15. (hanya) Menepi (bukan) lari...!

* seperti mulmed-nya :
"Siapkah Mitha, jatuh cinta lagi?"

Jam sembilan pagi ini, Aku sudah mengendarai mobil bersama Anne. Sesuai janji yang kuucapkan kemarin, bahwa Aku akan menemaninya berkeliling.

Awal mulanya kami akan menuju 'Hutan Mangrove', namun keinginan Anne berubah tujuan menjadi, 'Kebun Bibit Wonorejo'.

Sepanjang perjalanan kami, hanya lagu bertemakan kartun yang terdengar dari dalam mobil ini. Seperti...

"Aku ingin begini, Aku ingin begitu. Ingin ini, ingin itu, banyak sekali..."
Akupun ikut menikmati dan bernyanyi bersamanya

"Aku ingin terbang bebas, di angkasa... Hai baling-baling bambu, hahaha..." ucap kami serentak, lalu tertawa

"Seru ya, Tan!"
"Iya. Anne, suka?"
"Sukaaa... buangettttt..., Tan!" ucapnya dengan penuh kegembiraan khas anak kecil

"Nanti, di sana, Anne boleh foto-foto!. Tapi jangan jauh-jauh dari Tante, promise?!"
"Promise, Tan!" ujarnya, sambil menautkan jari kelingkingnya dengan jari kelingkingku.

🚘🚘🚘🚘🚘


Beruntungnya tempat ini tak terlalu ramai, sehingga Aku bisa menyendiri.
Semoga pikiranku bisa kembali menjadi jernih, Ya Allah...

Apa yang terjadi sehari kemarin cukup membuat tubuh serta jiwaku, serasa berada dalam wahana permainan.

Mulai dipertemukan kembali dengan Leon. Telepon dari Mas Andra yang tiba-tiba membuatku kesal setengah mati.

Insiden lowbat nya ponsel, yang mengakibatkan kemarahan Mama. Pradugaku terhadap Biya.

Hingga lamaran yang ditujukan untukku dan menghadirkan 'Kapten (Inf.) Arganindra Mahameru Baskara, sebagai calon suamiku.

😍😍😍😍😍😍😍😍😍

Mataku masih menatap lekat pada benda berkilau yang melingkari jari manisku, yang juga disematkan olehnya, sejak semalam.

Sesekali kuarahkan pandanganku untuk mengawasi Anne, yang tengah asik membidik objek-objek menarik disekitarnya.

Kenapa perginya bisa hanya berdua saja dengan Anne?
Jangan berpikir bahwa Aku menyelinap secara diam-diam, ya...!

Pagi tadi kuputuskan meminta ijin pada Papa, bahwa Aku butuh waktu untuk sendiri.

*Flashback on :

"Pap..."
"Kenapa, Mbak?"
"Aku mau jalan-jalan, boleh ya?!"
"Kemana?"
"Nemenin, Anne!. Kemarin kan nggak jadi, karena Abi sakit!"
"Sama siapa aja?"
"Cuma berdua, aja!"
Papa menghela napas dalam

"Boleh!. Hati-hati ya, Mbak!. Papa tau ini sulit untuk Mbak. Jangan malem-malem pulangnya"

Aku mengangguk dan tersenyum. Lalu Papa mengusap lembut kepalaku

"Terima kasih ya, Mbak!. Sudah mau mengerti dan selalu berusaha menjadi yang terbaik untuk kami."

*Flashback off

🙄🙄🙄🙄🙄🙄🙄

Lamunku menerawang jauh. Merenungi kesalahanku yang telah lalu.

Cukup dulu, Aku melarikan diri!
Cukup dulu, Aku bodoh karena mencintai!
Sekarang, tak akan kuulangi lagi!
Kini, Aku bukan lari. Aku hanya butuh menepi, untuk mencerna, memahami, dan menerima semua ini.

Sebuah lagu dikirim melalui aplikasi perpesanan.
Tanpa judul, namun disertai sebuah pesan membuatku penasaran.

