17. Serba-serbi persiapan💐KITA

🔭Holla... Hallo... Yuhuu...🌟

   Bagaimana rasanya menikah menggunakan vendor milik sendiri?, ditambah dengan keusilan, kejahilan, keisengan, plus nyinyiran-nyinyiran menggoda dari orang-orang yang bekerja bersamamu?!

   Menurutku hanya satu kalimat...

'Geli-geli, Mendidih'

   Yaps.. geli saat mendengar godaan mereka...!. sedangkan aku yang akhir-akhir ini terserang virus 'SENSI', bisa jadi mendidih menanggapi keisengan mereka...!

   Bermula dari celotehan Melisa
   "Ada yang bisa nebak nggak, gimana malem pertamanya 'SINGA BETINA' sama 'MACAN GALAK'?!"

   "Syahdu-syahdu garang, mungkin?!" tebak Suci
   "Bisa jadi!. Eh.. tapi, kalo udah mulai ada signal-signal peperangan antara mereka, kita wajib JAGA JARAK!"
   Timpal Bara

   "Emang kenapa Bar?"
   Tanya Kevin penasaran
   "Kamu nggak tau Vin, kalo Mbak Bos kita tuh, jagoan?"

   Kevin, bahkan Suci menggelengkan kepala

   "Bayangin ya, kalo mereka berantem.. calon suaminya kan tentara, sementara Mbak Bos jago taekwondo, ban item pula. Dahsyat nggak tuh, pertempurannya!"
   "Ngeri ih, udah kayak perang dunia ketiga" Suci mengedikkan bahunya

   "APA?!"
   Aku memandang sengit pada mereka semua, yang sedari tadi menjadikan aku dan Mas Andra, sebagai objek pembicaraan mereka

   "Calon pengantin tuh, nggak boleh marah-marah!. Santai aja, calm!"
   Ujar Melisa. Sedangkan Bara, Kevin, dan Suci, hanya berani melempar senyum

   "Bunda, anak-anaknya tuh!"
   Aduku dengan nada kesal pada Kak Jihan yang sedang memilah-milah souvenir untukku

   Gimana nggak kesel coba!. Sudah satu jam, Aku menjadi bulan-bulanan mereka sejak kedatanganku di kantor, pagi ini.

   Semua bermula, tiga hari yang lalu...

   *Flashback on :

   Mas Andra masih melengkapi data-data yang diperlukan oleh organizerku.

   Sedangkan Aku sibuk menyusut air mata yang tetiba terjun bebas, pasca mendengar lagu milik Chrisye yang diputarnya khusus untukku.

   "Jangan cengeng lah, Nda!. Istri prajurit itu harus strong!."

   Doeng... barusan dia bilang aku apa, CE-NGENG?!. Aku merasa tak terima...

   "Bedain dong Mas, antara cengeng sama TER-HA-RU!"
   Bantahku dengan penekanan, pada tiap suku katanya

   "Iya, tau!"
   Jawabnya santai

   Haahh... tuh kan Mas Andra emang rese' maksimal. Kalo tau ngapain pake acara ngatain Aku, Mas...!!!😤🙅

   "Rapihin dandananmu, Nda!"
   "Emangnya Aku berantakan, apa?"

   Kurasa tak ada yang aneh dari penampilanku, selain mata yang sedikit mengembung

   "Nggak sih! Takutnya nanti team WO-mu masuk ke sini, dikiranya Mas abis ngapa-ngapain, kamu!"
   Ujarnya sambil tersenyum jahil, aku melotot ke arahnya

   Yaa Allah... Mas Andra... bener-bener bikin senewen, ya!

