Kise Job

"Kalaupun memang Kagami-kun menceritakan sesuatu tentang dirinya, lalu kenapa? Kau juga bisa mengamatinya kan? Kau pasti langsung bisa tahu seperti apa Kagami-kun itu."

"Seandainya saja bisa begitu." Akashi mengambil tasnya lalu berjalan keluar gym.

Kuroko termenung selama beberapa saat. Mendengar ucapan Akashi tadi membuat Kuroko berpikir, ada apa pada leadernya itu? Kenapa dia sangat tertarik sekali pada Kagami? Mengesampingkan fakta jika Kagami adalah anggota baru mereka, pemuda pindahan Amerika itu juga sangat berbakat. Kuroko akui itu. Tapi... ketertarikan Akashi ini bisa dibilang adalah hal yang langka. Apa yang sebenarnya terjadi?
.

.
.
Kiseki no Sedai Music
Disclaimer: Fujimaki Tadatoshi
Genre: Friendship, Drama, Music, Hurt/Comfort, Romance(?)
Warning: AU, OOT, OOC, OC, typo bertebaran dan alur cerita yang suka-suka author
Lagu-lagu yang bakal muncul nantinya adalah image song Kuroko no Basket walau tidak menutup kemungkinan ada lagu lain yang nyasar.
.
.
Kise Job
.
.

Keesokan harinya, anak-anak Kiseki no Sedai plus Kagami izin tidak latihan basket karena mereka ada gladi bersih di gedung pertunjukan yang ada di pusat kota. Sesampainya di studio tempat mereka akan konser, Nijimura langsung berkoordinasi dengan para panitia. Sedangkan Akashi selaku leader, memberi pengarahan pada para anggotanya untuk konsep konser mereka besok. Sampai disini Kagami berpikir semuanya berjalan lancar dan baik-baik saja. Bahkan Akashi juga terlihat tidak terlalu angkuh seperti biasanya ketika memberikan instruksi pada Kagami.

"Oke, istirahat dulu sepuluh menit!" teriak salah satu panitia setelah Akashi dan teman-temannya selesai menyanyikan beberapa lagu serta Kagami yang muncul di beberapa lagu mereka.

"Ini minumanmu, Kagami." Nijimura memberikan sebotol air mineral pada Kagami. Gadis itu menerimanya tanpa berucap apapun karena kelelahan dan langsung meminumnya.

Sepertinya bukan hanya dia yang kecapekan. Semua anggota Kiseki no Sedai tampak kelelahan dengan peluh yang bercucuran dan nafas yang nyaris tidak bisa diatur. Jadwal konser mereka hanya akan berlangsung selama dua jam, karena Nijimura berkata akan ada jumpa pers setelah konser itu untuk memperkenalkan Kagami sebagai anggota ketujuh Kiseki no Sedai.

"Kurasa latihan kalian sudah cukup. Kise, kau sudah menyiapkan pakaiannya kan?" Tanya Nijimura pada sang pemuda pirang.

"Sudah'ssu. Tinggal punya Kagamicchi saja yang belum'ssu."

Merasa namanya disebut-sebut, Kagami ikut bertanya,
"Ada apa?"

"Kise adalah bagian desaigner kostum konser kalian. Dan karena kau belum dapat baju, ada baiknya kau pulang dulu dengan Kise. Masih ada beberapa hal yang harus diurus disini."

"Baiklah." Kagami segera mengambil ranselnya dan berjalan keluar studio bersama Kise.

***

Kagami berjalan menuju salah satu ruangan di lantai satu dorm. Karena ia dan Kise pulang duluan, di dorm besar itu hanya ada mereka berdua sekarang ini. Setelah sampai di ruangan yang menurutnya tepat, Kagami langsung saja membuka pintunya.

"Kise,"

Kagami mendorong daun pintunya dan melongok ke dalam. Gadis itu terpana melihat ruangan itu yang bisa disamakan dengan butik! Segala macam model pakaian lelaki tertata rapi di ruangan itu. Beberapa diantaranya dipakai oleh patung manekin yang juga ditata sedemikian rupa hingga nyaman di pandang. Di dinding ruangan itu ada sejumlah poster para anggota Kiseki no Sedai yang berfoto ala model dengan berbagai pose dan desain baju yang berbeda.

Tatapan gadis itu tertuju pada salah satu poster yang bergambar Kuroko dengan pose yang... sangat keren bagi Kagami. Dengan sneaker berwarna hitam belang putih, celana jeans longgar dan earphone yang menggantung di lehernya. Ya ampun! Dia benar-benar terlihat berbeda di poster itu. Sedangkan di samping poster Kuroko, ada poster bergambar Akashi dengan pose ala butler lengkap dengan pakaiannya dan senyum iblisnya. Kagami tidak heran jika banyak yang terpesona melihat poster Akashi yang satu ini. Bagi Kagami, Akashi adalah iblis berwajah malaikat.