*Part 1, bagian dari perasaanku
Part 2, tentang risalah hatimu
(Semoga tebakanku, benar!😍😘)

Segera saja kusentuh tanda panah untuk mendengarkan nya...

🎵🎧🎧🎧🎧🎧🎧🎧🎵

I -> Ketika 'ku mendengar bahwa
Kini kau tak lagi dengannya
Dalam benakku timbul tanya

Masihkah ada dia di hatimu bertahta?
Atau ini saat bagiku untuk singgah di hatimu?
Namun siapkah kau 'tuk jatuh cinta lagi?

Meski bibir ini tak berkata
Bukan berarti 'ku tak merasa
Ada yang berbeda di antara kita

Dan tak mungkin 'ku melewatkanmu hanya karena
Diriku tak mampu untuk bicara
Bahwa aku inginkan kau ada di hidupku

II -> Kini 'ku tak lagi dengannya
Sudah tak ada lagi rasa
Antara aku dengan dia

Siapkah kau bertahta di hatiku hai cinta
Karena ini saat yang tepat untuk singgah di hatiku

Namun siapkah kau 'tuk jatuh cinta lagi?

Meski bibir ini tak berkata
Bukan berarti 'ku tak merasa
Ada yang berbeda di antara kita

Dan tak mungkin 'ku melewatkanmu hanya karena
Diriku tak mampu untuk bicara
Bahwa aku inginkan kau ada di hidupku

🙄🙄🙄🙄🙄🙄🙄


"Ice cream green choccolatto!. Efektif untuk memperbaiki mood" sebuah tangan terulur padaku.

Aku terperanjat...😯😯😯

Lah kok, bagaimana bisa Dia disini?
Bagaimana caranya menemukanku?
Sedangkan Aku hanya membaca pesan dan memutar lagu yang dikirimkan oleh nya...

Kalimat-kalimat ini terus berputar di otakku

"Nggak usah bingung gitu, mukanya!" hanya senyum canggung yang kini kuperlihatkan
"Aku tau kamu disini, dari Instagram Anne!"

Anne... Kok bisa dia tau atau kenal sama Anne?!

"Kamu tuh bikin gemes, ya..!" ujarnya tiba-tiba
"Kalo kamu punya pertanyaan itu, ungkapin, bicara, ngomong!. Tau kan caranya.. buka mulut sedikit, gerakkan bibir secara perlahan dan gunakan suara, seperti itu caranya!" jelasnya padaku

"Hehehe..."
Kutanggapi dengan tawa dan anggukan

Lucu ya..., Aku yang tak terbiasa sedekat ini dengan lawan jenis (setelah memutuskan untuk menutup hati) bisa kembali tertawa dan merasa nyaman berada didekatnya.

Dekat yang ingin kugambarkan disini, bukan seperti yang kalian lihat didrama atau sinetron remaja. Saling menempel, memeluk, dan menyandarkan kepala. NO, BIG NO!.

Kami hanya duduk disebuah bangku. Dengan sekantong plastik makanan berada ditengah yang memisahkan kami.

Baiklah! karena Dia menginginkan Aku untuk berbicara, maka akan kuungkapkan segala pertanyaanku...

"Ehmmm... Bisa tolong jelasin semuanya?"
Belum sempat menjelaskan, terlihat Anne berjalan kearah kami

"Hallo, Om. Aku, Anne!. Om siapanya Tante Mitha?"

Anne, Anne... Pengen tau aja...
Mereka saling berjabat tangan

"Hai.. nama Om, Andra!"
Anne tersenyum, tampak menunggu kalimat selanjutnya

"Om, calon suaminya Tante Mitha!"
"Serius, Om?!. Om, yang nge-like dan DM Aku tadi kan?"

Tanyanya dengan antusias, yang dijawab anggukan oleh Mas Andra

"Ok... Ok... Aku ngerti! Kalo gitu, Anne ke sana ya Tan, Om!"

