First Training With Murasakibara
"Memang kau bisa bermain basket-nanodayo?" Tanya Midorima pada Tsubasa.
"Hm... Dulu aku sering memainkannya." Jawab Tsubasa sambil berusaha mengingat-ingat kapan ia terakhir kali bermain basket.
"Kalau begitu kita coba kemampuanmu."
"Ryouta," Panggil Akashi.
"Iya'ssu?" Kise menatap Akashi.
"Bermainlah melawan Kagami. One on one dalam waktu 5 menit. Siapa yang memasukkan bola paling banyak, dia yang menang." Ujar Akashi tenang namun tajam.
Tsubasa melotot menatap Akashi. Kenapa sih pemuda itu suka sekali menyulitkannya seperti ini?!
.
.
Kiseki no Sedai Music
Disclaimer: Fujimaki Tadatoshi
Genre: Friendship, Drama, Music, Hurt/Comfort, Romance(?)
Warning: AU, OOT, OOC, OC, typo bertebaran dan berbagai macam kekurangan lainnya.
Lagu-lagu yang nantinya bakal muncul di fict ini merupakan image song Kuroko no Basket
.
.
First Training with Murasakibara
.
.
Kise berhasil melakukan dunk kesekian kalinya menghadapi Tsubasa. Sudah dua menit berlalu dan Kise selalu mendominasi permainan, skor sementara 26-10 untuk Kise.
"Saat dia bilang jika dia bisa bermain basket, kupikir kemampuannya akan lebih hebat dari ini-nanodayo." Midorima membetulkan letak kacamatanya yang sama sekali tidak melorot.
"Benarkah begitu?" Tanggap Kuroko. Midorima melirik Kuroko karena ucapannya barusan.
"Tapi... kurasa Kagami-kun sedang menunggu sesuatu." lanjut Kuroko. Midorima mengerutkan alisnya heran, sedangkan Akashi hanya diam dan terus menyaksikkan.
Kali ini Kise kembali mencetak poin dengan tembakan three point.
"Ya ampun Kagamicchi, kau sama sekali tidak bisa menghentikanku'ssu." celetuk Kise.
Tsubasa hanya menyeringai.
"Benarkah? Tapi setelah ini kau tidak akan bisa memasukkan bola lagi. Karena berkat kau, aku jadi ingat kapan terakhir kali aku bermain basket."
"Bagus'ssu. Jadi kau mau serius sekarang?"
Kali ini Tsubasa yang mendribble bola dengan Kise yang menghadangnya. Berbeda dari sebelumnya, kini tatapan Tsubasa benar-benar serius. Ia membuat gerakan pass ke belakang. Kise yang mengetahui itu terkejut dan berusaha merebut bolanya. Namun entah bagaimana, tiba-tiba Tsubasa sudah berada di belakang Kise lalu melakukan tembakan three point dan... masuk!
Para member Kiseki no Sedai melongo melihat adegan barusan. Apa yang terjadi tadi?! Begitulah pikiran mereka saat ini. Kise mulai mewaspadai gerakan Tsubasa. Namun sepertinya percuma saja. Tsubasa bisa melakukan gerakan yang tidak terduga untuk melakukan dunk ataupun three point. Bahkan kini ia bisa menghentikan tembakan Kise baik dunk maupun three point.
"Ini diluar dugaanku. Bakatnya lebih hebat dari yang kukira. Aku tidak akan terkejut jika Ryouta kalah dalam pertandingan ini." Ujar Akashi. Membuat keempat temannya menatap Akashi tak percaya.
Tepat setelah itu, pertandingan berakhir dengan skor 32-38 untuk Tsubasa. Bahkan pada saat terakhir, ia bisa melakukan buzzer beater dengan tembakan three point.
"Wah... kau hebat juga Kagami!" puji Aomine. Tsubasa hanya nyengir.
"Tapi kurasa gerakanku jadi sedikit aneh karena sudah lama aku tidak main basket. Hingga akhirnya aku banyak melakukan kesalahan." ujar Tsubasa agak kikuk.
