Welcome to Kiseki no Sedai's Dorm
Ini semua demi kakakku. Jika tidak begini, aku juga tak akan mau kembali ke Jepang seorang diri dan mengganti posisi kakakku yang kini tengah koma di RS New York.
.
.
.
Kiseki no Sedai Music
Disclaimer: Fujimaki Tadatoshi
Genre: Friendship, Drama, Music, Hurt/Comfort, Romance(?)
Warning: AU, OOT, OOC dan berbagai macam kekurangan lainnya.
Lagu-lagu yang nantinya bakal muncul di fict ini merupakan image song Kuroko no Basket
.
.
.
Welcome to Kiseki no Sedai's Dorm
.
.
.
Baik Tsubasa dan Akashi hanya diam di jok belakang mobil yang dikendarai oleh Nijimura. Tsubasa tak tertarik untuk memulai percakapan. Begitu pula dengan Akashi. Menyadari situasi yang canggung diantara mereka, Nijimura memulai percakapan.
"Oh ya Kagami, sebelum ini kau tinggal dimana?"
"Aku tinggal di Amerika sejak kecil. Tapi setelah lulus SMP aku pindah ke Jepang." Jawab Tsubasa. Bohong? Sudah pasti. Itu hanya jawaban yang dilontarkannya karena berada di posisi kakaknya.
Akashi melirik Tsubasa sekilas seolah berusaha menilai Tsubasa. Jujur saja Tsubasa takut dengan tatapan mata heterochrome Akashi. Tatapan mengintimidasi itu membuat Tsubasa serba salah.
Setelah perjalanan selama hampir 15 menit, Nijimura menghentikan mobilnya.
"Kita sudah sampai." Ujar Nijimura.
Akashi membuka pintu mobil dan keluar diikuti Tsubasa. Selama beberapa saat gadis itu merasa Nijimura salah tempat. Ia hanya melongo menatap bangunan di depannya.
Bangunan itu besarnya sangat tidak umum. Dengan taman luas dan air mancur kecil di depannya. Ini sih bukan dorm lagi namanya tapi istana!
"Akashi, kau ajak Kagami berkeliling dorm yah! Sekalian kenalkan dia dengan teman-temanmu. Aku harus pergi bernegosiasi dengan pihak sponsor tentang konser untuk Kagami minggu depan."
Akashi hanya mengangguk.
"Kagami, aku pergi dulu. Aku akan kesini besok pagi."
"Terima kasih banyak, Nijimura-san."
Nijimura hanya tersenyum sebelum akhirnya melajukan mobilnya pergi meninggalkan Tsubasa dan Akashi di depan dorm besar milik Kiseki no Sedai.
"Kau berniat terus berdiri di sana seharian?" Tegur Akashi.
Tsubasa berbalik dengan takut dan mengekori Akashi yang kini berjalan masuk dorm.
"Tadaima," ucap Akashi saat membuka pintu besar dorm.
"Okaeri, Akashicchi!" Seorang pemuda berambut pirang dengan bola mata sewarna emas menyambut Akashi begitu pemuda berambut merah itu masuk.
"Dimana yang lain?" Tanya Akashi. Tsubasa masuk perlahan dan kembali takjub dengan pemandangan ruang tamu dorm Kiseki no Sedai.
"Mereka sedang sibuk mempersiapkan konser kita minggu depa..." Ucapan pemuda itu terpotong saat melihat Tsubasa.
"Akashicchi, dia..."
Akashi melirik Tsubasa seolah menyuruh gadis itu memperkenalkan dirinya. Tsubasa yang baru menyadari arti tatapan itu beberapa detik kemudian hanya tersenyum canggung.
"Ah... Kagami Taiga, yoroshiku."
Hening beberapa saat sebelum...
"MINNACCHI! DIA SUDAH DATANG'SSU" Teriak pemuda blonde itu heboh.
Detik berikutnya terdengar suara berisik di lantai atas diikuti kemunculan beberapa pemuda yang warna rambutnya mengingatkan Tsubasa pada lengkungan fenomenal yang muncul setelah hujan.
"Itu member baru kita?"
"Heee... kok agak pendek ya?"
"Tapi kelihatannya dia berbakat-nodayo"
"..."
