19. 🌾Dimulainya ACARA💖

Kamis, 09:00

   Assalamu'alaikum...
   Mentari mulai merangkak menuju langit-langit. Tak terasa hari pernikahanku dan Mas Andra, tampak di pelupuk mata.

   Empat hari sudah aku tak bersua dengannya. Pingitan, adalah alasan kami untuk tak bertemu. Hanya saling mengirim kabar, seperti ini...

📱📥

Mas.Andra_nyaMitha > Me
09:07
"Sedang apa, Nda?"

Me > Mas.Andra_nyaMitha
09:08
"Mau sarapan"
"Kalo Mas, lagi apa?"

Mas.Andra_nyaMitha > Me
09:08
"Abis olahraga."
"Makan yang banyak ya, biar besok malem kuat!"

Mulai ambigu nih kalimatnya🤔

Me > Mas.Andra_nyaMitha
09:09
"Iya, siap Mas!. Aku gabung sama yang lain ya👋"

Mas.Andra_nyaMitha > Me
09:10
"😍😚😘😘😘😉"

   Balasannya hanya emoji seperti ini. Jadi penasaran, hal menarik apa lagi yang bakal ditunjukin sama Mas Andra...

🕊️🕊️🕊️🕊️🕊️🕊️🕊️

   Janur, bleketepe, tuwuhan dan segala atribut, sudah melekat di depan pintu gerbang rumah kami, kediaman keluarga Atmoko.

   Hal ini sebagai penanda bahwa sang pemilik rumah akan mengadakan perhelatan akbar. Tepat sore hari kemarin, adalah awal dari prosesi adat di mulai.

   Setelah tenda dan segala pernak-pernik ala Jawa terpasang, malam harinya dilanjutkan dengan walimahan (sebagian orang Jawa menyebutnya seperti itu). Pengajian yang memang dikhususkan untuk Bapak-bapak, atau para lelaki saja.

   Pagi ini hanya kami pergunakan untuk mengisi energi, dan bercengkrama dengan sanak saudara yang telah datang

   "Waduh cah ayu, calon tetamanten putri, sumringah tenan iki (Aduh gadis cantik, calon pengantin perempuan, bersinar sekali)!" celetuk Bude Laras

   "Leres Bude (betul Bude)! Padahal, dereng rias (belum dandan)!." Mbak Lina menimpali

   Masih banyak lagi, kalimat yang mereka lontarkan. Jadilah aku sebagai korban celetukan, seluruh kerabat.

🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀

14:00
#Pengajian

   Dibuka dengan surah Al Fatihah, surah-surah pendek, Ar Rahman, Asmaul Husna, hingga Sholawat pun dibacakan.

   Semua do'a dipanjatkan guna memohon kelancaran dan keselamatan selama prosesi acara pernikahan diselenggarakan.

   Serta memohon agar keluarga yang akan kubangun bersama Mas Andra, menjadi keluarga yang Sakinah, Mawaddah, dan Warrohmah.

   Kini saatnya aku minta ijin dan mengungkapkan secara langsung apa yang tersimpan dihatiku.

(Disertai dengan suara alunan gamelan jawa, yang diperdengarkan lirih)

   "Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh...
Puji dan syukur Alhamdulillahi rabbil'alamin, atas kehadirat Allah SWT, dan segala nikmat karunia-Nya untuk kita semua.
Sholawat serta salam kepada Rasulullah Muhammad Saw.

   Papa dan Mama yang Mitha sayangi… teiring do'a sebagai ungkapan betapa bersyukurnya Mitha, atas segala cinta dan kasih sayang Pap dan Mam kepada Mitha selama ini.

   Rasanya baru kemarin Mitha kanak-kanak, lalu beranjak remaja dengan semua kenakalan dan tingkah laku yang terkadang tidak sesuai dengan harapan.

   Saat ini Mitha sudah dewasa. Dan esok pagi, In Syaa Allah akan memasuki gerbang pernikahan dengan pria pilihan Mitha.

   Papa dan Mama yang Mitha kasihi… Terima kasih sudah menghantarkan ke dunia ini, memberikan kehidupan, pendidikan dan semua fasilitas yang terbaik.

   Terima kasih atas semua cinta, kasih sayang secara tulus ikhlas, dan tanpa pamrih yang telah diberikan sampai saat ini, sehingga Mitha dapat merasakan hangatnya kehidupan keluarga

   Mama yang hadir dengan sentuhan, belaian, dan penuh kelembutan. Papa yang selalu melindungi, mengayomi, membimbing, dan setia memimpin keluarga dengan penuh tanggung jawab.

   Tak terhitung lagi berapa banyak keringat dan airmata yang telah Mama dan Papa teteskan untuk Mitha. Terima kasih banyak, Mam, Pap…

   Mitha mohon do'a, restu dan keikhlasan Mama dan Papa untuk mengarungi bahtera kehidupan baru yang sesungguhnya, bersama pria pilihan Allah, yang Mitha cintai dan kasihi, Mas Arganindra Mahameru Baskara

   Sebagai hamba, Mitha hanya menjalankan ketentuan Allah SWT. Namun tetap memohon ridho dan keikhlasan Papa dan Mama, untuk meringankan langkah Mitha.

