1. Karyawan Baru

Sementara tidak ada tugas di Markas TAPOPS, Fang diajak bekerja di kedai Tok Aba. Bagi Fang, ajakan itu adalah kesempatan untuk merasakan dunia pekerjaan di luar TAPOPS. Sementara Tok Aba menyerahkan tanggung jawab kedai sepenuhnya kepada BoBoiBoy. Bagaimana kerjasama antara BoBoiBoy dengan Fang ini?

Disclaimer dan Author Note:

-Fanfic ini TIDAK mengandung Yaoi/Shounen-ai.

-Seluruh karakter yang terkandung di dalamnya adalah milik pemegang hak cipta masing-masing kecuali disebutkan berbeda.

-Tidak ada keuntungan materi yang didapatkan dari fanfic ini.

-Cover dari nn_dwa (IG)

.

.

.

Chapter 1. Karyawan Baru.

Entah sudah berapa kali Fang menghela napas panjang. Netra merahnya menatap hampa pada langit berawan di atas kedai Tok Aba-BoBoiBoy Kokotiam. Perlahan-lahan bola matanya berputar turun sampai tatapannya terpaku pada powerband berwarna putih-ungu yang melilit pergelangan tangannya.

Tangan kanan Fang sudah gatal ingin menyentuh powerband itu untuk mengaktifkan kuasa bayangnya. Namun segera saja Fang mengurungkan keinginannya. Memakai kuasa secara sembarangan bukanlah cara untuk membunuh kebosanan yang dialami Fang selama hampir sebulan ini.

Perseteruan antara TAPOPS melawan Retak'ka memang sudah tuntas bulan lalu. Tinggal sekarang masalah pembangunan markas TAPOPS yang baru. Belum ada petunjuk mengenai kapan dan dimana markas baru TAPOPS akan dibangun. Artinya nasib Fang sebagai anggota TAPOPS masih terombang-ambing ditengah ketidak pastian dan gajinya dihentikan untuk sementara waktu karena dia dianggap sedang tidak aktif.

Kasar kata, Fang berstatus pengangguran sekarang ini.

Sebetulnya bisa saja Fang menggunakan kuasa bayangnya untuk mendapatkan penghasilan sementara. BoBoiBoy pernah menyarankan Fang untuk membuat pertunjukan sirkrs keliling dengan menggunakan binatang-binatang yang bisa diciptakan melalui kuasa bayangnya. Namun bayangkan saja Fang memakai kostum badut maka bisa ditebak mengapa Fang menolak mentah-mentah ide BoBoiBoy.

Bekerja untuk militer atau petugas keamanan juga dicoret dari daftar karena Fang tidak mau ada orang yang memanfaatkan dirinya atau kuasa yang dipegangnya untuk kepentingan-kepentingan yang tidak tepat.

Pernah juga Fang mendaftar untuk bergabung dengan pasukan TEMPUR-A, namun lamarannya ditolak karena satuan TEMPUR-A juga sedang mengirit untuk membantu pembangunan ulang markas TAPOPS.

"Aih. Mau kerja apa lagi aku ...." Fang merutuk seorang diri. Dia melepaskan visor ungu yang setia menempel di wajahnya sebelum menggaruki kepalanya. Wajar saja dia merasa kesal karena persediaan uangnya semakin menipis dan meminta dari kakaknya, Kaizo juga bukan alternatif.

Semua keluh kesah Fang tidak lepas dari pengamatan dua orang yang berada di meja bar kedai Tok Aba-BoBoiBoy Kokotiam. Dari balik kacamata tebal bundarnya Tok Aba mengamati perilaku Fang sementara BoBoiBoy sendiri mengamati sembari mengeringkan gelas-gelas kedai yang telah dicucinya.

"Kasihan Fang itu," ucap Tok Aba membuka pembicaraan dengan cucunya. "Sudah lama mukanya cemberut terus, ngga pernah senyum."

BoBoiBoy melirik ke arah Fang sembari menata gelas-gelas yang sudah dikeringkannya. "Mungkin dia kangen rumahnya di planet GogoBugi," ucap BoBoiBoy menawarkan alasan. "Sudah lama Fang ngga pulang balik ke kampungnya."

"Memangnya kamu kira planet kampung dia itu dekat, BoBoiBoy?" tanya Tok Aba. Beliau tidak terkesan dengan jawaban asal-asalan dari cucunya. "Kalau bisa naik bus, dia pasti sudah balik kampung, lah."

BoBoiBoy terkekeh gugup sembari menggaruki pipinya yang tidak gatal karena tidak dapat menemukan kata-kata untuk menjawab pertanyaan kakeknya.

"Kamu sendiri bagaimana, BoBoiBoy?" tanya Tok Aba sembari menengok ke arah cucunya. "Belum ada berita dari TAPOPS?"