Gadis itu terus melangkah ke dalam dan melihat-lihat busana yang ada di ruangan itu. Tunggu dulu! Kagami mengerem langkahnya tiba-tiba. Jika Kise adalah bagian yang menangani busana di Kiseki no Sedai, berarti cowok pirang itu yang menyusun konsep busananya. Dan apabila benar begitu, pasti akan ada sesi pengukuran badan bukan? Itu berarti...

Menyadari jika mungkin saja identitasnya dalam bahaya, Kagami segera memutar tubuhnya dan tanpa suara hendak kembali keluar, namun...

"Kagamicchi? Maaf tadi aku sedang sibuk'ssu. Jadi tidak tahu jika Kagamicchi masuk'ssu."

...terlambat. Pemuda pirang itu datang dari dalam ruangan butik itu. Kagami menoleh menatap Kise dan tersenyum getir.

"Kise, bisa kita batalkan acara ini?" Tanya Kagami.

"Kagamicchi ngomong apa'ssu? Ini juga untuk kepentingan konsermu juga'ssu." Kise mendekati Kagami sambil membawa pita meteran di tangannya.

"Jangan mendekat!" seru Kagami keras, membuat Kise menghentikan langkahnya dan menatap Kagami bingung.

"Kau tidak perlu paranoid begitu'ssu. Ini cuma pengukuran tubuh biasa'ssu." ujar Kise sambil berkacak pinggang.

"Etto... samakan saja ukurannya dengan salah satu bajuku. Kau tidak perlu mengukurku." sahut Kagami cepat. Dia tidak mau penyamarannya terbongkar di sini oleh Kise pula.

"Hmm...? Kenapa begitu'ssu?" Tanya Kise dengan tatapan penuh selidik.

"Karena..." baiklah Kagami bingung sekarang. Ia harus segera mencari alasan yang masuk akal agar Kise tidak mencurigainya.

"...aku tidak terbiasa. Selama di Amerika, aku selalu membeli pakaian langsung jadi. Lagipula, ukuran baju seragam yang kau berikan padaku sangat pas. Padahal waktu itu kau tidak mengukur tubuhku." kini giliran Kagami yang berkacak pinggang.

"Ah... yang waktu itu ya...? Yah, sebenarnya aku bisa tahu ukuran tubuh seseorang dengan sekali lihat'ssu. Baiklah, karena Kagamicchi tidak mau diukur, akan kucoba untuk langsung membuat bajunya sekarang'ssu."

Kise memberi isyarat agar Kagami duduk di salah satu sofa yang ada di ruangan itu. Sedangkan ia sendiri berjalan ke salah satu sudut ruangan yang terdapat berbagai macam kain dengan jenis yang berbeda pula. Ia terlihat memilih-milih kain yang cocok sebelum akhirnya memotongnya menggunakan silet.

Semua dikerjakan dengan sangat cepat dan rapi. Bahkan Kagami yang melihat itu hanya bisa terpana dengan aksi Kise yang sedang menjahitkan baju untuknya. Tak sampai dua jam, pemuda pirang itu menyerahkan hasil kerjanya pada Kagami.

"Coba saja dulu'ssu. Kamar gantinya di sana'ssu." Kise menunjuk ruangan kecil yang ditutupi tirai.

Kagami menurut dan berjalan masuk ke dalam tirai itu dan mencoba pakaian barunya. Pakaian itu terdiri dari jaket coat panjang tanpa lengan berwarna cokelat, kaos panjang berwarna putih dan celana jeans berwarna hitam.

"Kise, bagaimana menurutmu?" Kagami meminta pendapat saat ia keluar dari kamar ganti.

"Keren'ssu. Kagamicchi terlihat keren dengan pakaian itu'ssu!" Kise berseru girang menatap hasil kerjanya.

"Tapi..." Kise berjalan mendekati Kagami dengan wajah serius membuat Kagami gugup saat menyadari wajah Kise begitu dekat dengan wajahnya.

"Cuma perasaanku, atau memang Kagamicchi terlihat sangat manis jika dilihat dari dekat'ssu?"

Blush!

Wajah Kagami memerah mendengar ucapan Kise. Apalagi wajah pemuda pirang itu sangat dekat dengan wajahnya. Kagami mendorong Kise kasar agar menjauhinya.

"A-apa-apaan sih kau ini?! J-jangan mengatakan hal bodoh seperti itu!" Kagami membuang wajahnya. Takut jika Kise melihat wajahnya yang memerah.

"Heee? Aku serius kok'ssu! Aku belum pernah melihat lelaki semanis Kagamicchi'ssu!" Kise mengerucutkan bibirnya sehingga terlihat menggemaskan.

Kagami kembali menatap Kise dan tersenyum kecil. Pemuda pirang itu memang sangat polos dan tingkahnya yang kekanakan mampu membuat Kagami tersenyum.

"Kise, terima kasih." ujar Kagami pelan.

"Untuk apa'ssu?"

"Untuk bajunya. Kau hebat, menjadi sosok orang yang menjadi kunci penampilan Kiseki no Sedai."

Kise melongo menatap Kagami. Ia terlihat tidak percaya dengan apa yang diucapkan gadis itu barusan.

"Kenapa?" Tanya Kagami heran melihat ekspresi Kise.