   "Bu Bos, kita mau mee...ting.. sekarang!"
   Melisa yang tiba-tiba muncul, mengecilkan suaranya, saat tau ada seseorang di ruanganku

   "Ehmm.. maaf Pak, eh.. aduh.. anu.. kok nggak bilang sih kalo client nya udah dateng!"
   Ujarnya dengan salah tingkah, lalu berbisik kepadaku. Dan aku hanya menaik-turunkan alis

   "Selamat sore!"
   Sapa Bunda Ji, yang masuk ke dalam ruanganku bersama team-nya

   "Perkenalkan saya, Jihan. Ini Suci, Kevin, Bara dan yang ini Melisa!. Kami yang akan menangani secara keseluruhan prosesi pernikahan anda."
   Ujarnya memperkenalkan team WO, sambil menjabat tangan Mas Andra

   "Saya Arganidra. Panggil saja Andra!" ucapnya lugas

   "Baik, Mas Andra. Calonnya tidak datang?"
   Mendengar pertanyaannya Bunda Ji, aku jadi panas-dingin

   "Dia datang!"
   Lagi-lagi menjawab singkat

   Melisa berbisik kepadaku...
   "Ini nikahnya gara-gara kepaksa kali, ya! Kayak Mbak Nara (kakak Melisa) sama Kak Fandi. Cowoknya lempeng gini!"

   Aku hanya menanggapinya dengan senyuman terpaksa

   Lempeng dari mana Mel.. Mel.., nggak tau aja aslinya kayak gimana...🙇

   "Jadi yang dipilih adat Jawa sepenuhnya, dilanjutkan dengan prosesi militer. Baik, semuanya sudah terisi. Untuk prosesi adat dilaksanakan di kediaman mempelai wanita, Jalan Anyelir Raya no. 17!"

   sontak mereka semua mengalihkan pandangan padaku. Bunda Ji tersenyum, lalu melanjutkan kalimatnya...

   "Mempelai wanitanya, Damithara Hanin Atmoko!"
   "Benar!"
   Jawaban Mas Andra benar-benar tegas.

   Ekspresi mereka beragam, Bunda Ji yang terlihat bahagia, Melisa menatapku tak percaya, sementara tiga orang lainnya senyum-senyum menggodaku

   "Warnanya mau yang mana, Nda?"
   Aku mendengar pertanyaan Mas Andra tapi enggan menanggapi, karena masih terpesona dengan raut wajah mereka

   "Mitha!" (dengan suara mengeram)
   "Woi... Nyonya Andra, WAR-NA BASICNYA, APA!"
   Suara Mas Andra mengagetkan kami semua

   "Cream atau krem, biar masuk semua!"
   Jawabku sekenanya

   "Apanya yang masuk?, masuk kemana?!"
   Celetuk Bara dengan tampang jahil

   "Padu padan warnanya, BA-RA!!"
   Sergahku sedikit kesal, dan Bara hanya membulatkan bibirnya

   "Dari ketiga ini mana yang kalian suka?"
   Tanya Bunda Ji, sambil menunjukkan contoh undangan pada kami

   Aku cukup bingung, menentukan yang terbaik. Kulihat Mas Andra melirikku...

   "Kami diskusikan dulu dengan keluarga, bagaimana?"
   Solusi dari yang keluar dari Mas Andra

   "Tidak apa-apa. Nanti juga sekaligus saya kirim sample dari sovenirnya!"
   "Cariin yang sesuatu yang berkesan, pajangan atau apalah, yang penting ada gunanya!"
   Usulku

   "Untuk keperluan surat-surat perlu kami yang mengurus atau..."
   "Tidak perlu. Karena surat dari KUA sudah saya serahkan ke Batalyon, untuk bagian kedinasan!"

   "Baik kalo begitu. Sudah hampir jam lima, saya rasa semua sudah clear. Kita sudahi saja!"

Flashback off

🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸

   Kak Jihan mengajakku ke lantai paling atas, rooftop kantor ini. Untuk relaksasi katanya.


   "Udah, jangan dengerin mereka Mbak Bos!. Mereka cuma ikut seneng, sama pernikahanmu. Hanya saja cara mereka mengungkapkannya, seperti itu!"

   "Abis kesel Bunda, diledekin terus!"
   Ujarku memanyunkan bibir, Kak Jihan tertawa

   "Mereka seneng, karena Bos yang biasa dingin dan galak, menjadi hangat dan ramah!"
   Aku tertegun dengan penuturannya

   "Emang selama ini aku jahat ya, Bun?"
   Kak Jihan memandangku, lalu tersenyum

   "Siapa bilang Bos kita selama ini jahat, nggak ada Mbak!, sama sekali nggak ada yang ngomong gitu. Cuma setelah kejadian itu, Mbak jadi berubah drastis!"

