07

Maafin aku lama ngetiknya, soalnya aku lagi war pc Jy tapi telat mulu :" sekalinya ga telat, ga ada duit hiks :" sumbangin aku pc Juyeon dong .g

Anyway, jangan lupa spam komen soalnya aku seneng bacain komen kalian kalo ngantuk pas kulon :"

🍓🍓

"Eungh," pagi ini yang Hana inget sih dia enggak ada perkuliahan. Harusnya sih Hana bisa tidur lebih lama lagi, tapi ada sesuatu yang menggangu tubuhnya.

Perlahan mata Hana terbuka, dihadapannya kini ada Juyeon yang wajahnya ada di dekat wajah Hana.

Mata Juyeon masih terpejam, tangan kekarnya memeluk tubuh Hana. Namun ketika Hana hendak bangun, Juyeon menarik Hana ke dalam pelukannya, makin erat.

Ah kucing sialan.

"Juyeon," Hana memanggil Juyeon dengan suara serak khas bangun tidur. Maksudnya Hana pengen Juyeon melepaskan pelukannya, tapi Juyeon malah ga bangun-bangun.

Maka dari itu Hana memanggil Juyeon lebih keras lagi, "JUYEON!" kalo bahasa sundanya sih ngagorowok dikit, abisnya kesel sama Juyeon Hana tuh.

Telinga atas Juyeon sedikit bergerak, lelaki itu kemudian perlahan membuka matanya. "Miaw hoam?" masih ngantuk kayanya dia, makannya dia nguap.

"Mas Meng lepasin dulu ya, aku enggak bisa napas," Hana sedikit mendorong tubuh Juyeon agar kucing jadi-jadian itu enggak menempel padanya melulu.

Juyeon menurut, tapi wajahnya keliatan kesel dan enggak terima pelukannya terlepas. "Miaw!"

Jujur, Hana pusing ngedenger Juyeon mengeong mulu, sedangkan suaranya cowok asli bukan kaya kucing. Lagian dari kemarin Juyeon kenapa enggak berubah ke wujud kucingnya lagi sih?

Hana menghela napasnya, namun tiba-tiba saya dia mendengar suara bel berbunyi. "Siapa yang kesini pagi-pagi begini?"

Enggak pagi sebenernya, ini udah mau jam delapan, tapi kemasuknya masih pagi karena hari ini kan Hana libur kuliah.

Karena penasaran, Hana pun berdiri, namun sayang Juyeon menahannya pergi. "Miaw."

"Juy, lepasin ... aku ngebuka pintu dulu. Siapa tau yang dateng Ibu kamu."

Juyeon malah menggelengkan kepalanya, lelaki itu malah ikut berdiri dan memeluk tubuh Hana. Ya Tuhan, kenapa suami kucingnya manja banget? "Miaw."

"Juyeon mau ikut?" Entah kenapa Hana malah berpikir Juyeon tuh mau ikut ngebukain pintu.

Tepar sasaran, Juyeon pun mengangguk semangat dengan mata yang berbinar-binar. Mereka berdua sebenarnya saling memahami melalui telepati pikiran secara enggak langsung, cuman Hana aja yang enggak sadar.

"Yaudah deh ayo."

Karena berpikir yang datang adalah ibu mertuanya, Hana mengajak Juyeon membukakan pintu apartemen. Tapi yang datang malah adiknya. "KAK HANNN!"

Junghwan berteriak senang ketika Hana membukakan pintunya, anak kelas satu SMA itu bahkan sempet memeluk Hana. Beberapa hari Junghwan enggak ketemu kakaknya tuh berasa kangen banget, padahal kakaknya enggak lagi KKN.

Tapi sial aja, Juyeon malah memeluk Hana dari belakang. Lelaki itu mengeram sebal karena dia enggak suka Junghwan memeluk Hananya. "Miaw!"

Ini kucing jadi-jadian kenapa bikin Hana sakit kepala astaga?!

"Juyeon ini Junghwan, adik aku," kata Hana yang berhasil mencegah Juyeon untuk enggak berbuat macam-macam terhadap Junghwan.

Junghwan melepaskan pelukannya, dia menatap Juyeon dengan tatapan sebal. Kenapa sih kakaknya harus nikah sama cowok aneh ini? Junghwan ngerasa kesel banget, mana lagi Juyeon rnggak jelas. Tadi aja Juyeon mendadak ngambek cuman gara-gara dia meluk Hana.

