Kyojuro Rengoku

Dia bukan pahlawan; tidak bisa berpedang, pun berkelahi. (Y/N) hanyalah seorang gadis desa biasa yang berhasil menaklukkan hati seorang Kyojuro Rengoku. Sekarang masalah terbesarnya, Kyojuro tidak tahu seperti apa perasaan gadis itu terhadap dirinya.

Setelah pulang dari menjalankan misi, Kyojuro langsung pergi ke desa untuk menemui kawan dekatnya— gadis itu. Mengabaikan kenyataan bahwa dirinya sedang sangat letih.

Sekarang ini, di depan kediaman (Y/F/N), Kyojuro mematung. Jantungnya berdebar kian meliar saat dirinya mulai memikirkan sosok itu; senyumnya, tatapannya, suaranya—

"Ah, bahaya! Jantungku!" Lirihnya seraya menghela napas berat. Sembari melangkah masuk, "Yosh!"

Tapi, tunggu dulu. Ada yang janggal. Tak biasanya suasana rumah itu sepi, gelap, layaknya terbengkalai. Mulai dari curiga, digantikan dengan rasa cemas, ketakutan—

"Permisi!" Kyojuro mengetuk pintu depan rumah gadis itu dengan kasar. Meski tak kunjung dapat jawaban, dia masih berusaha. "(L/N), ini aku!"

Bagaimana kalau terjadi sesuatu padanya? Bagaimana kalau dia--

Kyojuro menggelengkan kepala. Merasa begitu putus asa, pria itu pun memutuskan untuk mendobrak pintu kayu nan berat tersebut secara paksa.

Di luar perkiraannya, ternyata tak ada seorang pun di dalam sana. Pria itu jatuh bersimpuh ke lantai, tertegun, dan mendesah lega.

"Syukurlah,"

"Oi! Siapa di sana?!"

Kyojuro menoleh ke belakang, arah luar, ke pintu yang terbuka lebar itu. Dia bisa melihat seorang perempuan— (Y/F/N) dengan ekspresi ketakutan di wajahnya sedang mendekatinya.

"Rengoku-san?!" Pekiknya, tampak lega dan ketakutan di waktu yang sama. "Ya ampun! Apa yang kau lakukan?"

"Aku pikir terjadi sesuatu padamu di dalam, jadi aku.." Kyojuro melirik pada engsel pintu yang telah dipatahkannya, tergelak. "Akan segera kuperbaiki."

"Kita pikirkan itu nanti. Yang terpenting, kenapa kau bisa berada di sini? Maksudku, kau baru saja mengirimiku surat tadi pagi. Bukankah kau baru saja pulang?" 

"Memang. Tapi semua ini karena aku ingin melihat (L/N)-san."

(Y/N) langsung tersedak, wajahnya merekah merah. Gadis itu kemudian mengangguk dan ikut tertawa.

"Sudah makan?" Tanyanya, tidak ingin melanjutkan pembicaraan itu.

Kyojuro memasang tampang melas, menggelengkan kepala. "Belum. Aku pulang hanya untuk bersih-bersih, kemudian aku langsung kemari."

"Duduklah, aku akan buatkan sesuatu untukmu."

(Y/N) melesat ke dapur, Kyojuro mengikutinya dari belakang. Ketika gadis itu sibuk dengan piring-piring dan makanan dari dalam kulkas, Kyojuro menarik sebuah kursi kayu dari ruang makan dan duduk.

"Bagaimana kabarmu?" Kyojuro berbasa-basi.

"Aku masih begini-begini saja. Bagaimana denganmu?"

"Aku? Aku tidak baik-baik saja— setidaknya sampai sebelum aku sampai di sini."

"Terjadi sesuatu?"

"Tidak. Aku hanya.." Kyojuro memerah, menundukkan kepalanya. "Rindu pada (L/N)-san."

(Y/N) menghentikan aktivitasnya. "Berhentilah menggodaku, Rengoku-san. Tidak lucu, tahu?"

"Ya, benar." Kyojuro melayangkan pandangan setengah sedihnya ke luar jendela. "Aku memang tidak sedang melucu, (L/N)-san."

(Y/N) yang tidak tahu harus menjawab apa, hanya mengangguk lemah. "B-Begitu?"

"Apa kau juga?" Kyojuro menatapnya lurus dengan matanya yang berkilat, penuh harapan.

Jantung (Y/N) berdebar kian kencang-- padahal Rengoku-san hanya menanyakan hal yang wajar, kenapa aku sampai salah tingkah begini?! Batinnya, seolah sedang meneriaki dirinya sendiri.