Aomine membulatkan matanya. Gerakan sehebat tadi ada kesalahannya? Apa maksudnya jika ia benar-benar serius, Kagami akan lebih hebat dari yang tadi? Menarik! Aomine menyukai tipe orang hebat seperti Kagami.
"Kalau begitu, ayo main one on one denganku!" Tantang Aomine.
"Ha?!" Tsubasa terkejut mendengarnya. Tadi dia disuruh Akashi untuk melawan Kise dan sekarang Aomine ingin menantangnya?
"Daiki, kau belum bisa bermain melawan Kagami sekarang." potong Akashi.
"Eh?! Kenapa Akashi?" protes Aomine tidak terima.
"Karena dia harus latihan untuk konsernya. Atsushi, pulanglah bersama Kagami dan lakukan tugasmu." perintah Akashi pada si raksasa ungu Murasakibara.
"Cih, mendokusei." Walaupun menggerutu, toh pemuda besar itu mengambil tasnya dan berjalan keluar gym. Tsubasa ikut mengambil tasnya dan berjalan keluar. Ia tidak mau bertatap muka dengan Akashi dan mendapat masalah baru lagi.
***
Tsubasa berjalan mencari ruangan yang dimaksud Murasakibara. Sepulang sekolah tadi, si raksasa itu menyuruh Tsubasa untuk pergi ke sebuah ruangan yang terletak di koridor lantai tiga. Tsubasa tak habis pikir, dorm milik Kiseki no Sedai itu sebesar apa sih? Ia bahkan tak punya waktu untuk berkeliling dorm besar ini.
"Hoi, Murasakibara..." Tsubasa membuka pintu ruangan yang dimaksud. Baru terbuka sedikit, gadis itu langsung bisa mencium bau manis yang menggoda. Seperti bau cokelat yang menenangkan.
Ia menatap sekeliling. Ruangan itu seperti ruang musik lengkap dengan peralatannya. Mulai dari gitar, bass, piano, keyboard, drum bahkan biola dan harpa pun ada di tempat itu. Selama beberapa saat, Tsubasa hanya bisa terpaku di depan pintu. Ruangan besar itu berlantai kayu dengan lampu gantung besar dan tembok kaca yang menghadap taman belakang dorm yang sangat indah. Melihat suasana ini, membuat Tsubasa tenang dan damai.
"Ah... Kaga-chin, kau sudah datang..." Suara Murasakibara menarik lamunan Tsubasa. Ia bisa melihat pemuda ungu itu tengah duduk di kursi di belakang drum sambil memutar stick drum di tangan kirinya. Sedangkan tangan kanannya digunakan untuk memakan kripik kentang yang bungkusnya sudah terbuka di sampingnya.
Tsubasa berjalan mendekati Murasakibara.
"Apa yang harus kulakukan?"
"Aka-chin memintaku untuk mengajarimu memainkan alat musik."
"Alat musik? Tapi... aku belum pernah memainkan alat musik sebelumnya!"
"Baiklah, pilih saja alat musik yang menurutmu mudah kau kuasai." Suruh Murasakibara tak mempedulikan ucapan Tsubasa sebelumnya.
Tsubasa mengerucutkan bibirnya. Susah juga bicara dengan pemuda ungu ini. Apa semua cowok Kiseki no Sedai itu menyebalkan? Tapi tentu saja sang leader masih menyandang orang paling menyebalkan bagi Tsubasa. Gadis itu segera mengedarkan pandangannya untuk mencari alat musik yang mungkin bisa dimainkannya. Tatapannya langsung tertuju pada sebuah gitar akustik yang terletak tak jauh dari pintu dan mengambilnya.
Seingat Tsubasa, kakak kembarnya hobi main gitar sejak kecil. Bahkan saat SMP, Taiga sempat ngeband. Otomatis ia sering mendengar petikan gitar kakaknya walau tak tahu teorinya.
"Heee, gitar akustik ya? Yah, bahkan orang-orang disini tak ada yang benar-benar ahli memainkannya. Kau nekat juga..."