   In Syaa Allah dengan ridho, keikhlasan dan do'a restu Mama dan Papa, pernikahan Mitha dengan Mas Andra akan diberi kelancaran, penuh dengan ketenangan, kedamaian, kebahagiaan. Serta sakinah, mawaddah, warrahmah, dan penuh berkah.

   Mitha belum bisa membalas semua perhatian, kasih sayang, dan cinta yang telah Mama dan Papa berikan.

   Hanya ungkapan terima kasih yang sebesar-besarnya yang dapat Mitha berikan. Apapun yang Mitha peroleh selama ini tentunya tidak lepas dari perjuangan serta kasih sayang Mama dan Papa yang tiada pernah putus dalam mendidik dan membesarkan Mitha.

   Pap, Mam... Maafkan segala kesalahan, kesilapan, dan kekilafan Mitha.
Maaf jika selama ini, Mitha belum mampu menjadi anak yang sempurna, sesuai keinginan Papa dan Mama

   Mitha selalu berdoa yang terbaik agar Allah SWT senantiasa melindungi Mama dan Papa. Memberikan kesehatan, umur yang panjang, kebahagiaan, dan keberkahan.

   Kepada adik-adikku, Sabiya dan Richie... Terimakasih sudah menjadi adik-adik yang baik untuk Mbak. Terima kasih sudah mau selalu berbagi, dan saling mengingatkan. Maaf jika Mbak belum bisa menjadi kakak yang baik, belum bisa memberi contoh dan menjadi teladan yang baik

   Yaa Allah, Yaa Tuhan kami, hamba senantiasa bersyukur atas karunia-Mu, hamba menghaturkan terima kasih kepada kedua orang tua hamba atas kasih sayang yang berlimpah dan bimbingan mereka selama ini.

   Yaa Allah, Yaa Tuhanku, hamba mohon ampunan-Mu atas kekhilafan kedua orang tuaku, lapangkan hati mereka, bukakan pintu maaf bagi mereka, sayangilah mereka sebagaimana mereka menyayangi hamba hingga detik ini. Aamiin Ya Robbal’alamiin…"

   Air mataku sudah tak dapat kubendung. Aku menyelesaikan tiap-tiap kalimat, bersamaan dengan bulir bening yang mengalir deras.

   Papa dan Mama, belahan jiwaku. Mitha mohon agar selalu ada do'a yang tertuai untuk meringingi setiap langkahku.

   Selanjutnya adalah giliran Papa dan Mama yang memberi wejangan (nasehat) padaku, secara berganti-gantian

Papa : "Damithara Hanin Atmoko, putri sulung kami. Sudilah kiranya membukakan hati untuk memperhatikan, dengan harapan semoga ada beberapa hikmah yang dapat diraih untuk dijadikan bekal dalam meniti kehidupan rumah tangga.

   Sesungguhnya saat ini hati kami dipenuhi rasa syukur yang teramat dalam dan kebahagiaan yang tiada tara bandingannya. Karena esok pagi, In Syaa Allah Papa dan Mama, akan melepasmu mengarungi samudera kehidupan dalam biduk rumah tangga dengan pria pilihan Allah, yang berkenan di hatimu."

Mama : "Damithara, puteri Mama dan Papa tersayang. Tiadalah cukup kata-kata yang mampu mengungkapkan rasa syukur Mama dan Papa, kehadirat Allah...Azza wa jalla atas segala rahmat dan karunia yang tiada putus-putusnya tercurah kepada kami.

   Diantaranya karunia nikmat berupa umur, kesehatan, kesempatan, dan rizki untuk mengantarmu ke gerbang kehidupan yang baru dengan segala doa dan restu kami.

   Rasanya baru kemarin dirimu, Mama lahirkan. Kami hujani dengan limpahan kasih sayang, yang kau sambut dengan tagisan manja.

   Kini dirimu telah dewasa, sungguh rasa syukur Mama dan Papa tiada terkira besarnya atas karunia yang telah Allah SWT berikan kepada kami melalui dirimu."

Papa : "Mitha, puteri yang kami sayangi. Dalam menjalani hidup akan selalu ada lilitan rantai takdir. Yang merupakan untaian antara suka dan duka, bahagia dan sengsara, kaya dan miskin, redup dan cerah, sehat dan sakit. Pesan kami, belajarlah bersabar dan tawakal dalam duka, serta bersyukurlah dalam suka.

   Perdalamlah dan amalkanlah, ilmu-ilmu Islam dengan sungguh-sungguh. Sehingga kau temukan mutiara-mutiara hikmah yang mampu memperkaya dan memperkuat jiwamu, dalam menghadapi segala tantangan hidup, menuju kebahagiaan dan keselamatan lahir bathin, dunia dan akhirat.

