whether you like it or not, the time will come.

Personally, saya mungkin sedikit dari penulis yang menganggap ini sesuatu yang penting. Penulis lain mungkin menganggap ini sebagai sesuatu yang remeh. For me, it's important because my writing is important. Saya juga nggak yakin mau nulis ini, tapi saya perlu melakukannya karena saya perlu mendapatkan jawaban.

Bukan nggak mungkin—dan ini bukan ancaman atau apa, just a head up supaya nggak kaget kalau waktunya tiba—akan datang saatnya saya berhenti mengunggah cerita di Wattpad, seenggaknya bukan secara utuh. Atau mungkin berhenti sama sekali. Saya nggak tahu. Waktunya akan tiba bagi saya buat move on, doing something else, atau tetap menulis gay themed sesuai panggilan hati saya, tapi nggak akan bisa dinikmati secara gratis. At the end of the day, I need to prioritize my sense of worth.

Kapan? Saya nggak bisa kasih waktu yang pasti.

Saya juga mau bilang terima kasih buat yang udah mendukung saya di Karyakarsa dan yang udah beli buku saya dulu pas saya buka pre-order. Thank you for realizing that my creativity worth a penny (literally) and appreciate my hard work.

Saya tahu konsekuensi dari menulis dan mengunggah ini mungkin akan bikin banyak pembaca memberi saya label tertentu. They probably don't want to read my stories anymore, or unfollow me. And that's perfectly fine. You do you, let me do my things. Saya juga yakin, masih banyak ribuan cerita di Wattpad yang bisa dibaca secara gratis, dan pastinya jauh lebih bagus dari tulisan saya. Emangnya saya siapa sih? Sok penting banget, hahahaha.

Anyway, semoga aja sih unggahan kali ini bisa jadi introspeksi diri, baik bagi pembaca atau penulis yang merasa sudah saatnya melabeli kemampuan menulis mereka dengan nominal tertentu. Just remember that artists create something. It doesn't matter what or where or how the medium is, as long as they keep creating, then it's a win for them.

Buat saya, letting this out in public is also liberating. Semoga saya mendapatkan jawaban yang saya cari. Kalau nggak, well, at least I tried.

Semoga akhir pekan kalian menyenangkan, ya? Whatever you did on the weekend, I hope it would fuel your energy to face the week ahead.

See ya soon!

Shimbalaiê,

Abi

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top