"Tidak'ssu. Hanya saja... ini baru pertama kalinya ada orang yang mengucapkan terima kasih sambil memujiku'ssu." ujar Kise senang.

"Memang yang lain tidak pernah ada yang mengucapkan hal itu?"

"Belum pernah ada'ssu. Mereka hanya berbicara padaku seperlunya saja'ssu. Bukan hanya aku, tapi memang anggota Kiseki no Sedai jarang berbicara satu sama lain'ssu."

Kagami mengerutkan keningnya heran. Semua anggota Kiseki no Sedai jarang berbicara satu sama lain?

"Termasuk Kuroko juga?"

"Bahkan Kurokocchi adalah yang paling pendiam diantara kami'ssu. Makanya banyak yang heran saat Kagamicchi bisa begitu akrab dengan Kurokocchi'ssu. Padahal biasanya dia hanya dekat dengan Aominecchi'ssu."

Kagami menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Ia bisa akrab dengan Kuroko karena pemuda itu mengingatkannya pada sosok sahabatnya, Mayuzumi Chihiro. Tapi jika mendengar kisah Kise tadi... kenapa Kuroko bisa akrab dengannya?

***

Malam itu, Kagami tidak bisa tidur. Jika mengingat bahwa besok adalah konsernya yang pertama, membuat gadis itu gugup dan mulai berpikiran negatif. Bagaimana jika ia mempermalukan anggota Kiseki no Sedai lainnya? Bagaimana jika ia lupa lirik lagu yang dinyanyikannya? Pikiran-pikiran seperti itu membuat Kagami takut dan tidak bisa memejamkan matanya dengan tenang.

Gadis itu akhirnya menyerah untuk memaksa matanya terpejam. Sebagai gantinya, ia meraih ponselnya dan menghubungi Himuro Tatsuya.

"Halo?"

"Tatsuya-nii!!! Aku kangeeeen!" seru Kagami berlebihan saat Himuro mengangkat telfonnya.

"Tsubasa? Ada apa? Kenapa kau telfon malam-malam begini? Kau baik-baik saja kan?"

Kagami terkikik mendengar rentetan pertanyaan Himuro. Terkadang pemuda poker face itu bisa jadi sangat over protektif padanya sama seperti Taiga.

"Tidak apa-apa, Tatsuya-nii. Aku hanya tidak bisa tidur karena besok konser pertamaku."

"Begitu? Kukira ada apa. Tenang saja, akan kuusahakan untuk datang ke konsermu itu. Oh ya, bagaimana keadaanmu di sana?"

"Keadaanku baik kok. Kecuali ada leader yang berhawa iblis yang entah bagaimana selalu membuatku jengkel."

"Leader berhawa iblis? Ah... maksudmu Akashi Seijuro?"

"Tatsuya-nii tahu dia?"

"Tentu saja. Dia itu adalah orang yang paling menonjol di Kiseki no Sedai. Banyak sekali penggemarnya di luar sana. Apalagi latar belakang ekonominya yang kelas atas. Sudah pasti wajahnya sering muncul bukan hanya di tabloid remaja, tapi juga koran bisnis."

"Tatsuya-nii sepertinya tahu banyak soal Akashi."

"Banyak anak perempuan di sekolahku yang jadi penggemar beratnya. Jadi aku sering mendengar mereka bergosip soal Akashi."

"Ohh... Ehm... Tatsuya-nii... masih ingat tentang Chi-chan?"

"Mayuzumi Chihiro? Tentu saja ingat. Dia pernah bermain basket bersama kita beberapa kali."

"Di sini, aku bertemu dengan orang yang mirip sekali gaya bermainnya dengan Chi-chan. Bukan hanya gaya bermainnya, hawa keberadaannya juga tipis, mungkin malah lebih parah daripada Chi-chan."

"Benarkah? Aku tidak ingat ada orang seperti itu di Kiseki no Sedai."

"Beneran kok! Namanya Kuroko Tetsuya. Dia adalah pemain bayangan keenam Kiseki no Sedai."

"Oh... aku pernah dengar soal itu. Dia memiliki karakter suara yang khas sehingga mampu membuat semua perhatian tertuju padanya."

"Memang. Dia juga yang mengajariku menyanyi di sini."

"Lalu? Apa kau dekat dengannya?"

"Hm... kurasa. Bukan hanya hawa keberadaannya saja yang mirip, tapi sikapnya juga."

Himuro terdiam berusaha mencari kata-kata yang cocok untuk menyahut ucapan Kagami. Dia tahu jika sebenarnya topik tentang Mayuzumi Chihiro adalah topik yang sensitif untuk dibicarakan dengan Kagami Tsubasa. Karena dia juga tahu penyebab kematian Mayuzumi Chihiro dua tahun lalu.

"Sebaiknya kau tidur saja. Ini sudah larut, besok kau bisa bangun kesiangan." ujar Himuro menghindari topik ini lebih jauh.

"Baiklah. Oyasumi, Tatsuya-nii."

"Oyasumi, Tsubasa."

***

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top