16. Melangkah BERSAMAMU 👫
Alloha... Holla... Hallo... Yuuhuuu...
"Assalamu'alaikum, selamat pagi semuanya!"
Sapaku pada seluruh Team, yang sudah berada di ruang meeting.
"Wa'alaikumussalam!"
"Selamat pagi!"
Jawab mereka semua bersamaan
"Oke!. Bisa kalian lihat file yang sudah dibagikan, di depan kalian!. Dan itu sudah sesuai dengan Team, maupun divisi kalian masing-masing. Bisa kalian pelajari dalam waktu sepuluh sampai lima belas menit, lalu kemukakan ide atau konsep yang kalian punya. Jelas, semuanya!?" jelasku pada mereka
"Jelas!"
Jawab mereka serempak
"Baik. Waktu, saya persilahkan mulai dari sekarang!"
Hari ini, Aku sudah kembali bekerja. Ada beberapa agenda dari client, yang harus kami diskusikan bersama. Termasuk rencana pernikahanku dengan Mas Andra
"Ini yang kemarin pending, nggak pake WL (waiting list), kok langsung RL (ready list)?!"
Tanya Kak Jihan (Leader Team Wedding), sambil menunjukkan file yang diisi oleh Mas Andra, hampir dua bulan lalu.
"Benar, Bu. Siang ini yang bersangkutan akan datang ke sini, untuk membicarakan kepastiannya!"
Mbak Asih yang lebih dulu memberikan penjelasan
"Oke. Sepertinya spesial!." sambil mengeringkan mata padaku
Baru dapet skip jadwal aja, Bunda Ji sudah seperti itu. Bagaimana tanggapan mereka semua nanti, jika mengetahui bahwa Akulah, calon mempelai wanita dari
Kapten (Inf.) Arganindra Mahameru.
📲
Sebuah notifikasi, menyadarkan lamunanku
Mas.Andra_nyaMitha -> Me
10:07
"Assalamu'alaikum, Nda!"
"Sedang sibukkah?"
Ehm... Mas Andra, rupanya. (ada penjelasan kenapa panggilannya bisa berubah)
Me -> Mas.Andra_nyaMitha
10:08
"Wa'alaikumussalam. Lagi meeting, Mas!"
Kalian tau, apa yang kurasakan saat ini?. Rasanya, aku kembali pada usia belasan tahun. Di mana hanya sebuah pesan singkat, atau perhatian-perhatian kecil, menjadi begitu membahagiakan. Ah, jadi malu...😆
Mas.Andra_nyaMitha -> Me
10:11
"Nda, maaf!. Mas, bisa ke kantormu, selepas dinas!. Gimana?"
Alhamdulillah... Tadinya, aku sempat bingung. Mana yang harus didahulukan. Karena jadwal kedatangan Mas Andra, dengan client yang lain, diwaktu yang bersamaan.
Me -> Mas.Andra_nyaMitha
10:13
"Iya, Mas. Jam berapa, nanti?"
💓
Mas.Andra_nyaMitha -> Me
10:13
"Jam 3"
Jadi, harus nunggu sekitar lima jam lagi, buat ketemu Mas Andra...
Eh... Kok pikirannya ke Mas Andra terus...
Sadar Mitha... Sadar... kerja... fokus... jangan ngalor ngidul pikirannya
Sabar..., Semua akan indah pada waktunya.
🌤🌤🌤☀🌤🌤🌤
Satu client, baru saja terselesaikan. Tinggal menunggu eksekusi, pada hari H. Sholat Dzuhur pun, sudah selesai ditunaikan.
Aku memang memberi kelonggaran waktu, bagi siapapun yang berkerja bersamaku. Jika sudah tiba waktunya untuk beribadah, ya harus beribadah!, apapun keyakinannya.
Kini aku sudah berada di dalam ruang kerjaku. Kuraih ponsel yang sedari tadi kutinggal di atas meja, dengan mode silent. Tampak pada layar, beberapa pesan dari seseorang...
Mas.Andra_nyaMitha -> Me
12:18
"Assalamu'alaikum, Nda!😍"
"Sudah sholatkah?"