   Aku menatap lekat padanya. Kak Jihan menarik napas sejenak, kemudian melanjutkan kalimatnya..

   "Jadi kalo sekarang Mbak sudah balik lagi, bahkan lebih baik dari yang dulu, kami semua bahagia. Hanya cara pengungkapannya aja yang beda."

   Aku memeluk Kak Jihan, kutumpahkan semua rasa yang pernah tersimpan di dada. Yang selama ini menjadi penghambat laju darah dan oksigenku

   "Keluarin semuanya!. Maafkan segalanya, Mbak!. Melangkahlah bersama lelaki yang menginginkanmu!"
   Tuturnya sambil mengusap punggungku, lalu mengarahkan tubuhku ke arah belakang

   Mas Andra... wow, amazing... udah hadir aja dia!. Dia bisa 'teleportasi' atau punya 'pintu kemana saja' ala Doraemon

   "Arjuna nya udah dateng, aku tinggal ya, Mbak!"
   Pamit Kak Jihan, dengan nada berbisik padaku

   Mas Andra mengangguk saat berpapasan dengan Kak Jihan, dan kini sudah mengambil tempat di sebelah kananku

   "Nyonya Andra ini hobi banget mewek ya!. Padahal Mas belum ngapa-ngapain kamu loh, Nda?"
   Ujar Mas Andra dengan gaya jahilnya

   "Ngapa-ngapain itu apa Mas?. Dari kemarin 'ngapa-ngapain' terus!"
   Tanyaku dengan mata menelisik dan tajam

   "Ya, melakukan sesuatu bersama dan hanya kita berdua!"
   Jawabnya santai

   Arghh... ambigu banget kata-katanya.
Yaa Allah... jagalah aku dari pikiran dan godaan syaithan yang terkutuk...

   Kini aku menatapnya lekat..
   "Kalo punya pertanyaan tuh nanya. Mas pasti jawab, kalo yang kamu tanyain berkaitan sama Mas!"

   Tuh kan, lagi-lagi Mas Andra bisa baca apa yang ada dipikiranku.

   "Hmmm... Mas beneran cinta sama aku kan?. Cinta sama sayangnya ke aku, pake banget atau biasa aja?. Mas, nggak akan ninggalin aku kan, Mas?"

   Fix... alay-mu nambah parah Mith... kayak anak SMA yang mau ditinggal LDR sama kakak kelas

   Mas Andra menghela napas begitu dalam. Lalu memiringkan tubuhnya, menghadap padaku

   "Dengerin baik-baik pake telinga, simpan dalam pikiran, dan tanam dalam hatimu. Damithara Hanin Atmoko, mau berkenalan denganku!"
   Tanyanya sambil mengulurkan tangan padaku, lalu kusambut uluran tangannya

   "Aku, Arganindra Mahameru Baskara. Aku yang dua minggu lagi, akan menghalalkan dan mempertanggungjawabkanmu dihadapan Allah. Aku yang dengan segenap hati, jiwa, serta raga, akan bersama dan menemani sampai akhir hayatku. Aku tidak akan pernah meninggalkanmu, tanpa SPRIN yang terlegalisir sebagai perintah tugas!"

Mas Andra menjeda sejenak ungkapannya..

   "Silahkan jika kamu masih ingin meragukanku. Karena semakin besar keraguanmu, maka semakin besar pula pembuktianku!."

   Yaa Allah... inikah laki-laki yang KAU kirim, sebagai jawaban atas do'a-do'aku, tangisku, kecewa, dan lukaku...

To be continued


.
.
.
Hai Friends, aku selalu berterima kasih kepada kalian yang masih dan selalu setia menemani Mitha...

Sudah tahap persiapan nih, jangan lupa datang ya, ke pernikahan Mitha dan Mas Andra...

Salam sayang dari Dhi, buat kalian Friends 😘

Pc : 0¹ September ²0¹9
Published -> 03.09.19 19:09

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top