BoBoiBoy menghela napas panjang. "Belum ada, Tuk. Setiap kali BoBoiBoy tanya ke Komandan KoKoCi, jawabannya selalu sama saja, nanti akan diberi tahu."

Tok Aba memperhatikan raut wajah BoBoiBoy lalu menengok ke arah Fang. Selama beberapa saat Tok Aba mengamati gerak-gerik Fang dan membandingkan ekspresi dan tingkah laki remaja berparas oriental itu dengan cucunya sendiri sebelum beliau menarik sebuah kesimpulan.

"Kalian berdua bosan ya?" tanya Tok Aba pada cucunya.

BoBoiBoy menghela napas panjang. "Bukan cuma bosan, Tuk. Uang BoBoiBoy hampir habis. Tak ada gaji dari TAPOPS selama ngga aktif."

Dahi Tok Aba mengernyit. Tatapan matanya yang masih awas di usia renta itu bergulir melihat BoBoiBoy dan Fang. Tak lama kemudian sebuah senyuman perlahan mengukir di wajah Tok Aba. "Nah, Atuk ada ide. Coba kau panggil Fang kesini."

BoBoiBoy nampak terheran-heran melihat kakeknya. "Baik, Tuk." ucap BoBoiBoy sebelum ia berjalan keluar dari area kerjanya dan mendekati Fang.

Tok Aba tidak bisa mendengar jelas percakapan antara BoBoiBoy dengan Fang, namun beliau bisa melihat kedua remaja itu menengok ke arah kedai. Sebagai balasan, Tok Aba mengangguk sembari tersenyum.

Fang mengekor BoBoiBoy berjalan mendekati kedai. "I-iya Tok Aba? Ada apa?" tanya Fang sembari sedikit membungkukkan badannya sebagai rasa hormat kepada orang yang dituakannya.

"Atuk lihat muram saja mukamu itu, persis macam BoBoiBoy. Coba cerita sedikit lah, ada apa?" tanya Tok Aba. Manula itu mengambil duduk di atas sebuah bangku dan memberikan Fang perhatian penuhnya.

Fang berdehem beberapa kali dan menceritakan masalahnya. "Ah... saya bosan Tok Aba. Duit saya pun sudah mau habis. Memang saya ngga ada hutang, tapi tetap saja saya ngga ada penghasilan."

"Ooh, itu saja." Tok Aba tersenyum dan menganggukkan kepalanya. "Kerja saja kau di kedai Atuk, lah. Temani BoBoiBoy."

"Haah?" Netra BoBoiBoy dan Fang membelalak bersamaan.

"Dia kerja di kedai?" tanya BoBoiBoy sembari menunjuk pada Fang

"Saya kerja di kedai?" tanya Fang sembari menunjuk dirinya sendiri.

BoBoiBoy dan Fang saling berpandangan cengo.

"Ya lah tuh. Kau kerja di kedai sementara menunggu berita dari TAPOPS," lanjut Tok Aba. "Bayaran kau memang tak besar, tapi cukup supaya tabungan kau tak sampai habis."

"Ta-tapi saya ngga bisa membuat minuman," protes Fang. "Nanti pelanggan Tok Aba kecewa."

"Nah kau belajarlah dari BoBoiBoy." Tok Aba mengedikkan kepalanya ke arah BoBoiBoy. "Biar BoBoiBoy juga belajar mengelola kedai ini sendirian. Atuk juga butuh istirahat."

"Hah?" Kelopak mata BoBoiBoy dan Fang mengedip cepat sementara mereka berdua belum pulih dari cengonya.

"Nah, bagaimana, Fang?" Tangan Tok Aba yang terbuka kini terulur kepada Fang.

"Ta-tapi-"

"Nanti Atuk buatkan sup dan kari wortel."

Begitu meyakinkan bujukan Tok Aba, apalagi ditambah dengan sogokan masakan kesukaan Fang. Praktis Tok Aba memberikan Fang penawaran yang tidak bisa ditolak.

"Oke Tok Aba, saya mau!" Dengan penuh antusias Fang menjabat tangan Tok Aba yang terulur.

"Nah karyawan Atuk jadi bertambah satu," ucap Tok Aba sembari menepuk-nepuk pundak Fang. Dari wajahnya terlihat sekali bahwa Tok Aba puas dengan keberhasilannya merekrut Fang.

"BoBoiBoy, kau sekarang jadi manajer kedai, semuanya kamu yang atur. Kau ajari Fang jadi barista," lanjut Tok Aba.

Dari tampang yang sudah cengo, kini rahang BoBoiBoy jatuh terbuka dengan tidak elitnya. "Ah ... eh ... uh ...." Bahkan lidah BoBoiBoy terasa kelu untuk bicara.