12:36
"Sedang sibuk, rupanya!😤😡"
Aku tertawa sendiri membacanya. Bagaimana bisa seorang tentara, yang lekat dengan kesan tegas, kuat, keras, dan terlihat sangar, mengirim pesan dengan ikon seperti itu...
Me -> Mas.Andra_nyaMitha
12:43
"Wa'alaikumussalam, Mas!"
"Baru selesai sholat!. Maaf ponselku, ku silent tadi!😊"
Tak yakin dia akan langsung membalas pesanku. Sebaiknya, aku bersiap santap siang. Namun baru menegakkan tubuh saja, ponselku kembali bergetar...
Mas.Andra_nyaMitha -> Me
12:44
"Alhamdulillah...!😘"
"Sedang apa?"
"Sudah makan siang kah?"
Me -> Mas.Andra_nyaMitha
12:45
"Lagi chat sama Mas, kan"
(Aduh Mith... jawabanmu usil, dan kekanakan banget)
"Belum!, ini baru mau makan"
12:46
"Mas, sudah makan?"
"Lagi dimana?"
📲
Mas.Andra_nyaMitha -> Me
12:46
"Sudah, dong!"
12:47
"Mas, masih di MABES, Nda!"
"Makan dulu, Nda!. Nanti lambungmu bisa kambuh"
12:48
"Nanti, Mas contact kamu lagi!"
"Tunggu Mas ya, Nda!"
💓
Me -> Mas.Andra_nyaMitha
12:48
"Siap!. Laksanakan, Mas!"
Dia tau banyak hal tentangku, sementara aku harus mempelajari banyak hal tentangnya.
Ah... Aku jadi teringat kembali, sesaat setelah pengakuannya kemarin, di Surabaya...
* flashback on :
"Damithara...
Maukah berdampingan denganku?
Menjadi teman hidup, teman berbagi, dan selalu saling memahami...
Maukah kamu, meraih tanganku dan meraih bahagia bersamaku?"
Refleks kuanggukkan kepala, mendengar ucapan Mas Andra.
"Alhamdulillah... Terima kasih Yaa Allah!"
serunya saat melihat jawabanku
Aku mencoba untuk menahan senyum, melihat tingkahnya. Sebahagia itukah, Dia bersamaku?
Jika iya, maka izinkan aku untuk selalu menjadi sumber bahagianya, yaa Allah...
"E..ciyee..ciyee.. di kebun bunga ada yang berbunga-bunga, romantisnya!" ledek Anne, sambil tersenyum jahil ke arah kami
"Anak kecil emangnya tau, romantis itu apa?!" tanyaku dengan nada mencibir
"Taulah, Tan. Anne kan, udah tiga belas tahun!. Romantis tuh, Love-love an, sayang-sayangan, mesra-mesraan. Kayak di FTV, drama Korea atau dorama Jepang, gitu!" jelasnya panjang lebar, yang ditimpali senyum tak kalah lebar oleh Mas Andra
"Hadeuh... Mendingan kita pulang aja, kalo kamu udah selesai, Ann!" ucapku dengan ekspresi seperti orang marah
"Tuh kan, Om!. Bener yang aku bilang, Tante Mitha tu, 'gaganis' alias galak-galak manis. Keliatannya aja ketus, judes, tapi aslinya kaya gulali!." ujarnya seperti berbisik
"Aku masih bisa dengar, kok!" celetukku, yang membuat mereka tertawa bersama
🛣🛣🛣🛣🛣
15:17
Mobil kembali tiba di depan kediaman Mbak Linda. Tentu saja untuk mengantarkan Anne.
Nampak Mbak Linda sudah menunggu di teras rumahnya
"Assalamu'alaikum, Buk!"
Anne mencium punggung tangan Mbak Linda
"Wa'alaikumussalam!. Seneng banget nih, yang abis main!"
Aku hanya tersenyum, namun Anne yang menjawab
"Seneng dong, Buk!. Apalagi ada Om nya, juga!" ujarnya sambil menunjuk Mas Andra
"Loh.. siapa ini?"