Tsubasa sedikit risih mendengar suara bisikan yang jelas-jelas ditujukan untuknya. Dasar tidak sopan! Kenapa mereka tidak tahu malu dengan mengatainya di depannya seperti ini?!
"Perkenalkan dirimu!" Perintah Akashi. Tsubasa terlihat sangat salah tingkah sekarang. Berdiri di depan enam pemuda dengan tampang selangit pasti membuatmu gugup bukan? Walaupun kenyataannya mereka tidak mengetahui jika Tsubasa adalah seorang cewek.
"Kagami Taiga, yoroshiku!" Tsubasa berusaha bersikap sebiasa mungkin. Dia punya pemikiran jika dia bersikap canggung pada cowok-cowok seperti mereka, mungkin justru dia akan dianggap aneh.
"Kise Ryouta'ssu!" Pemuda berambut pirang itu memperkenalkan dirinya dengan ceria.
"Murasakibara Atsushi," ucap seorang pemuda berambut ungu dan postur tubuhnya hampir mirip raksasa bagi Tsubasa.
"Aomine Daiki," kali ini seorang pemuda berkulit hitam dengan rambut navy blue memperkenalkan dirinya.
"Midorima Shintaro," seorang pemuda dengan warna rambut hijau lumut memperkenalkan dirinya sambil membetulkan letak kacamatanya yang sama sekali tidak melorot. Dan di tangan kanannya dia membawa kodok mainan? Tsubasa harus mengerjapkan matanya beberapa kali untuk memastikan dia tidak salah lihat.
"Kuroko Tetsuya dessu." Tsubasa nyaris terlonjak kaget. Jika pemuda bersurai baby blue itu tidak bersuara, Tsubasa pastilah tidak tahu jika ia disana.
"Mereka semua adalah Kiseki no Sedai dengan aku, Akashi Seijuro sebagai leadernya." Lanjut Akashi mengambil alih.
"Dan asal kau tahu saja, kami berbeda dari selebriti kebanyakan. Kami mengerjakan semua hasil karya kami tanpa bergantung pada agensi. Shintaro sangat ahli dalam mengarang lagu, Tetsuya yang menentukan nadanya, Daiki yang mengurus koreografi dance, Atsushi yang mengatur aransemen musik dan Ryouta yang mengurus busana kami jika konser dilaksanakan. Jadi pastikan kau tidak bersikap manja disini karena hanya Nijimura-san yang mengurus Kiseki no Sedai. Paham?"
Tsubasa meneguk ludahnya susah payah setelah mendengar penjelasan Akashi. Ia tak tahu jika Kiseki no Sedai adalah tipe artis yang mandiri. Gadis itu mengangguk pelan setelah berpikir jika lebih baik menurut daripada membantah. Ia merasa akan terajadi sesuatu yang buruk jika berani membantah sang leader.
"Tetsuya, ajak Kagami ke kamarnya." Perintah Akashi pada pemuda berambut baby blue yang kini entah bagaimana sudah berdiri di samping Tsubasa. Membuat gadis itu kembali terlonjak kaget.
"Ha'i. Kagami-kun ayo ikut aku." Kuroko memberi isyarat agar Tsubasa mengikutinya.
Kuroko berjalan ke lantai dua diikuti Tsubasa. Hingga akhirnya, pemuda bersurai baby blue itu menghentikan langkahnya di depan sebuah pintu.
"Kagami-kun, ini adalah kamarmu. Kemarin Nijimura-san sudah menata barang-barangmu disini. Jadi kau bisa langsung istirahat. Kamarku ada tepat di depan kamarmu. Di samping kiri ini kamarnya Kise-kun, lalu di samping kanan sini kamarnya Aomine-kun." Jelas Kuroko dengan datarnya.
"Lalu kamar anggota lainnya?"
"Kamar mereka di koridor sebelah kiri yang kita lewati tadi."
Tsubasa mengangguk mengerti.
"Arigato, Kuroko."
Kuroko hanya tersenyum tipis dan mengangguk.