   Nak.. pada hari yang mulia ini, kami hendak bersyukur. Karena selama ini engkau merupakan salah satu sumber kebahagiaan kami, selama ini engkau telah berusaha menyenangkan kami dan membuat kami bangga.

   Semoga ikrar ini menjadi penolong tercurahnya rahmat Allah SWT terhadap dirimu. Namun betapapun besarnya cinta kasih kami kepadamu, kami hanyalah manusia biasa yang sering khilaf dan juga berbuat salah dan bahkan pula marah, karena itu apabila ada hal-hal itu selama membesarkan dan mendidikmu, maafkanlah kami.

   Semoga kesediaanmu memaafkan kami akan menjadi wasilah ringannya hisab bagi Mama dan Papa, apabila kelak kami menghadap kehadirat Allah SWT, lalu mempertanggung jawabkan peran kami sebagai orang tua."

Mama : "Bila engkau sendiri pernah berbuat salah, Mama dan Papa sudah memaafkannya. Kami hapuskan segala kesalahanmu, melangkahlah nak. Ridho kami menyertaimu, berbahagialah engkau anakku sayang, selamatlah lahir bathin dunia dan akhirat.

   Semoga engkau menjadi istri yang mampu berbakti dan mengabdi dengan setulus hati. Dan rumah tanggamu akan dihangatkan oleh kehadiran serta celoteh anak-anakmu, kelak. Yang shaleh dan shalehah, yang akan membahagiakan kita semua.

   Semoga Allah mengijabahnya. Aamiin Yaa Rabbal ‘alamiin."

   Jika tidak dalam suatu prosesi, mungkin saat ini aku sudah meraung di pelukan Papa dan Mama.

   Aku yang meminta pada mereka, untuk mengungkapkan apa yang ada di benak mereka.

   Kalimat demi kalimat yang mereka utarakan, terasa menusuk relungku. Rasanya aku benar-benar merasa salah dan berdosa, hingga membuat mereka ikut terluka karena kebodohanku.

   Papa dan Mama, belahan jiwaku. Mitha mohon agar selalu ada do'a yang tertuai untuk mengiringi setiap langkahku.

💦💦💦💦💦💦💦

15:30
#Siraman

   Disana sudah ada wadah air yang mirip gentong, diisi air dari tujuh sumber mata air, ditambah dengan kembang setaman.

   Siraman pertama kali dilakukan oleh Papa dan diikuti oleh Mama. Setelahnya, baru ketujuh pini sepuh (yang dituakan. Seperti : Eyang, Mbah, atau para sesepuh, termasuk perias manten) yang melakukan siraman.

   Usai mengucurkan air untukku berwudlu dari sebuah kendi kecil, Papa memecahkannya sambil membaca...

"NIAT INGSUN ORA MECAH KENDI, NANGING MECAH PAMORE ANAKKU WEDHOK"

-> Niat saya bukan memecah kendi, melainkan memecah 'pamor' (melepas masa lajang) anak gadisku <-

   Lalu mereka memotong sedikit rambutku.

   Tinggal menunggu kembalinya dua pasangan, yaitu Pakde Bagus dan Bude Wulan (kakak Papa), serta Om Sandi dan Tante Vita (adik Mama). Yang diutus mewakili keluarga Atmoko, mengirimkan air perwito adi (air siraman) ke kediaman keluarga Baskara.

   Wakil keluarga Atmoko ini akan menghadap orang tua Mas Andra, dan menjadi saksi upacara siraman di kediaman keluarga Baskara. Setelah Mas Andra selesai melakukan Siraman dan Potong Rikmo, potongan rambut Mas Andra akan dibawah kembali ke kediaman keluarga Atmoko (ditanam bersama dengan potongan rambutku).

   Aku masuk kembali ke dalam kamar, untuk dirias. Sedangkan Mama dan Papa menjalani prosesi 'Dodol Dawet' (menjual dawet) kepada ibu-ibu pengajian dan para tamu undangan, yang ditukar dengan menggunakan 'kreweng' (pecahan genteng).

   Usai berdandan, aku dibawa ke tempat semula untuk 'Potong Tumpeng Kamulyan'. Papa yang akan memotong tumpeng, kemudian diberikan kepada Mama, lalu disiapkan kepadaku. Atau yang dikenal dengan nama 'Dulangan Kapungkasan'. Hal ini sebagai simbol 'suapan terakhir orang tua kepada anaknya'.

   Setelahnya seluruh yang hadir dipersilahkan untuk menikmati berbagai hidangan yang telah disediakan.

.
.
.
To be continued...

Assalamu'alaikum Friends, Terima kasih buat kalian yang masih setia dan selalu menunggu kelanjutan ceritanya Mbak Mitha🙏

Bagian mana dari part ini yang paling menyentuh, atau yang berkesan di hati kalian?

Jangan lupa tinggalkan jejak ya Friends 😘🤗

Pc : 0²-¹0 Oktober ²0¹9
Published -> 11.10.19 18:08

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top