Tanya Mbak Linda
"Mbak kenalin ini..
Mas Andra menyodorkan tangan kanannya
Perkenalkan saya.. Andra, Mbak!, Calon suaminya Tante Mitha!"
Doeng... apa tadi?... Mas Andra panggil aku, apa?... TAN-TE.. oh.. jadi dimata Mas Andra, aku tuh tante-tante.. oke nggak masalah, OM..
Setelah berpamitan, kami pun meninggalkan rumah Mbak Linda.
Mas Andra yang tengah mengendalikan kemudi, tersenyum jahil padaku
"Nggak usah ditekuk gitu mukanya!. Aku ngeliatnya lucu, bukan serem, Nda!"
"Om yang mulai duluan!"
"Mulai apaan?, tunggu.. kamu panggil aku, Om!"
Dia mengernyitkan dahinya, melirik sekilas, lalu kembali fokus ke depan
"Situ manggil aku, Tante!"
Pecah sudah tawa Mas Andra
"Aku kan memperkenalkan diri, sama sepupumu, yang notabene Ibunya, Anne. Jadi ya, cuma membahasakan aja!"
"Tapi manggilnya nggak pake 'TAN-TE', bisa kan?!. Lagian, aku kan...(kusebut dengan suara sekecil mungkin)"
"Apa, Nda?, Emang kamu siapanya, Mas?"
Fix.. seorang Damithara yang terkesan kaku, jutek, dan cool, terjebak sendiri oleh ulahnya sodara-sodara... parahnya lagi Mas Andra bisa denger, abis kamu, Mith... tamat sudah jati dirimu...
"Masih nggak bisa jawab, kamu siapanya, Mas?!" kali ini dengan nada tegas dan penuh penekanan
"Iya.. calon istrinya, Mas! P.U.A.S..!" jawabku dengan nada kesal
"Alhamdulillah... akhirnya, di akui juga!" ucapnya tersenyum sumringah.
Kupikir setelah mengantar Anne, kami akan langsung menuju apartemen, nyatanya tidak!.
Mas Andra mengarahkan mobil, menuju wilayah Gubeng.
17:07
Kami duduk di sini, menikmati senja. Dengan langit jingga, sebagai panoramanya.
Masya Allah... luar biasa indah. Sepertinya rasa syukur saja tak mampu membalas keindahan ini, pada Illahi Robbi...
"Kita nikmati sore ini ya, Nda!. Besok udah balik Jakarta, kan?!" ujarnya, kutanggapi dengan anggukan
"Beneran, kamu udah ikhlas buat terima Mas, sebagai calon suamimu?"
"Iya!." jawabku mantap
"Ponselmu mana, Nda?"
"Buat apa?, Ada di tas!"
"Ya udah, siniin aja!"
Kuserahkan ponsel padanya. Entah apa yang akan dilakukannya
"Password nya, Nda?"
Kulirik dia dengan tatapan menyelidik
"Privasi, ya?!. Oke"
Ucapnya sambil kembali menyerahkan ponsel padaku
Kusentuh keyboard pada layar ponsel, guna membuka password
"Dmine_90!"
Ujarnya mengeja passwordku
"Ma..sss!!!"
"Kenapa?!, cuma aku yang tau!"
Jawabnya santai bin cuek
"Jangan marah, Nda!, Calm!. Lagi Maghrib, juga!"
Aku hanya bisa terdiam, mendengar ocehannya. Memang benar, saat ini adzan sedang berkumandang. Tepatnya, takbir kedua.
Ternyata, tujuannya adalah mencari daftar kontak.
"Kamu simpen kontakku pake nama Mr.Rese'!. Kenapa?"
Tanyanya sambil mengotak-atik ponselku
Aku yang sedang asik memandangi langit, spontan menjawab...
"Karena Mas, emang rese'!. Hobinya seliweran dan ngerusuh dipikiranku terus!"
Segera kututupi mulutku dengan kedua tangan
Ya ampun Mith, kok bisa keceplosan, sih...
"Bagus dong, berarti ini cocok!"