Tunggu dulu?! Kenapa Murasakibara berbicara seakan Tsubasa hendak melakukan sesuatu yang tidak masuk akal? Gadis itu menggerutu dalam hati.
"Mainkan saja." Suruh Murasakibara.
Tsubasa mengedipkan matanya beberapa kali. Baiklah, mungkin pemuda ungu ini akan mengisi list orang kedua yang menyebalkan bagi Tsubasa. Ini yang namanya latihan? Yang benar saja!
Tsubasa menghela nafas perlahan dan mulai memetik gitarnya. Hanya nada ringan yang dihasilkannya. Cuma sekedar petikan asal yang dia ingat dari permainan gitar kakaknya dulu. Murasakibara hanya mengawasi petikan gitar Tsubasa.
"Oke, cukup! Sekarang dengarkan lagu ini." Tsubasa menghentikan petikan gitarnya dan menatap Murasakibara yang kini menyetel lagu. Tsubasa bisa mendengarkannya lewat sound system yang terpasang di ruang itu.
Wakariau koto ga muzukashii hodo
chigai sugiru no wa meihaku de
Kooto no ue ni tatsu kakugo dake de wa
mitomerareru nante omottenai
Koko de wa risou ya kireigoto nanka
subete ga muimi tte wakannai no?
Iratsukaseru nara oshiete yaru yo
munashisa ni yugamu genjitsu wo
Butsukariau kachikan no hate no
ketsuron ga nan da toshitemo
Daremo ga onaji wake ja nai koto kurai
shitteru
Soredemo tsuranukitai omoi ya yume ga
aru kara
Makerarenai
Dari nada suaranya, Tsubasa yakin ini adalah lagu yang dinyanyikan oleh Murasakibara. Gadis itu heran, cowok raksasa bertampang malas itu punya suara yang keren dan menarik. Setelah lagu itu selesai, Murasakibara menatap Tsubasa.
"Bisa kau mainkan lagu tadi versi akustiknya?"
"Versi... akustik?" Tsubasa melongo. Ya ampun, cowok-cowok Kiseki no Sedai benar-benar gila ya? Mana mungkin ia langsung tahu bagaimana cara membuat lagu tadi versi akustiknya?!
"Kenapa? Bisa tidak?" tanya Murasakibara lagi.
"A-akan kucoba!" Tsubasa langsung duduk di salah satu kursi di ruangan itu dan memetik gitar akustiknya.
Murasakibara hanya mengawasi petikan gitar Tsubasa sambil sesekali mencatat sesuatu di atas papan kecil yang ada di pangkuannya. Begitu selesai, Tsubasa menatap Murasakibara.
"Bagaimana?" Tanya Tsubasa meminta pendapat.
"Baiklah. Latihan selesai, kau bisa keluar sekarang."
"Apa? Kau tidak ingin mengomentari caraku memainkan gitar tadi?"
"Untuk apa aku melakukan hal merepotkan begitu? Sudahlah, keluar sekarang. Aku ingin menghabiskan beberapa cemilanku dulu sebelum makan malam." Ujar Murasakibara seolah mengusir Tsubasa. Gadis itu mendecih pelan sebelum keluar dari ruang musik itu.
***
Akashi terlihat sedang bersantai di beranda lantai teratas dorm. Ia duduk di kursi santai dengan teh dan makanan kecil di sampingnya. Pemuda berambut merah itu membaca sebuah majalah remaja yang sampulnya memajang foto para anggota Kiseki no Sedai tanpa Kagami tentunya.
"Aka-chin," Murasakibara datang menghampiri Akashi.
"Bagaimana, Atsushi?" Tanya Akashi tanpa menoleh pada Murasakibara.
Murasakibara hanya menyodorkan beberapa kertas kepada Akashi yang diterima pemuda itu tanpa menatap sang pemberi. Selama beberapa saat, Akashi mengamati kertas itu secara seksama.
"Sudah kuduga. Baiklah kita mulai latihan berikutnya. Kurasa... giliran Shintarou." Akashi terlihat menyeringai.
Aku akhirnya tahu bakatmu yang sebenarnya, Kagami Taiga!
***
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top