#6. Sakit
Akabane Ran / ( Wei Liu)
.
.
.
Sakit.
Itulah yang dirasakan Ran sekarang, ya siapa yang tidak sakit hati melihat orang yang kau cintai bersanding dengan yang lain?
Pasti banyak yang mengalaminya. Ran begitu terpukul ketika menerima undangan pernikahan dari Wei. Apalagi sekarang saat melihat mereka benar benar mengikat janji suci?
Ran menggelengkan kepalanya sambil mengepalkan telapak tangannya ketika melihat raut bahagia itu tercetak jelas pada wajah mantan kekasihnya.
Wei Liu.
'Wei, kau harus merasakan apa yang kurasa' batin Ran murka.
Ran meninggalkan pesta pernikahan Wei dan Yukiko. Ia tidak kuat lagi. Hatinya seperti
diremas kuat oleh sesuatu.
Skip
Pesta pernikahan telah usai namun Ran tidak bergerak se inci pun dari tempatnya.
Matanya menatap fokus pada jendela yang tirainya sedikit terbuka.
Disana, terlihat jelas sosok Wei dan Yukiko yang tengah bersenda gurau. Hati Ran pun semakin terbakar amarah.
"Makoto-kun, bisakah kau membunuhnya untukku?" Pinta Ran pada sahabatnya.
Hanamiya Makoto mengernyitkan dahinya tak mengerti. Ya dia tak mengerti dengan jalan pikiran sahabatnya.
Seolah Hanamiya tak mengenal sosok yang berada di depannya.
Ran sadar ketika tak ada pergerakan apapun dari Hanamiya. Ran pun menoleh dan menatap Hanamiya dengan tajam.
Namun sepertinya tatapan tajam Ran tak berpengaruh pada pemuda yang mempunyai surai raven tersebut.
"Kenapa kau diam? Bukankah kau ingin membantuku?" Tanya Ran tajam.
"Aku ingin membantumu bukan untuk melakukan hal keji seperti ini. Aku hanya membantu sebagai pasanganmu malam ini. Selebihnya aku tidak akan ikut campur." Jawab Hanamiya tajam, dingin dan menusuk.
Ran merebut Relover dari tangan sahabatnya. Tanpa di duga Ran ternyata..
Snap!
Menyeringai, itulah yang Ran lakukan saat melihat korbannya jatuh.
Tak hanya satu, tapi dua orang sekaligus.
Hanamiya terkejut, tak disangka Ran memegang senjatanya.
'Sejak kapan dia memegang benda lucknut itu?!" Batin Hanamiya bertanya-tanya
"Semoga kalian berdua bahagia dineraka." Desis Ran tajam.
Hanamiya menghela nafas berat. Pandangan matanya menyorot keseluruh ruangan.
Tak ada siapapun yang melihat kegiatan mereka.
Ya, beruntung saja ia tak salah pilih tempat jadi...
"Ran, ayo kita pulang." Ajak Hanamiya.
Ran tersenyum manis, jika ditilik lagi. Senyuman itu memiliki arti lain.
Firasat Hanamiya semakin tidak enak ketika Ran melewatinya begitu saja.
"Hm, baiklah. Lagi pula kita sudah tidak ada keperluan apapun disini." Balas Ran santai.
Nadanya riang seolah tak pernah melakukan hal yang salah.
Hanamiya mengikuti sosok sahabatnya dari belakang. Tanpa berkomentar apapun.
Mereka pun beranjak meninggalkan pesta yang harusnya diisi tawa bahagia namun malah sebaliknya. Pesta yang suram berlumuran darah..
##Owari~##
Salam
Nijimura Ran
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top