"Aku juga merindukanmu, Rengoku-san." Bisik (Y/N). Tangannya kembali bekerja, menyusun roti isi untuk pria yang sekarang sedang duduk tak jauh darinya itu.

"Sungguh?"

"Ya."

Kyojuro bangkit dan memeluknya dari belakang. "Aku senang!"

Sambil menggeram kesal, (Y/N) memaksakan diri untuk mendorongnya. Dia berusaha tertawa, tetapi tak menemukan kekuatan untuk itu.

"Makananmu sudah siap, pria tua." Gertak (Y/N) dengan nada meledek, mengoper sepiring roti isi yang tampak menggiurkan.

"Aku belum tua, tapi terima kasih!"

***

Setelah makan, Kyojuro langsung beranjak bangun untuk memperbaiki pintu yang dirusaknya. Tentu saja pria itu lelah, tetapi jika melakukannya untuk orang yang dia sukai, Kyojuro merasa sangat tersanjung.

"Yosh! Selesai! Tepat seperti semula!" Dengan penuh rasa bangga, Kyojuro menyilangkan kedua tangan di atas perutnya. "Bagaimana menurutmu--"

Ketika Kyojuro berbalik, dia mendapati (Y/N) sudah terlelap di atas bangku, masih dalam posisi duduk, menunggunya. Melihat itu, bukannya segera membangunkannya, Kyojuro malah duduk di sampingnya.

Tak kuasa menahan perasaannya yang telah membendung, Kyojuro mendesah putus asa. Jemarinya lalu terangkat, menyentuh pipi (Y/N).

"Maafkan kelancanganku, tapi.." Lirihnya, menatap lekat ke wajah mungil yang membuatnya merasa damai itu. "Aku sangat menyukaimu, (L/N)-san. A-Aku.. Kurasa aku jatuh cinta kepadamu."

Ternyata, (Y/N) tidak sedang benar-benar tidur; sedang berusaha untuk tidur. Ketika dia hendak membuka mata, Kyojuro malah lebih dulu menyentuh pipinya, membuatnya mati kutu dan memutuskan untuk tetap terpejam. Tapi setelah kata-kata barusan, (Y/N) tidak ingin terus memejamkan matanya. (Y/N) juga ingin bicara, meluruskan perasaannya kepada pria itu.

Perlahan, (Y/N) membuka mata dan menarik napas dalam-dalam. Seperti dugaannya, tentu saja Kyojuro langsung melonjak kaget dan menarik diri, namun dia segera menarik pipi pria itu untuk menemui tatapannya, mengecup bibirnya.

"Aku juga.. sangat menyukai Rengoku-san." Jawab (Y/N) tanpa ragu.

Kyojuro terdiam cukup lama, berjuang mencerna kejadian barusan. Dengan pipi kemerahan, dia lantas berkata, "Rasa sukamu itu.. yang seperti apa?"

"Rasa yang membuatku ingin menikah denganmu suatu saat." Jujurnya, tersenyum. "Yang seperti itu."

"Ja-Jadi (L/N)-san juga mencintaiku?"

"Aku mencintai Rengoku-san."

Kyojuro mendesah berat, tanpa berpikir panjang lagi langsung menarik gadis itu ke dalam dekapannya.

"Ya ampun. Kalau ini mimpi, aku harap tidak ada seorang pun yang akan membangunkanku."

Kyojuro merasakan tangan (Y/N) di punggungnya, membalas pelukannya. Keningnya bersandar di dada pria itu, ujung bibirnya terangkat naik hingga berbentuk seperti bulan sabit.

"Aku juga berharap seperti itu, Kyojuro."

Wajah Kyojuro semakin memerah mendengar suara gadis itu mengucapkan namanya, tubuhnya tiba-tiba saja terasa panas. Mencoba menahan diri, Kyojuro membenamkan keningnya di pundak (Y/N), kedua tangannya melingkar di pinggul gadis itu.

"(Y/N)!" Pria itu berseru dengan nada penuh semangat, persis seperti saat dia sedang memuji makanannya.

"Apa, sih? Tiba-tiba sekali!" (Y/N) menyembur tawa.

"Itu adalah kata-kata kesukaanku sekarang."

"Lebih dari 'Enak! (Umai!)'?"

"Kamu lebih enak."

"M-Mesum!"

"Bercanda," Kyojuro mencium puncak kepala (Y/N) secara berulang kali, tersenyum. "Aku cinta (Y/N)-chan, dan aku akan menjagamu, paham?"

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top