Hana menutup pintunya, takut ada yang mengintip dari luar terus nanti berita soal Juyeon tersebar diantara penguni Apart dan Juyeon ditangkap karena dianggap mahluk langka.

"Kamu ngapain kesini?" tanya Hana pada Junghwan, dia bertanya setelah membawa Junghwan ke ruang makan. Soalnya Hana laper, dia berniat ngebuatin sarapan untuk mereka bertiga.

"Hari ini kan weekend, tapi Ayah ada kerjaan ke luar kota minggu ini. Junghwan ga mau sendirian, jadi kesini deh," kata Junghwan.

"Dari kapan Ayah perginya?"

"Baru hari ini, katanya sih balik selasa."

"Terus kamu gimana? Sendirian dong di rumah?" tanya Hana khawatir. Junghwan ini rada penakut sebenernya, Hana tau dia juga ga suka sendirian.

"Aku mau nyuruh temen-temen buat nginep sih. Kalo mereka enggak ngindep ya biasa, aku yang nginep di Haruto."

Hana menganggukan kepalanya, dia tau Haruto soalnya Haruto itu tetangganya yang pernah terang-terangan bilang suka sama Hana karena nyangkanya Hana seumuran Junghwan. Padahal beda umur mereka beda 6 tahun.

Hana jelas nolak, lagian waktu itu dia punya pacar. Tapi untung aja Haruto enggak musuhin Junghwan.

"Kenapa enggak nginep disini?"

Tanpa Hana sadari, ketika dia berkata begitu mata Juyeon melotot. Juyeon enggak mau Junghwan nginep disini. "Miaw!"

Sayang aja Hana malah ngacangin Juyeon. Padahal Juyeon duduk disebelahnya.

"Kata Ayah aku ga boleh ganggu Kak Han. Jadi aku ga boleh nginep disini," Junghwan menjawab pertanyaan Hana.

"Ganggu apa? Enggak ga ganggu kok, asal kamu ga ngacak-ngacakin tugas Kakak aja."

"Ayah bilangnya sih itu urusan orang dewasa, Junghwan ga boleh tau."

Wajah Hana seketika memerah. Duh sialan ayahnya kenapa malah bilang gitu sama Junghwan, PADAHAL KAN HANA ENGGAK KEPIKIRAN BUAT NGELAKUIN HAL YANG IYA-IYA SAMA JUYEON!

"Hahaha ngaco. Kalo mau nginep mah nginep aja, ga usah dengerin kata Ayah."

Emang dasar Seo Hana sesat.

"Oke," Junghwan mengangguk senang karena jujur dia lebih pengen nginep disini. Apartemen ini tempatnya enak, terus lagi Hana bisa masakin makanan kesukaan Junghwan. Kalo nginep ditempat orang kan Jungwannya yang ngerasa enggak enak kalo minta yang aneh-aneh. "oh iya Kak, aku belum makan. Mau nasgor hehe."

"Nanti perutnya panas kalo pagi-pagi makan nasgor, Kakak bikinin yang lain aja ya."

"Miaw." Yah Juyeon dikacangin lagi.

"Sup tofu mau? Kayanya ada tofu di kulkas."

"Miaw." Sialnya Juyeon masih dikacangin, padahal Juyeon udah nyenderin kepalanya ke tangan Hana.

"Tambah telur tapi. Ga enak kalo tofu doang."

"Miaw."

"Yaudah. Titip Juyeon ya."

Hana berdiri karena dia mau memasak, dia bilang sama Junghwan buat titip Juyeon tapi Juyeon malah ikutan berdiri nyamperin Hana.

"Miaww."

Hana dan Junghwan saling pandang. Mereka sama-sama binggung, Hana males ngebujuk Juyeon buat duduk sama Junghwan dan Junghwan juga males ngebujuk Juyeon.

Namun karena Hana merasa dia lebih tua, jadinya Hana membujuk Juyeon buat duduk dan enggak gangguin dia masak. "Juyeon kamu duduk disini bentar ya sama Junghwan, aku mau masak dulu."

Juyeon menggelengkan kepalanya, "Miaw miaw!" nolak dia, enggak mau duduk berduaan sama Junghwan.

Junghwan malah natap Juyeon julid, LAH EMANG DIA MAU APA DUDUK BARENG SAMA JUYEON?! ENGGAK WOI! Ini aja dia kepaksa karena pengen makan.