Dari saku celananya Tok Aba mengeluarkan seuntai kunci-kunci yang langsung diserahkan kepada BoBoiBoy. "Nah, kau pegang kunci kedainya," ucap Tok Aba. "Atuk mau istirahat dulu. Nanti Atuk suruh Ochobot kemari untuk membantu kau, BoBoiBoy."

BoBoiBoy yang masih shock tidak bisa berkata apa-apa ketika ia menerima rangkaian kunci-kunci kedai dari Tok Aba. Di bawah tatapan hampa BoBoiBoy itu pula Tok Aba berjalan menjauh dari kedai dan memghampiri motor tuanya.

"Jumpa nanti, BoBoiBoy!" seru Tok Aba ketika ia menunggangi motornya. Dengan riangnya dia menyalakan mesin motornya sebelum memacu motor tua itu menuju jalan ke rumah.

Setelah terdiam selama beberapa detik BoBoiBoy tersadar dari shocknya. Dia langsung menolehkan kepala ke arah Fang. "Uh ... jadi ... kamu karyawanku Fang," ucap BoBoiBoy dengan nada datar.

"Lho?" Fang terkejut mendengar kata-kata BoBoiBoy. "Aku karyawan Tok Aba lah! Bukan karyawanmu!" protes Fang sembari melipat kedua tangannya di depan dada.

"Aku kan manajernya. Jadi, kamu bawahanku, Fang."

Fang tercengang mendengar kenyataan yang diucapkan BoBoiBoy.

"Tenang, mana pernah aku membuat perkara, 'kan?" tanya BoBoiBoy dengan kebanggaan.

Fang memutar bola matanya ke atas. "BoraRa, Ochobot hampir hancur? Kapten Vargoba, BoBoiBoy Cahaya, Markas TAPOS? Retak'ka, Markas TAPOPS lagi? "

Sebuah sweatdrop menitik di kepala BoBoiBoy. "Ahahahahah. I-iya, aku sedikit khilaf."

Fang menghela napas panjang. "Lalu ... kapan aku mulai bekerja?"

BoBoiBoy tidak langsung menjawab. Dia mengambil sebuah celemek baru yang terlipat rapi dari dalam laci kounter kedai. "Nah, kamu pakai ini dulu," ucap BoBoiBoy sembari menyerahkan celemek di tangannya kepada Fang.

Sesaat Fang ragu, namun dia memutuskan untuk menuruti perintah manajer barunya sekaligus rivalnya dalam masalah kepopuleran. Celemek berwarna cokelat muda itu dikibaskan satu kali oleh Fang sebelum dipasangkan di depan tubuhnya.

"Lumayan juga, Fang," puji BoBoiBoy sembari tersenyum melihat sahabatnya yang berkaus armless ungu itu memakai celemek berlogo Tok Aba-BoBoiBoy Kokotiam.

Sempat-sempatnya Fang mengamati penampilan barunya pada permukaan lemari stanless steel yang mengkilap. "Hm .... Aku ganteng juga ya memakai celemek," puji Fang pada dirinya sendiri. "Baguslah, sudah saatnya kedaimu ini punya barista ganteng, tampan dan rupawan."

Wajah BoBoiBoy langsung mengerenyit bertekuk-tekuk nge-cringe setelah mendengar pujian Fang kepada dirinya sendiri. BoBoiBoy tahu bahwa Fang tingkat narsisnya kurang lebih sebelas dua belas dengan pecahan elementalnya, Cahaya atau Solar, namun BoBoiBoy tidak menyangka bahwa tingkat narsisnya Fang sudah akut.

"Ya, ganteng jika dilihat dari Petronas Tower pakai sedotan di malam hari pakai kacamata hitam," ketus BoBoiBoy. Dia langsung mengambil sebuah gelas bersih dan meletakannya di atas meja kounter kedai, persis di hadapan Fang. "Nah, sekarang kuajari cara membuat minuman spesial khas kedai kita ini. Iced Chocolate Special ...."

Dan sisa hari itu BoBoiBoy dihabiskan dengan mengajari Fang cara membuat beberapa jenis minuman yang sering dipesan. Tinggal menunggu hari esok, hari pertama Fang bekerja secara penuh di Tok Aba-BoBoiBoy Kokotiam.

.

.

.

Bersambung.

Terima kasih sudah meluangkan waktumu untuk membaca, semoga berkenan. Mohon maaf apabila ada yang menyinggung atau kurang berkenan bagi pembaca.

Saran, kritik, review dan komentarmu selama tidak berbau SARA akan sangat saya hargai dan sebisa mungkin akan saya balas dengan kebaikan pula.

"Unleash your imagination."

Salam hangat, LightDP.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top