Begitu Kuroko pergi, Tsubasa memasuki kamarnya dan melongo. Ini kamar atau lapangan sepak bola?! Luasnya benar-benar keterlaluan! Kamar itu bahkan lima kali lebih luas dari pada kamar apartemen Tatsuya. Gadis itu berjalan perlahan kearah tempat tidur dan merebahkan tubuhnya. Ia menghela nafas dalam-dalam.
"Kiseki no Sedai ya...? Sampai berapa lama aku harus disini?" Gumam Tsubasa pelan.
***
Tok, tok, tok!
Tsubasa yang tengah mengagumi pemandangan dari beranda kamarnya kaget mendengar suara ketukan pintu. Gadis itu memutuskan segera berjalan ke pintu dan membukanya. Terlihat seorang pemuda berkulit hitam dan berambut navy blue berdiri di depan pintunya. Kalau tidak salah ingat... namanya... Aomine?
"Ada apa?" Tanya Tsubasa.
"Ke ruang makan sekarang. Semua sudah menunggu." Ucapnya singkat, padat, dan jelas.
Tsubasa melirik jam dinding kamarnya. Sudah pukul enam. Waktunya makan malam.
"Baiklah. Aku akan segera kesana."
Setelah mengunci kamarnya, Tsubasa berjalan bersama Aomine menuju ruang makan. Dan lagi-lagi, Tsubasa dibuat takjub dengan interior ruang makan itu.
Ruang makan itu didominasi warna krem yang lembut. Dengan meja panjang dan kursi sebanyak 7 buah. Dan tak jauh dari meja makan, ada konter dengan meja kayu dan tatanan gelas yang digantung diatas, mengingatkan Tsubasa pada bar yang sering ia lihat di tv. Para pemuda ini... walaupun mandiri, tetap saja gaya hidup mereka keterlaluan mewahnya!
"Ah... Kagamicchi! Sini'ssu!" Kise melambaikan tangan dengan semangatnya dan memberi isyarat agar Tsubasa duduk di tempat antara dia dan Kuroko. Tsubasa menurut dan duduk dengan agak canggung. Ayolah, Tsubasa cuma gadis normal yang tetap akan gugup jika duduk diantara dua pemuda tampan itu.
Baru duduk selama lima detik, si rambut hijau Midorima sudah meletakkan tumpukan kertas yang tingginya hampir setengah meter di depan Tsubasa. Tsubasa menoleh menatap Midorima bingung.
"Apa ini?" Tanya Tsubasa.
"Jadwal latihanmu selama seminggu-nodayo." Jawab Midorima sambil memajukan kacamatanya yang sama sekali tak melorot.
Tsubasa melotot menatap Midorima.
"Sebanyak ini?"
Ini namanya penyiksaan mental! Lanjut Tsubasa dalam hati.
"Ini sudah kupotong setengahnya setelah Akashi memintaku agar pembagian jadwalnya tidak bentrok dengan jadwal kami-nodayo."
"Tapi kan..."
"Jadwal itu bisa dikurangi lagi menjadi beberapa lembar." Suara dingin, tenang dan khas itu memotong ucapan Tsubasa. Gadis itu menoleh dan mendapati Akashi sudah berdiri di depan pintu ruang makan.
Gadis itu menghela nafas lega. Setidaknya pemuda bermata heterochrome itu punya sisi baik juga.
"Asalkan kau bisa melewati tes kecil yang kuberikan." Lanjut Akashi sambil berjalan menuju meja makan.
Duaaar! Bagaikan tersambar petir di siang bolong, Tsubasa menyesal sudah menganggap Akashi punya sisi baik. Pemuda merah itu iblis!
"Tes? Maksudmu... semacam ujian?" Tanya Tsubasa ragu. Ia benar-benar tidak siap!
"Begitulah. Setelah makan malam, kita akan berkumpul di ruang audio." Nada mutlak keluar dari mulut Akashi dan tak ada seorangpun yang berani membantahnya termasuk Tsubasa.
Selama makan malam itu, Tsubasa benar-benar was-was. Apalagi semua anggota Kiseki no Sedai minus Akashi terus menatapnya seolah mengatakan, Kami turut berduka cita karena kau akan jadi korban Akashi.
Kami-sama.... apa yang harus aku lakukan?! Jerit Tsubasa dalam hati.
***
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top