"Aku enggak bakal kemana-mana kok, cuman mau masak," Hana menatap Juyeon dengan tatapan membujuk. Harusnya sih ini mempan, karena waktu Hana praktek ngajar aja ini selalu berhasil ngebujuk anak SDnya. "kamu tunggu disini dulu sama Junghwan, oke?"

Juyeon cemberut tapi kepalanya terangguk. "Miaw." lucu banget beneran kaya anak SD.

"Oke tunggu disini ya sayang," Hana mengakhiri bujukannya dengan mengusap rambut Juyeon lalu pergi memasak.

Sekarang malah Junghwan yang bingung harus apa karena ditinggal sama mahluk jadi-jadian. Coba aja kalo Juyeon lagi dalam bentuk kucing, udah Junghwan timang-timang. Tapi ini mah badan Juyeon lebih gede dari Junghwan, GIMANA CARA DITIMANG-TIMANGNYA ASTAGA?!

Mau ngajak ngobrol tapi Junghwan enggak sesinting Hana, jadinya Junghwan cuman diem. Tapi dia sesekali dia ngawasain Juyeon, tiap itu siluman kucing mau berdiri Junghwan selalu nahan tangan Juyeon dan bilang, "Kak Juyeon jangan ganggu kak Hana dulu, nanti dipukul sama kak Hana pake spatula loh."

Padahal Hana enggak bakal sejahat itu sih.

Hana masak dengan cukup cepat, enggak lama karena di rumah lamanya biasa masak kaya dikejar deadline. Untung juga ini nasi matengnya cepet gara-gara pake rice cooker, coba kalo enggak, udah mati kelaperan itu adek sama suaminya.

Sepeti biasa, sebelum Hana makan dia ngajarin Juyeon buat pake sendok biar makannya enggak begitu berantakan. Lagian pas supnya kena tangan Juyeon juga yang teriak kepanasan.

Hadeuh sulit emang sama kucing rasa bocah SD ini. Mana pas makan bawel banget seolah minta diperhatiin. Padahal Hana cuman pengen ngobrol sama Junghwan.

"Juyeon makannya bukan dibejek-bejek gitu astaga," karena enggak mau repot dua kali, akhirnya Hana menyuapi Juyeon.

Juyeon tersenyum senang, matanya bahka menghilang karana berbentuk bulan sabit, padahal Hana cuman nyuapin dia. Sedangkan Junghwan cuman menggelengkan kepalanya, gila ... mau-maunya ini kakaknya ngurus siluman kucing.

"Ayo kamu makan sendiri ya?" Hana sempat menyodorkan sendok pada Juyeon, dia mau Juyeon makan sendiri. Tapi Juyeon malah menggelengkan kepalanya.

"Miaw." Nolak dia, maunya disuapin Hana. Manja!

Tapi kalo Juyeon enggak manja gini Hana pasti enggak merhatiin dia. Juyeon kan enggak suka Hana ngobrol sama Junghwan, padahal Junghwan itu adiknya.

Dapetin perhatian Hana itu susah, sedangkan Juyeon emang sukanya diperhatiin terus-terusan. Manja adalah jalan ninjanya, cuman sayang aja jalan ninjanya enggak mempan terlalu lama karena ketika makanan Juyeon habis Hana balik ngobrolin hal yang ga penting sama Junghwan.

Juyeon natap Junghwan penuh dengki, tapi itu bocah enggak sadar dan malah tertawa ngakak karena ngobrolin soal guru SMAnya sama Hana.

Pengen ngobrol juga. "Miaw," tapi Hananya enggak peka.

Huh, masa sih Juyeon harus pake bahasa manusia juga biar Hana ga terus-terusan ngobrol sama Junghwan?

Pake jangan? Pake jangan?

Juyeon coba pake aja deh. "Kak Han miaw."

Hana yang awalnya asih gibahin guru langsung berhenti ngomong. Bentar, tapi perasaan ada yang ngomong tapi suaranya bukan suara Junghwan?

"Kaka Ana miaw."

Hana buru-buru noleh ke arah Juyeon. Mukanya keliatan kaget pas tau Juyeon yang manggil dia. "J-juyeon? Tadi kamu bilang apa?"

Juyeon sempat mengedipkan matanya berulang kali sembari natap Hana intens. "Kaka Ana miaw!"

"WAAAA JUYEON BISA NGOMONG!" Hana seneng banget ngedengernya, saking senengnya dia malah teriak. Juyeon yang kaget hampir aja terjungkal untung ditahan Hana. "huaa maaf-maaff."