Pamitnya padaku dan Mas Andra, sambil menunjuk ke arah yang dituju

🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃

Sepeninggal Anne, Aku yang masih merasa canggung hanya berani sesekali melirik kearahnya.

Hingga Dia membuang napas yang terdengar berat...

"Ternyata lebih gampang nyuruh anggotaku untuk ngelakuin sesuatu, daripada ngajak kamu ngobrol ya, Nda!"
Aku tersenyum rikuh, menanggapi kalimat Mas Andra.

"Kemarin-kemarin, kamu tidak seperti ini terhadapku?"

Deg... Yaa Allah, kenapa Dia harus bertanya seperti ini!.
Kalimat ini, dulu pernah kusampaikan kepada...

"Nda... Nda... hei... Damithara Hanin Atmoko!"
"Haahh... Iya, Mas. Karena sebelumnya kita kan hanya client dan consultan aja. Dan Mas Andra, belum menjadi calon suamiku!"

Aku tersadar saat Mas Andra mengguncang bahuku, dan berakhir dengan jawabanku yang tanpa jeda.

Kini kuberanikan diri untuk menatapnya. Dia pun menatapku, sebelum mengalihkan tatapannya ke arah depan.

"Kita saling mengenal sejak kecil, Nda!. Aku sudah mengetahui semua hal tentangmu. Baik itu dari Zain, Arisya, Mama dan Papamu, ataupun kedua Adikmu. Maaf, jika caraku ini salah menurutmu. Demi Allah, Aku sama sekali tidak pernah merekayasa apa yang terjadi diantara kita!. Semuanya Aku pasrahkan sama Allah!"
Mas Andra menjeda sejenak penjelasannya

Yaa Allah, disaat Aku masih berdo'a untuk orang lain... Ternyata disaat hampir bersamaan, adapula yang berdo'a untukku.....

"Dengerin Aku ya, Nda... Semoga kamu bisa mencerna penjelasanku dengan baik!...

(Semua penjelasan Mas Andra kepada Mitha, baca "Jawaban ANDRA" ya, Friends)

Aku benar-benar terpaku, mendengar kalimat demi kalimat yang dilontarkannya.

Lelaki tampan yang kini duduk disisi, kananku...
Lelaki gagah yang ingin membahagiakanku...
Lelaki kuat yang bercita-cita melindungiku...
Lelaki dengan segudang do'a dan cara untuk merengkuhku...
Lelaki sholeh yang mendambaku dengan ridho' dan kuasa-MU

Yaa Allah, di saat Aku masih tenggelam bersama kisah laluku... Justru ada orang lain yang menginginkan bahagia bersamaku

"Kamu masih mendengarku?. Mengerti dengan ucapanku?!"

Kuanggukkan kepala, menjawab pertanyaannya. Bahkan sejak tadi Aku tak mengalihkan pandanganku dari wajahnya.

"Damithara...
Maukah berdampingan denganku?
Menjadi teman hidup, teman berbagi, dan selalu saling memahami...
Maukah kamu, meraih tanganku dan meraih bahagia bersamaku?"

Masya Allah...
Tuluskah yang disampaikannya, kepadaku?
Benarkah apa yang kini terlontar dari bibirnya?
Bahkan beberapa saat lalu, Aku sempat menepis setiap debat dan rasa yang disebabkan olehnya...

Yaa Allah... bantu hamba untuk meyakinkan hati serta diri hamba, bahwa seorang Arganindra lah yang KAU pilihkan sebagai penyempurna agamaku... Aamiin yaa rabbal'Aalamiin

.
.

Holla...holla... 👋 Mitha dengan segudang keluh kesahnya, balik lagi nih Friends 👏👏👏

Terima kasih buat yang sudah setia menunggu...

Jangan lupa tinggalin jejak ya, vote maupun komen...
Semoga nggak bosen bacanya ya...🙏

Ditunggu kritik dan sarannya, makasih buanyakkk Friends...🤗

Pc : 9-¹0Agustus²0¹9
Published -> 10.08.19 21:23

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top