4. Om-om emezzz...
Bintang.. bintang.., komen.. komen, biar tambah semangat nih ngetiknya Friends...😁
Maaf bila ada typo yg bertebaran🙏
Akhirnya kakiku berpijak dilantai teras rumah. Setelah ±40menit aku berkutat dengan kemacetan dijalan raya.
"Assalamu'alaikum"
"Wa'alaikumusalam, baru pulang Mbak" Mbok Nah menjawab salamku
"Iya Mbok" Aku berhenti sejenak
"Kemana semua, kok sepi?" Aku mengarahkan pandanganku untuk mencari keberadaan penghuni rumah ini
"Pada ngumpul diteras belakang Mbak" ucapnya, lalu menyerahkan segelas air putih padaku
"Makasih ya Mbok. Aku kesana kalo gitu"
Beberapa langkah saja, Aku sudah bisa mendengar suara mereka
"kalo gitu besok pesen aja Mam" itu suara Richie
"Ora usah (gak usah) masak sendiri lebih enak" sanggah Papa
"Biya sih terserah aja, yang penting makan besarrr"
selalu aja gini, setiap ada planing makan bersama. Rusuh & ribut, cuma masalah makanan. Masak sendiri atau beli 😤
Mama menengahi semuanya
"semua lauk, Mama masak sendiri. Untuk kue-kue Kita pesen. Mama nggak kuat Pap, kalo masak terus bikin kue sendiri"
Aku yang daritadi berdiri disini hanya bisa menggeleng heran melihat tingkah keluargaku.
⛲⛲⛲⛲⛲⛲⛲
"Assalamu'alaikum semuanya, princess datang!" Sapaku
"Wa'alaikumusalam"
"E..ciyee..ciyee, yang baru pulang nge-date!" Biya dengan wajah jailnya menatapku
"Pasti seneng tuh yang abis bercanda ria sama si Om!" Kali ini Richie yang menggodaku
"Jadi udah move on nih ceritanya" Mama menimpali disertai dengan tawa Papa
Aku mengerutkan kening, berpikir sejenak. Apa yang sebenarnya Biya sampaikan pada Mama. Karena seingatku 🤔
"Dek, Kamu pulang duluan aja. Tolong bilang sama Mama, Aku masih ada client!"
"Udah itu aja!. Ada yang lain lagi nggak, yang harus Aku sampein?"
"Cukup, itu aja. Awas, kalo Kamu tambahin yang aneh-aneh!"
"Oce Bu Bos. I pulang dulu ya, see you in rumah" Biya melangkah keluar dari ruanganku
"Hati-hati pulangnya Dek" balasku.
Aku menajamkan pandanganku, Biya terlihat salah tingkah. Jadi Dia biang dari segala biangnya.
"Aku nggak bilang macem-macem kok, beneran!." kilah Biya
"Bener kok Mbak, Super Yaya nggak ngadu macem-macem." bela Richie
"Dia cuma bilang gini (sambil menirukan suara & gaya Biya),
Mbak Mitha pulang agak malem karena ngobrol santai dulu sama Om-om baju doreng!" jelas Richie panjang lebar
"Ihhh..., Aku nggak bilang Om-om!. Aku bilangnya Mas, kok. Wong wajahnya imut-imut gitu." bantah Biya
"Eh-eh... yang satu bilangnya Om-om, satu lagi panggilnya Mas. Yang bener udah Om-om atau masih Mas-mas ini?" tiba-tiba Papa bertanya dengan antusias.
"Menurut Richie sih, berarti Mas nya itu Om-om yang bisa digemesin karena masih imut-imut." ucapnya sambil menaik-turunkan alis
"Kok jadi pada nyerang Aku gini sih!" kilahku
"Papa & Mamaku sayang, Dia itu cuma client" kilahku pada mereka, lalu menunjuk kedua adikku
"Buat kalian, duo lelembut. jangan hobi bikin karangan bebas!. Dia ada yang punya. Ok, clear ya semua"
🏃🏃🏃🏃🏃🏃🏃
Aku ingin segera berlalu menuju kamarku.
"Pap, Mam, Aku keatas dulu ya" pamitku, Papa & Mama mengangguk tanpa suara.
Tubuhku sangat lelah, Aku harus istirahat.
Kakiku baru saja menapak anak tangga kedua. Aku masih bisa mendengar suara Mama yang masih berada di teras belakang, meskipun samar
"Iya, Dia sudah ada yang punya. Dia milikmu, Nak. Tunggu saja!"
Dia, siapa yang Mama maksud, entahlah...
Erggghhh...ini semua gara-gara Biya 😡
.
.
To be continued......
***Jangan lupa BINTANG & Komennya, Friends..... Makasih
Published -> 4.7.19
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top