Hana langsung meluk Juyeon bikin yang dipeluk mati-matian nahan senyum tapi gagal. "Kaka Ana gapapa."

"Ga apa-apa eh," bentar ini Juyeon nanya atau ngasih pernyataan kalo dia enggak apa-apa? Hana jadi bingung sendiri.

Kalo Juyeon baru bisa ngomong dan tata bahasanya juga kaya anak kecil wajar sih, Hana ga perlu kaget.

Hana cuman perlu mikirin cara biar Juyeon ngomongnya bener. Gadis itu lalu melepaskan pelukannya, dia rasa Juyeon udah enggak perlu dipeluk.

Tapi Juyeon malah ngomong, "Kaka Ana peyuk Juju lagii."

AAAAA GA BISA GINI! JUYEON SEKALINYA NGOMONG GEMESIN BANGET KAYA ANAK KECIL! HANA GA TAHAN SAMA SEGALA SESUATU NGEGEMESIN!

"Juju mau peluk? Sini-sini Hana peluk Juju lagi," Hana meluk Juyeon lagi, yang dipeluk kegirangan lagi, gitu aja terus. Hana sampe lupa kalo Junghwan lagi disini.

Ya mungkin ini juga alasan kenapa ayahnya ngelarang Junghwan buat kesini. Hana sama Juyeon lagi banyak uwunya, sedangkan Junghwan uwuphobia karena dia jomblo. Pengen sih nyari pacar, tapi kalo nanti nyari pacar dia ga fokus belajar.

Kayanya Junghwan harus pergi ke rumah Haruto atau Jeongwoo deh. Duh aslian kalo kelamaan disini dia bisa iri dengki, mana Juyeon mukanya ngeselin banget. Makannya Junghwan cepet-cepet nelpon Jeongwoo. "Woo, lo di rumah? Gue mau kesana dong. Bawa combro? Oke siap!"

Padahal pas nelpon gitu Jeongwoo baru bangun tidur, ga nyaut apa-apa malah.

Mendengar itu Hana lantas melepaskan pelukannya dari Juyeon, astaga kenapa dia lupa sama Junghwan? "Junghwan, kamu mau ke rumah Jeongwoo?"

"Iya kak, baru inget mau kerja kelompok." Ngeles bener padahal males dia ngeliat yang uwu-uwu.

"Kesananya pake apa?" Tanya Hana.

"Sepeda, soalnya aku kesini pake sepeda juga." Junghwan belum punya sim sih, makannya kemana-mana masih pake sepeda.

"Oh yaudah hati-hati."

"Iya, eum kakak juga hati-hati."

Junghwan akhirnya pergi, Juyeon tersenyum lebar karena hal itu. Seneng banget dia pas Junghwan keluar dari sini.

"Kaka Ana kenapa miaw?" tanya Juyeon soalnya pas Junghwan pergi, Hana malah bengong.

Hana tersadar dari lamunannya, gadis itu lalu menggelengkan kepalanya dan mengelus rambut Juyeon. Rambutnya halus. "Ga apa-apa Ju."

Omong-omong Hana baru sadar Juyeon dari tadi manggil dia dengan sebutan kaka mulu. Padahal setau Hana Juyeon lebih tua darinya.

Apa ini yang ngomong tuh kucingnya bukan Juyeon? Berati selama ini yang manja sama Hana tuh kucing bukan Juyeon?

Duh Hana seketika sakit kepala, kenapa dia malah mikirin hal ini? Harusnya ga usah. Mau Juyeon atau kucingnya, yang penting dia bicara bahasa yang bisa Hana mengerti, itu udah cukup.

Toh lagian apa yang Hana harapkan? Juyeon asli enggak mungkin begini sama dia.

🍓🍓

Liburan Hana hari ini berasa agak panjang karena dia enggak cuman ngehabisin waktu dengan rebahan dan main twiter. Hari ini Hana sibuk ngurus suaminya yang baru bisa ngomong.

Juyeon abisnya setelah bisa ngomong--meskipun acak-acakan ngomongnya dan manggil Hana dengan sebutan Kakak mulu--jadi lebih manja dan bawel.

Ah sebelum bisa ngomong juga sebenernya sama aja sih, cuman dulu kan Hana ga ngerti, sekarang Hana sedikit ngerti maunya Juyeon apaan.

Paling sering Juyeon minta Hana buat ngusap rambutnya atau meluk tubuh Juyeon, beneran kaya anak kecil banget.

