BAB 1. Detektif Berambut Putih

Ariana De Lotus - Detektif terkenal Eropa

Mereka bilang rambutku aneh. Mereka bilang rambutku terkutuk. Putih seperti rambut orang tua. Tapi aku tidak peduli karena rambut putihku adalah simbol dari kejeniusan yang Tuhan anugerahkan kepadaku. Perkenalkan, namaku adalah Ariana De Lotus. Di usia remaja ini, aku berprofesi sebagai seorang detektif. Sebenarnya aku tidak terkenal. Orang – orang saja yang terlalu berlebihan menyerukan namaku.

Sahabatku, Yuuri Zelvin berdiri menatapku sambil menyodorkan secarik kertas berwarna silver. Aku pun segera mengambil kertas itu dan membaca deretan kata yang tercetak disana. Rupanya hanya sebuah pesta jamuan makan mewah dari seorang saudagar kaya. Aku manggut – manggut sambil menaruh kertas silver tersebut ke atas meja kerja.

“Kita akan menghadirinya? Ini sudah yang ketujuh dalam kurun waktu sebulan ini.” ujar Yuuri.

“Tak ada salahnya.” balasku enteng.

“Itu artinya kita akan pergi ke Vatican, Ariana – san.” ujar Yuuri lagi.

Tiba – tiba seorang polisi datang memasuki ruanganku. Menciptakan suara nyaring lonceng kecil yang tergantung di kusen pintu bagian atas. Ia memberi hormat kepadaku lalu berkata, “Ariana – san, mobil milik Yessica Fernandez – sama sudah datang menjemput Anda.”

“Yessica?” gumamku sambil mencoba mengingat sosok yang disebut – sebut.

“Itu nama saudagar kaya yang mengundangmu ke pesta jamuan makan, Ariana – san.” jelas Yuuri.

“Apa kita tidak boleh membawa mobil sendiri?” keluhku.

“Kurasa ini adalah salah satu bentuk dari pelayanan Yessica – sama. Lagipula pesta jamuan itu hanya dihadiri oleh tiga puluh enam tokoh berpengaruh Eropa saja.” celetuk Yuuri.

“Kalau begitu katakan pada mobil itu kalau kami akan siap sebentar lagi!” perintahku kepada si polisi.

Maka si polisi segera meninggalkan ruanganku dengan langkah lebar. Sedangkan aku dan Yuuri segera menyiapkan koper untuk diisi pakaian yang sekiranya akan kami butuhkan disana. Menurut undangan yang tadi kubaca, Yessica – sama akan membawa kami  menginap di villa miliknya selama lima hari.

Setelah semua persiapan selesai, maka kami berdua segera keluar dari kantor kepolisian. Di luar gerbang terlihat sebuah mobil mewah berwarna hitam menyambut kami. Di bangku supir, duduk manis seorang laki – laki paruh baya dengan setelan jas navy yang elegan. Dan tanpa banyak basa – basi, aku dan Yuuri segera masuk ke dalam kendaraan mewah tersebut dan langsung melaju meninggalkan Roma.

🗡

Perjalanan menuju Vatican rupanya tidak menyita waktu lama. Kini mobil mewah yang kami tumpangi tengah melaju diantara rimbunnya pepohonan pinus. Tentunya kami sudah sampai di Vatican dan sekarang kami sedang melaju menuju kawasan villa milik Yessica – sama. Dari jauh, samar – samar kulihat sebuah bangunan bercat putih dengan halaman luas di depannya.

Rumput – rumput hijau dan bunga berwarna – warni nampak bermekaran dengan indahnya. Nampaknya Yessica – sama adalah sosok perempuan yang feminim dan sangat peduli akan penampilan. Kemudian mobil yang kami tumpangi berhenti tepat di depan bangunan besar bercat putih yang sedari tadi kupandang. Kami turun dari mobil dan mulai berjalan menghampiri pintu depan.

Yuuri mengetuk permukaan pintu sambil berkata “Permisi.” Kemudian pintu besar bergaya vintage tersebut dibukakan oleh seorang wanita bertubuh tinggi semampai. Gaun berwarna merah muda yang ia kenakan menjuntai sampai ke lantai yang ia pijak. Wajahnya berseri – seri melihat kami berdua.
“Ariana De Lotus, akhirnya kau datang juga!” serunya girang.

Tangannya mempersilahkan kami memasuki villa miliknya. Dan ketika sampai di dalam, semua tamu undangan sedang sibuk dalam obrolan masing – masing. Kebanyakan dari mereka nampak mengobrol di dekat meja panjang berisi hidangan mewah.

PUK! Seorang gadis berkacamata menepuk pundakku keras. Membuatku agak meringis. Gadis kacamata itu tersenyum lebar ke arahku sedangkan aku hanya membalasnya dengan tatapan ‘menyingkirlah dariku!’

“Renata Abuerra?” ujar Yuuri seketika. Telunjuknya menunjuk ke arah si gadis kacamata.

“Syukurlah kalian masih mengingatku!” serunya girang.

Aku berpikir sejenak. Akhir – akhir ini aku banyak bertemu dengan orang luar dan banyak sekali nama yang harus kuhafal. Tidak jarang ada nama yang aku lupakan. Satu detik...,dua detik..., ah! Aku ingat. Renata Abuerra adalah seorang psikolog terkenal di Roma. Aku pernah bekerja sama dengannya dalam sebuah kasus.

“Tidak kusangka kita akan diundang oleh orang kaya itu!” celetuk Renata sambil menyambar beberapa potong buah.

“Hn, yah, tidak aneh jika Ariana – san diundang tapi kamu...” celetuk seorang gadis bermata sipit yang tiba – tiba muncul.

“Pergilah, Andrea!” timpal Renata kesal.
Andrea Birget, seorang arkeolog berkebangsaan Prancis. Aku pernah mendengar tentang temuan – temuan hebatnya di radio. Tidak kusangka aku bisa bertemu langsung dengannya.

“KYAAAAAAA!”...


🗡

NOTE: Sorry kalau banyak error di PUEBI-nya karena memang ini bikinnya di tahun 2016-2017 dan aku sama sekali gak ngotak-ngatik isinya 😺🤌

Ini murni pengen share doang karena ceritanya bikin deg-degan wkwkwk. Dan aku merasa kalau siapapun harus baca ini.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top