7. Kegalauan Mitha
📣 voment... voment... 📣
Sorry for typo ya Friends
Selamat pagi matahari. Upsss... belum nonggol sih, masih jam 5 lewat 12 menit. Pantesan, pasti mataharinya masih bobok.
Kuraih ponsel yang tergeletak diatas bantal. kubuka aplikasi perpesanan yang menampilkan akun dengan nama Mr.Rese'.
Terlihat saat terakhir kali saat Dia mengirim pesan padaku, adalah 17 hari yang lalu. Dan sudah kuputuskan apa yang akan kusampaikan padanya, jika Dia bertanya tentang tugas yang Dia berikan Padaku.
🛋🛋🛋🛋🛋🛋🛋🛋🛋
Jadwalku sangat padat 2 minggu ini. Ada hal penting yang tanpa sadar terlewatkan olehku.
Semalam Papa dan Mama, menanyakan hal ini padaku. Aku benar-benar bingung dan tak tahu harus menjawab apa. jadilah Aku tidak tidur semalaman.
*flashback semalam
Diruang keluarga, saat kami semua sedang berkumpul
"Mbak, gimana jawabannya?" tanya Mama padaku
"Haah...jawaban apa!?. emang Mama nanya apa, Mam?" jawabku dengan bertanya
"Ih..Mbak, bikin geregetan Mama aja. Itu loh,tentang lamaran Anaknya Tante Indi. jadinya Mbak tolak atau, Mbak terima?. udah berapa minggu ini, tapi belum ada keputusannya"
Aku terdiam. Mama mengambil nafas sejenak, lalu melanjutkannya kembali...
"Sekiranya Mbak menolak. Bilang aja, nanti Mama yang sampein ke mereka dengan baik-baik. Kalo maunya kenal dulu juga nggak apa-apa. Nggak harus lansung lamaran atau nikah kok. Atau Mbak masih takut dan belum mau membuka hati?"
Ucapan Mama kali ini cukup menohok hatiku. Aku tetap memilih untuk diam
Beberapa minggu yang lalu ada sebuah keluarga yang berkunjung kerumah Kami.
Menurut Mama, Ardi sang adik adalah teman Biya. Sementara sang kakak yang akan diperkenalkan padaku, berhalangan hadir malam ini.
Ditengah-tengah obrolan Kami, Ardi menyerahkan ponselnya padaku. Dia berkata, bahwa sang kakak ingin berbicara denganku.
Aku menganggguk, lalu beranjak menuju taman belakang.
Biya mengikutiku kemudian mendekatkan telinganya pada ponsel yang menempel ditelingaku, dengan maksud ikut mendengarkan
"Assalammu'alaikum, selamat malam" sapanya, suaranya terdengar serak
"Wa'alaikumus salam" jawabku
"Maaf, Saya tidak bisa hadir"
"O...iya. nggak apa-apa"
"Saya harap,Kamu sudah mendengar tentang Saya"
"Iya, sudah"
"Maaf kalo Saya lancang. Saya dengar dari mereka, Kamu tidak mau pacaran. Jika benar seperti itu, Saya akan melamar Kamu. Secepatnya Kita, menikah" suaranya bergetar dengan tone yang meningkat, Dia mencoba menutupi kegugupannya
Wait... Lamaran, nikah. Ketika menyadari apa yang diungkapkannya, Aku benar-benar membeku dan tak bisa bergerak.
Dua kata itu seakan menjadi momok bagiku. Aku sempat memiliki angan indah tentang pernikahan, sebelum orang itu menghilang tanpa pesan dan memupus segalanya.
Biya tahu apa yang sedang terjadi padaku. Dia menenangkanku, kemudian mengambil ponsel yang sedari tadi hanya kugenggam.
Entah apa yang Biya sampaikan, saat mengembalikan ponsel pada mereka. Karena saat Aku kembali kedalam, mereka semua sudah tidak ada. Lalu Aku memilih untuk berada didalam kamar.
flashback off
🛏🗄🛏🗄🛏
Aku tergeragap, saat pintu kamarku terbuka.
"Mbak, dipanggil tuh.. Disuruh kumpul, KITA SEMUA LIBURAN!!!" seru Biya senang
"Serius, Kita mau liburan" Aku setengah tak percaya
"Seriuslah. Makanya ayo turun" ujarnya lalu meninggalkan kamarku
Liburan... Aku jadi ingat, pesan yang dikirim Mas Andra
"SELAMAT BERLIBUR"
Kok Mas Andra bisa tahu ya... jangan-jangan Dia punya indera keenam...
to be continued...........
*** jangan lupa bintang & komennya ya Friends...Makasih
pc : ⁴juli²0¹9
Published -> 8.7.19 05:32
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top