Hana sih awalnya enggak masalah, toh keimutan Juyeon bikin Hana lupa kalo Juyeon tuh sebenernya berumur lebih tua darinya.

Namun lama-kelamaan Hana takut juga.

Hana takut semua kemanjaan Juyeon bikin dia punya perasaan lebih sama manusia hybrid itu.

Ga masalah sih harusnya, toh Juyeon suaminya Hana. Tapi masalahnya kalo Juyeon nanti lepas dari kutukannya dan ternyata dia sama sekali enggak bisa nerima Hana gimana?

Hana takut sakit hati, Hana takut jatuh cinta sendirian. Itu menyedihkan tolong Hana enggak mau ngalamin hal yang sama buat kesekian kalinya.

"Kaka Ana, diyem kenapa miaw?" pertanyaan Juyeon menyadarkan Hana dari lamunannya. Lelaki yang sedang memakan dessert itu menatapnya dengan polos.

"Ah enggak, aku cuman kepikiran tugas," balas Hana dengan setenang mungkin. "Juju udah selesai makannya belum?"

Juyeon menggelengkan kepalanya. "Beyum Kaka Ana, miaw."

DUH IMUT BANGET, RASANYA HANA MAU KAYANG AJA! GA KUAT LIAT KEIMUTAN JUYEON HUHU!

"Yaudah makan lagi yaa."

"Iyaa miaw."

Juyeon tadi emang sempet bawel, makannya Hana ngebeliin Juyeon dessert biar dia enggak minta Hana buat meluk dia terus.

Repot abisnya kalo Hana meluk Juyeon terus. Hana sadar jantungnya berdetak ga karuan pas meluk lelaki bertubuh badag itu. Pikirannya juga kadang macem-macem pas di peluk Juyeon.

Gimana ya, namanya juga perempuan normal, dipeluk lelaki yang badannya bagus kaya Juyeon mah ya kaya ngelatih mental aja.

"Kaka Ana aaa," tiba-tiba saja Juyeon ngarahin sendoknya ke mulut Hana, niatnya nyuapin kali ya soalnya Hana cuman diem ngeliatin Juyeon terus.

"Am, makasih Juju sayang," ucap Hana setelah menerima suapan dessert dari Juyeon.

Juyeon menganggukan kepalanya, wajahnya nampak senang. "Cama-cama!"

KENAPA IMUT BANGET BANGSAT?! RASANYA HANA SEPERTI MENJADI IRON MEN! HAMPIR TEWAS DI TEMPAT GARA-GARA KEIMUTAN JUYEON!

Eh bukan Juyeon deh, kucing yang ngerasukin tubuh Juyeon. Kalo Juyeon asli Hana enggak tau bakal seimut ini apa enggak.

"Kaka Ana manis!" Ujar Juyeon tiba-tiba.

"Iya dessertnya emang manis, ini kan coklat."

"Bukaan ini, Kaka Ana yang manis miaw!"

Pipi Hana perlahan menghangat, duh ini kucing siapa yang ngajarin gombal sih?! Bisa-bisanya lagi dia bilang Hana manis.

Tahan Hana, jangan baper. Juyeon cuman siluman kucing.

Hana sebisa mungkin mendoktrin dirinya biar enggak baper sama Juyeon, karena gimana pun Juyeon yang kini berbicara padanya bisa jadi bukan Juyeon asli. Malah mungkin Juyeon aslinya enggak sadar dan bakal kaget pas tau kalo dirinya nikah sama Hana.

Kemungkinan paling buruk, Juyeon asli ga nerima Hana.

Hana jadi takut, padahal harusnya dia enggak gitu. Ini emang resikonya kan?

Makannya sekarang Hana enggak begitu berharap Juyeon cepet-cepet lepas dari kutukan kucingnya, pengen gini dulu aja. Karena Hana nyamannya gini.

'Maafin gue ya Juyeon asli,' ucap Hana dalam hatinya. Hana tau ini jahat, tapi Hana juga takut kenyataan lebih jahat sama dia.

🍓🍓

Kalian pengen Juyeon cepet-cepet lepas dari kutukannya atau jadi setengah meng gini kaya yang Hana mau?

Kalo ada typo, salah ktik bakal aku perbaikin besok.

Btw jangan lupa stream mv the Stealer!! Vote theboyz juga di whosfan, mwave, idolchamp dll! Ayo bikin theboyz 2nd win!!

Tunggu chapter selanjutnya yaa ❤️


Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top