Ujarnya sambil mengarahkan layar ponsel padaku. Tampaklah apa yang diketiknya...
↪Mas.Andra_nyaMitha↩
Mulai detik ini nama itulah yang akan muncul, setiap Mas Andra berkomunikasi denganku
"Kalo namaku di ponselnya Mas,apa?"
Tanpa menjawab, diambil ponselnya, lalu diperlihatkan padaku
↪[My.Tha]Nyonyaku↩
* flashback off
14:59
Ponselku berdering
"Assalamu'alaikum"
"Wa'alaikumussalam"
"Di mana, Nda?. Mas, udah di depan Cafe!"
"Di ruanganku, Mas!. Mau langsung ke atas atau minum dulu?"
"Aku ke atas, ya?!"
"Oke, Mas!"
#Dua menit kemudian
"Nda!"
Sapanya saat berada tepat di pintu ruanganku
"Hai.. masuk, Mas!"
Aku mempersilahkannya duduk di sofa di dalam ruanganku
Kusodorkan kembali file yang beberapa bulan sempat diisi olehnya
"Kenapa bukan kamu sendiri yang mengisinya?"
Tanyanya sambil melihat lembaran kertas
"Ya, Mas lah yang ngisi. Mas kan client nya!"
Mulailah dia menulis bagian-bagian yang belum terisi
"Emang Mas tau, nama lengkap, sama biodataku?"
Rasanya hambar jika sedetik saja aku tak berbuat usil atau menjahilinya
"Jangankan nama lengkapmu!. Nama lengkap Papamu aja, Mas udah hafal diluar kepala. Mau ijab kabul sekarang juga boleh!"
Tantangnya sambil menaik-turunkan alis
"Ehmm... karepmu (maumu)...!"
Ujarku mengejeknya yang disambut derai tawa Mas Andra
"Mas...!"
Panggilanku hanya dijawab dengan gumaman saja
"Mas pernah pacaran kan?"
Hal ini cukup membuatku penasaran
"Pernah. Kenapa memangnya?"
"Penasaran aja!. Mas kan ganteng, tinggi, proposional, nggak geseng (cenderung putih atau bening, tidak kecoklatan). Kalo Mas nggak lagi pakai baju dinas, pasti nggak ada yang percaya kalo Mas itu tentara. Terus kenapa Mas, belum nikah?!
Mas Andra mengangkat wajahnya, kali ini bukan sebuah lirikan yang ia berikan, melainkan sebuah tatapan. Dia menatapku begitu lekat.
Tangannya merogoh saku bagian kanan seragamnya. Mengeluarkan ponsel, membuka multimedia, lalu memutar sebuah lagu
"Dengerin ya, Nda!. Jawabku ada di lagu ini!" perintahnya dengan nada lembut
Aku mendengarnya hingga akhir..
Yaa Allah... Seperti inikah rasanya padaku...
Jantungku tak berhenti bersenandung. Hatiku yang kemarin terasa hampa, kini mendapat euforia yang berbeda dari lelaki ini.
Lelaki yang kini duduk tepat di hadapanku
Lelaki yang sama sekali tak pernah kuduga kedatangannya
Lelaki yang tak pernah kusangka, akan mendekatiku dan melamarku dengan cara yang begitu istimewa
Lelaki yang bahkan profesinya saja, dulu begitu kuhindari
Kini siap melangkah bersamaku
Terima kasih karena telah mencitaku
Bantu aku ya, Mas... Untuk meyakini bahwa 'KETULUSAN & CINTA' itu masih nyata, ada di dunia ini
*Ini spesial untukmu, Mas.Andra_nyaMitha
(Yang udah liat atau ngerti sama mulmed yang ini👆, komen dong...)
.
.
Makasih buat kalian yang masih setia ngikutin kisah cintanya Mitha sama Mas Andra...
Menuju part-part akhir nih, Friends...
Jangan lupa tinggalin jejak berupa VOTE &juga KOMEN...
Salam sayang untuk kalian, Friends 😘😘😘🤗
*Pc : ²²-²⁴ Agustus ²0¹9
Published -> 24.08.19 19:12
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top